Tak dapat dipungkiri kalau setiap daerah maju di dunia ini selalu memiliki sisi lain yang tidak diduga. Semisal di Jepang, adanya kota Kamagasaki yang dihilangkan dari peta jadi bukti tak selamanya negeri maju itu makmur. Ya, pastinya selalu ada kemiskinan yang mengikuti meskipun hanya sebagian orang saja.
Keadaan serupa ternyata juga terjadi di Bukares, Rumania. Pasalnya di sana menjadi salah satu ibukota negara penting di Uni Eropa, namun banyak orang yang tinggal di saluran pembuangan. Lalu kenapa bisa seperti itu? Biar gak penasaran simak ulasan berikut.
Bukares mungkin selama ini dikenal sebagai salah satu kota destinasi utama ketika melancong ke Rumania. Di salah satu daerah di Uni Eropa ini memang terkenal dengan bangunan tuanya yang sangat indah. Akan tetapi itu hanya tampang luarnya saja, pasalnya banyak orang-orang yang ternyata tinggal di selokan dan gorong-gorong seolah tak terjamah mata.
Ya, mereka menjalani kehidupan di sana, mulai dari makan, mandi hingga kegiatan harian lainnya. Dilansir dari Tribunnews, ada sekitar 6000 tunawisma yang mendiami tempat itu dan mirisnya 1000 di antaranya adalah anak-anak. Di usia muda, namun mereka harus hidup di saluran pembuangan.
Siapa sangka fenomena para tunawisma yang mendiami kota Bukares ini bukan akhir-akhir ini terjadi. Kejadian tersebut sudah ditemui sejak tahun 1989 di mana dulunya kebanyakan dari mereka lari dari rezim komunis di Rumania. Ya, mereka melarikan diri karena ditutupnya panti asuhan sehingga tak punya lagi tempat bernaung.
Kehidupan manusia gorong-gorong ini sangat menderita lantaran tak adanya fasilitas yang memadai. Bayangkan saja, hidup di saluran pembuangan dan tanpa listrik sama sekali kadang membayangkannya sudah bikin ngeri. Berbagai upaya dilakukan polisi untuk mencegah mereka kembali masuk ke saluran dengan menutupnya. Namun hasilnya sia-sia, mungkin mereka lebih nyaman kembali di saluran.
Salah satu anak yang hidup di saluran pembuangan menceritakan kisah pilunya ketika berada di sana. Robert, mengaku tak tahu siapa sebenarnya orang tuanya. Yang dia ketahui hanyalah kalau dirinya lahir dan hidup di dalam saluran pembuangan itu.
Sudah kurang lebih sekitar 9 tahun dirinya berada di sana, dan menganggap kalau semua yang dia temui di sanalah keluarganya. Hal ini tentunya jadi sebuah permasalahan tersendiri lantaran tidak adanya pendidikan di sana dan kemungkinan adanya tindak kriminal yang terjadi. Berbagai upaya sudah dilakukan, namun kembali lagi hanya hasil nihil yang didapatkan.
Tak dapat dipungkiri kalau adanya tempat seperti itu tentunya akan membuat tindak kriminalitas bisa gampang terjadi. Nah salah satu sosok yang dianggap pemimpin di sana yang sering disebut Bruce Lee, membenarkan akan hal itu. Terutama masalah narkoba, di mana banyak transaksi dan pemakaian di kalangan anak muda saluran pembuangan itu.
Mereka melakukannya dengan alasan untuk melupakan kenyataan pahit yang dialami, selain itu juga agar tidak mudah lapar dan kehausan. Pada tahun 2015, pihak berwajib melakukan operasi narkoba dan menangkapi para pelaku sekaligus bandar. Dan tentu Bruce Lee pun ikut terjaring dalam operasi tersebut.
BACA JUGA: Gak Melulu Bersih, Inilah 4 Fakta Kamagasaki Kota Paling Kumuh di Negeri Sakura Jepang
Bukares memberikan bukti kalau setiap tempat di dunia selalu memiliki sisi lain yang jarang dilihat. Sangat miris melihat nasib dari para anak muda ini yang harus hidup di tempat yang tidak layak. Mengingat kalau mereka kelak juga akan jadi pewaris bangsa.
Media sosial kini menjadi tempat berbagi cerita dan mencari hiburan, tak heran banyak orang yang…
Jakarta banjir, sudah menjadi “acara” tahunan yang membuat banyak warga menjadi lebih “santuy” saat menghadapinya.…
Siapa sangka sebuah pijatan yang bisa merelaksasi dan menyembuhkan penyakit pada orang dewasa, bisa berujung…
Nama selebgram Chandrika Chika terseret pada kasus penyalahgunaan narkoba yang baru-baru ini terungkap. Tidak sendirian,…
Mendapat tunjangan hari raya (THR) dari perusahaan atau tempat kita bekerja, memang sudah biasa. THR…
Kabar duka datang dari keluarga besar Stand Up Comedy Indonesia. Priya Prayoga Pratama atau lebih…