Lucu

Nabi Harun, Juru Bicara dan Tangan Kanan Musa dalam Menghadapi Kemungkaran Fir’aun

Setiap nabi diturunkan pasti ada sekelompok kaum yang kemudian mendustai mereka, Begitupun dengan Nabi Musa. Oleh karenanya, Allah memberi Musa pendamping yang dapat menguatkan beliau saat menyampaikan risalah dan kewajiban dari yang Maha Kuasa.

Jika dalam sebuah kasus, Musa pernah disandingkan dengan Nabi Khidr yang dijadikan sebagai guru, maka Harun adalah saudara sekaligus penyambung lidah darinya kepada ummatnya, Bani Israil. Kisah yang terangkum dalam Al-Quran ini juga akan penulis jelaskan dalam uraian berikut.

Dijadikannya Nabi Harun sebagai juru bicara Musa As bukanlah tanpa sebab. Jika kamu pernah mendengar tragedi di masa kecil Nabi Musa, kamu pasti ingat ketika ia disuruh memilih api dan roti oleh Raja Fira’un. Demi menyelamatkan ia dari Fira’un, Allah mengarahkan Musa untuk memakan bara api, karena hal tersebutlah lidah Musa menjadi kelu dan tidak terlalu fasih.

Ilustrasi Nabi Allah [Sumber gambar]
Selain kesulitan dalam berkomunikasi, ada dua hal lagi yang membuat Harun penting dan perlu mendampingi Musa. 1) Beban psikologis dalam menghadapi ayah angkat Nabi Musa (Fira’un). 2) Beban menghadapi rakyatnya (kaum Qibthi) yang memusuhi Nabi Musa as karena dengan tanpa sengaja telah membunuh seorang diantara kaum itu.

Kehadiran Harun AS juga membantu Musa berdakwah. Dalam satu kesempatan, Musa pernah pergi ke bukit Sinai untuk menerima wahyu. Semasa kepergian Nabi Musa, segala urusan telah diserahkan kepada saudaranya, Nabi Harun. Ia diberi amanah untuk memimpin Bani Israil kepada kebaikan dan menjauhi segala perbuatan mungkar, menyekutukan Allah, serta melakukan hal keji lain.

Tetapi, walaupun telah diseru untuk tidak melakukan hal keji, Bani Israil tetap membangkang. Dipimpin oleh Samiri, mereka malah membuat patung anak sapi untuk  disembah. Hal tersebut tentu membuat Musa marah kepada kaumnya sekaligus kepada saudaranya Harun. Dalam Al-Quran, amarah tersebut dilampiaskan dengan menarik janggut Harun, sehingga warnanya menjadi putih. Namun, kelapangdadaan Harun membuat ia tetap tenang menghadapi hal tersebut. Nyatanya, hingga akhir hayat keduanya tetap berjuang bersama.

Tugu makam nabi Harun [Sumber gambar]
Nabi Harun kemudian wafat di daerah al Tiih, 11 tahun sebelum Nabi Musa. Setelah keduanya meninggal, Bani Israil dipimpin oleh seseorang bernama Yusyaâ. Namun, haltersebut tak berlangsung lama, karena setelah Yusyaâ wafat mereka menjadi kaum yang ingkar dan melanggar aturan, termasuk mengubah kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa.

Yang bisa kita teladani dari Nabi Harun adalah kesabarannya, lapang dada, serta mau berjuang mengorbankan apapun untuk seseorang yang dia cintai. Nabi Harun adalah potret partner berjuang yang totalitas dalam membantu Musa menyampaikan segala dakwahnya.

Share
Published by
Ayu

Recent Posts

Kontroversi Tambang Nikel Raja Ampat, Presiden Akhirnya Cabut Izin Tambang

Kontroversi tambang nikel di kawasan Raja Ampat kini menemui titik terang. Usai jadi perdebatan di…

2 days ago

Perjalanan Kapal Madleen Bawa Bantuan ke Gaza Hingga Dirampas Israel

Konflik Palestina-Israel menemui babak baru. Aktivis lingkungan kondang, Greta Thunberg, memutuskan turun gunung untuk membantu…

4 days ago

Demi Salat Ied Berlatar Gunung Sumbing dan Sindoro, Jamaah Rusak Kebun Tembakau

Kebiasaan netizen Indonesia, selalu ingin mencoba sesuatu yang viral, termasuk saat menyerbu Dusun Garung untuk…

6 days ago

Tips Cegah Kolesterol Naik Saat Konsumsi Daging di Momen Idul Adha

Hari Raya Kurban atau Idul Adha tahun ini sudah di depan mata. Momen yang sangat…

2 weeks ago

Pernyataan Two-State Solution oleh Prabowo tentang Palestina, Masuk atau Nggak?

Presiden RI Prabowo Subianto bikin kaget rakyat Indonesia. Hal ini berhubungan dengan pernyataannya, yaitu bahwa…

2 weeks ago

Profil Ray Dalio yang Diisukan Mundur sebagai Penasehat Danantara

Belum apa-apa, Danantara sudah kena gosip miring. Salah satu orang yang diharapkan segera bergabung dengannya…

2 weeks ago