Cerita tentang para penyihir ternyata tak hanya ada dalam serial televisi saja, tetapi juga eksisi di kehidupan nyata. Di Indonesia sendiri, sihir ini masuk dalam kategori santet, tenung, dan gendam. Ilmu hitam tersebut sudah dipercayai turun temurun dari para nenek moyang terdahulu dan bisa membuat celaka seseorang.
Salah satu negara yang masih bertetangga dengan Indonesia, tepatnya Papua Nugini, di sini sihir masih menjadi masalah serius. Penyiksaan dan pembunuhan orang yang dianggap penyihir si Papua merupakan hal yang umum, sehingga jarang sekali diliput oleh media massa.
Untuk mengetahui mengapa ilmu sihir masih sangat sering ditemukan di Papua Nugini, kita perlu melihat ke belakang terkait latar belakang kehidupan mereka. Pada akhir tahun 1800-an, ada banyak sekali suku kuno kanibal yang dipaksa untuk hidup dan memasuki era modern oleh Jerman. Sayangnya, pemaksaan ini tak merata, di dataran tinggi seperti Enga masyarakatnya masih hidup berdampingan dengan pemujaan leluhur, animisme, bahkan ilmu yang mereka sebut sebagai sihir.
Hal tersebut sudah mendarah daging dan tak bisa dikesampingkan. Semakin ke sini dan semakin modern, orang-orang yang percaya kepada roh leluhur dan ilmu yang disebut sihir menjadi minoritas, sehingga mereka menjadi incaran bahkan dimusnahkan satu per satu.
Melansir dari tabloidjubi.com, faktor lain yang menjadi penyebab perburuan penyihir adalah gaya hidup yang salah dalam masyarakatnya. Westernisasi membawa perubahan terhadap pola makan dan gaya hidup, sehingga membawa masalah kesehatan baru seperti HIV/AIDS, diabetes, dan penyakit jantung.
Kondisi kesehatan yang buruk tersebutlah membuat mereka mencari kambing hitam, sehingga menyebut penyakit dan penderitaan yang ada dalam masyarakat datangnya dari para penyihir. Kurangnya pengetahuan ilmiah tentang penyakit juga membuat mereka berada dalam kegelapan (ketidaktahuan) selama berabad-abad lamanya.
Setiap ada hal buruk yang terjadi, penyihir yang menjadi sasarannya dan perburuan akan dilakukan. Mereka tak hanya menyisir daerah yang terpencil saja, tetapi juga menyasar ke wilayah perkotaan. Setelah menangkap orang yang tertuduh sebagai penyihir, para pemburu akan membunuh mereka sampai mati dengan segala cara, entah itu disiksa beramai-ramai atau dibakar hidup-hidup.
Kejadian ini bisa menelan korban hingga puluhan nyawa setiap bulannya. Korban yang menjadi objek pun tak kenal usia, bisa saja lelaki, perempuan, bahkan anak-anak sekalipun.
Dilansir dari detik.com, pemerintah sudah berusaha untuk menjelaskan hal terkait sihir ini kepada masyarakat. Peter Ipatas selaku Gubernur Enga telah meminta masyarakat untuk membantu membasmi praktik menuduh orang-orang melakukan praktik sihir dan menyiksa serta membunuh orang-orang yang tidak bersalah.
Perdana Menteri Papua Nugini Peter O’Neill pun telah memberikan edukasi bahwa sihir –dalam bahasa Papua Nugini ‘Sanguma’– bukanlah praktik budaya yang nyata, ini adalah kepercayaan yang salah dan melibatkan penganiayaan dan penyiksaan. Untuk mengurangi adanya perburuan terhadap penyihir, masyarakat akhirnya mendapat penjelasan alternatif tentang hal-hal yang salah di dunia, termasuk penyakit.
BACA JUGA: 7 Penyihir Paling Menyeramkan yang Dipercaya Masih Ada Sampai Sekarang, Lihat Kesaktiannya
Hal ini terjadi karena kurangnya edukasi terhadap masyarakat yang tinggal jauh di pedalaman. Mereka yang belum mengerti tentang penjelasan ilmiah terkait satu penyakit tentu akan berpendapat bahwa segala macam kesialan datang dari penyihir. Kesalahpahaman dan minimnya pendidikan inilah yang membuat banyaknya pertumpahan darah yang terjadi.
Media sosial kini menjadi tempat berbagi cerita dan mencari hiburan, tak heran banyak orang yang…
Jakarta banjir, sudah menjadi “acara” tahunan yang membuat banyak warga menjadi lebih “santuy” saat menghadapinya.…
Siapa sangka sebuah pijatan yang bisa merelaksasi dan menyembuhkan penyakit pada orang dewasa, bisa berujung…
Nama selebgram Chandrika Chika terseret pada kasus penyalahgunaan narkoba yang baru-baru ini terungkap. Tidak sendirian,…
Mendapat tunjangan hari raya (THR) dari perusahaan atau tempat kita bekerja, memang sudah biasa. THR…
Kabar duka datang dari keluarga besar Stand Up Comedy Indonesia. Priya Prayoga Pratama atau lebih…