Sulawesi sedang berduka, pasalnya pulau ini baru saja digoyang gempa berkekuatan 7,4 SR dengan tsunami setinggi 4 meter. Jangan ditanyakan lagi berapa korban jiwa, ada ratusan mayat bergelimpangan, rumah-rumah terseret air, serta bangunan serta kendaraan yang rusak parah.
Nah, dari kejadian tersebut ada satu peristiwa yang menggugah hati kita semua. Seorang petugas bandara melakukan aksi heroiknya untuk selamatkan banyak nyawa, walau pada akhirnya ia sendiri tak selamat. Bukan hanya satu orang loh yang pernah melakukan ini, beberapa sosok di bawah ini layak menjadi pahlawan di tengah bencana mematikan yang terjadi.
Nama Anthonius Gunawan Agung banyak dibicarakan oleh netizen sesaat setelah gempa yang mengguncang Donggala. Ya, Anthonius merupakan petugas air traffic control (ATC) Airnav Indonesia. Ketika bencana tersebut terjadi, pria 22 tahun ini sedang mengarahkan pesawat Batik Air ID 6231 untuk terbang dari Bandara Mutiara Sis Al-Jufrie, Palu, menuju Bandara Internasional Sultan Hasanuddin di Makassar, Sulawesi Selatan. Menurut pengakuan pilot Batik Air (Capt. Ricosetta Mafella), ia sempat merasakan getaran, namun tak menyadari bahwa ada gempa.
Menjadi pemadam kebakaran sama saja seperti sudah menantang maut. Orang yang bekerja berjibaku dengan si jago merah ini memang bisa kapan saja terenggut namanya. Peristiwa heroik ini terjadi pada tahun 2005 lalu. Subandi, komandan pemadam kebakaran Jakarta Selatan ini tewas dalam tugasnya. Ketika itu, ia sedang bertugas di sebuah gedung di Blok M. Melihat timnya yang terjebak di dalam gedung, Subandi ikut masuk. Tapi, kobaran api karena kehilangan arah untuk keluar dari TKP. Selang yang dibawa Subandi terputus dan akhirnya dia tidak bisa keluar.
Meskipun sudah belasan tahun berlalu, kisah Riyanto terus menjadi kenangan. Ia adalah pahlawan pendekap bom yang meledak di Gereja Eben Haezer Mojokerto pada perayaan natal tahun 2000. Riyanto ketika itu sedang menjalankan tugasnya sebagai banser NU dalam mengamankan gereja ketika kegiatan ibadat sedang berlangsung. Ketika sedang memeriksa, ia menemukan ada bungkusan plastik hitam di bawah salah satu bangku gereja. Mendapati bahwa yang ia pegang adalah bahan peledak, Riyanto cepat membawanya dengan maksud dimasukkan ke dalam parit.
Masih ingat tragedi menyedihkan tiga bom bunuh diri di Surabaya beberapa waktu lalu bukan? Nah, salah satu nama yang layak disebut real hero adalah Aloysius Bayu Rendra Wardhana. Bayu yang merupakan Koordinator Relawan Keamanan Gereja Santa Maria Tak Bercela ketika itu berusaha menghadang pelaku pembawa bom yang mengendarai motor. Karena urung masuk ke gereja, pelaku meledakkan diri yang pada akhirnya membuat Bayu juga tewas bersama mereka.
Ya, begitulah mereka yang menjadi pahlawan dalam beber peristiwa besar yang seharusnya meregang banyak nyawa. Jasa orang seperti mereka membuat kita sadar bahwa masih banyak orang baik di negeri ini. Seperti kata pepatah “Jika tidak bisa menemukan orang baik, maka jadilah salah satu di antaranya”.
Sedang ramai dibicarakan oleh masyarakat Negeri Tirai Bambu, China, seorang pria yang ditangkap gara-gara menyamar…
Bagi aktor kelas dunia, Bruce Willis, dunia terus berputar dan waktu akan terus berjalan. Umur…
Di balik fenomena dan polemik Sound Horeg yang menggemakan Indonesia, muncul sosok yang kini ramai…
Babak baru perjuangan Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong dalam menghadapi putusan majelis hakim dalam…
Di media sosialnya setiap minggu selalu pamer mampu lari 5 kilometer, tapi saat di kantor…
Satuan Pemadam Kebakaran (Damkar) bagaikan pelita di dalam kegelapan. Selalu yang terdepan dalam mendengarkan dan…