Nama Venezuela mungkin terdengar tak asing di telinga, apalagi kalau bukan karena kemiskinannya. Negara penghasil minyak terbesar dunia ini benar-benar seperti berada di ambang kehancuran. Alih-alih bisa hidup mewah, mencari sesuap nasinya saja susahnya ampun-ampunan. Inflasi besar-besar telah membuat negara berjuta wanita cantik ini terseok-seok. Entah mengapa, semakin hari kehidupan di Venezuela semakin kacau.
Alhasil, karena negara yang semakin amburadul, segala cara digunakan oleh masyarakat untuk bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan perut. Tak peduli halal atau haram, sudah bisa membeli beras saja sudah Alhamdulillah. Miris memang, namun beginilah rakyat Venezuela bertahan hidup.
Akan sulit sekali pastinya bertahan hidup di negara yang kondisi perekonomiannya di ambang kekacauan. Tidak mengherankan jika di Venezuela pencurian terjadi di mana-mana dan bisa dialami oleh siapapun. Contoh kasusnya saja, pada bulan Januari kemarin salah satu Toserba yang baru lima bulan buka dijarah habis-habisan oleh kawanan perampok. Mereka mengambil segala sesuatu, mulai dari bahan makanan, mesin kasir, hingga barang dagangan lain.
Bersyukurlah jika di negara kita masih bisa menikmati gaji dari hasil bekerja, membeli barang sesuai dengan kebutuhan. Hal tersebut tidak akan dirasakan oleh penduduk Venezuela. Saking miskinnya, gaji hasil bekerja negara ini ditukar dengan kebutuhan pangan yang kadang hanya cukup untuk membeli beberapa kilogram beras saja.
Krisis ekonomi yang sudah mencapai titik kritis membuat banyak anak kurang gizi Venezuela terancam meninggal dunia. Untuk mengatasi masalah ini, selain mencuri dan menukar gaji dengan pangan, masyarakat juga nekad mencuri hewan di kebun binatang. Bayangkan saja, jika di Indonesia kebun binatang adalah tempat rekreasi dan menghilangkan penat, di negara ini kebun binatang menjadi target pencurian. Seperti Zulia Metropolitan Zoological yang terletak di Maracaibo, puluhan hewan sering dikabarkan hilang atau mati dengan tubuh yang sudah terpotong-potong.
Pekerjaan yang satu ini biasanya dilakukan oleh para anak muda Venezuela. Mereka menjadi pemulung barang-barang berharga di Sungai Guare. Kalau sedang beruntung, mereka akan mendapatkan potongan logam mulia, perhiasan, hingga barang berharga lainnya. Namun, tetap saja pekerjaan seperti ini untung-untungan, jika sedang mudah, maka secepat kilat akan selesai, namun jika sedang sulit, tak akan ada yang didapat selain badan yang berlumpur.
Menjumpai uang yang berserakan di jalan adalah pemandangan yang sangat biasa di Venezuela. Selain cara di atas, pedagang kerajinan tangan kreatif memanfaatkan Bolivar yang tak berharga menjadi lebih bernilai. Wilmer Rojas salah satunya, pria 25 tahun ini membuat keranjang, tas, topi hingga dompet dari uang dan menjualnya. Alhasil, karya seni dari lembar-lembar tersebut bisa menghasilkan lebih.
Begitulah memprihatinkannya kehidupan di Venezuela Saboom. Beruntung sekali kita masih berada di negara yang kaya alamnya, mencari pekerjaan juga tidak sulit-sulit amat, makanan masih bisa diperoleh dengan mudah. Kita tentu berharap, jangan sampai Negara kita tercinta ini berakhir seperti Venezuela, yang katanya kaya minyak namun rakyatnya melarat.
Kontroversi tambang nikel di kawasan Raja Ampat kini menemui titik terang. Usai jadi perdebatan di…
Konflik Palestina-Israel menemui babak baru. Aktivis lingkungan kondang, Greta Thunberg, memutuskan turun gunung untuk membantu…
Kebiasaan netizen Indonesia, selalu ingin mencoba sesuatu yang viral, termasuk saat menyerbu Dusun Garung untuk…
Hari Raya Kurban atau Idul Adha tahun ini sudah di depan mata. Momen yang sangat…
Presiden RI Prabowo Subianto bikin kaget rakyat Indonesia. Hal ini berhubungan dengan pernyataannya, yaitu bahwa…
Belum apa-apa, Danantara sudah kena gosip miring. Salah satu orang yang diharapkan segera bergabung dengannya…