Rencana penutupan beberapa gerai Giant belakangan ini memang mengejutkan banyak pihak. Seperti yang dikutip dari laman finance.detik.com, penutupan 6 toko Giant tersebut disebabkan oleh persaingan ritel makanan di Indonesia yang semakin ketat. Alhasil, anak usaha dari Hero itu praktis hanya tinggal menunggu waktu menjelang ditutup secara resmi.
Menariknya, Hero sebagai induk usaha daripada Giant memiliki sejarah panjang sebelum sukses menjadi bisnis ritel di tanah air. Berkat figur Muhammad Saleh Kurnia atau M.S Kurnia (Wu Lai Tjang), perusahaan yang dulu di awal-awal berdirinya bernama CV. Hero tersebut kini menjadi salah satu pemain ritel besar di Indonesia. Dikutip dari laman resmi Hero, hero.co.id, beginilah perjalanan bisnis M.S Kurnia membesarkan usahanya
Lahir pada 1 Desember 1934 di Sukabumi, Jawa Barat, M.S. Kurnia melalui masa kecilnya dengan penuh perjuangan. Di masa-masa sulit saat hidup di Jakarta, Kurnia kecil harus bekerja keras untuk membantu keluarganya. Bahkan seusai sekolah, dirinya memilih untuk bekerja mengumpulkan uang daripada bermain layaknya anak-anak seusia dirinya. Dari sinilah, ia menempa diri agar memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin.
Menginjak tahun 1954, Kurnia mencoba mendirikan bisnis bersama sang kakak, Wu Guo Chang dalam bentuk CV (Commanditaire Vennootschap) dengan nama CV. Hero. Sayang, sang kakak kemudian undur diri hingga menyisakan Kurnia seorang. Kondisi ini tak mengurangi dirinya untuk terus maju dan melakukan inovasi agar usahanya berkembang. Kesempatan baik itu datang saat masuk ke era 70-an, di mana ia belajar dari fenomena para ekspatriat luar negeri yang kerap pergi ke Singapura untuk berbelanja.
Oleh Kurnia, hal ini menjadi kesempatan besar bagi dirinya. “Dengan mengimpor makanan dan minuman yang mereka butuhkan, kita bisa menjualnya lagi di Jakarta.” ujarnya. Setelah melakukan survey tentang supermarket bersama dengan temannya yang berasal dari Kanada, Mr Charles Turton, di Singapura, Kurnia kian bersemangat untuk membuka usaha serupa di tanah air. Hingga pada 23 Agustus 1971, Hero Mini Supermarket resmi dibuka. Meski sempat kesulitan di awal, usahanya semakin berkembang dengan inovasi berupa pembangunan gudang spesial untuk makanan segar serta mengatur waktu kerja para pegawainya.
Pasang surut dalam menjalankan Hero, telah dirasakan oleh Kurnia. Dari sinilah, pertumbuhan bisnis ritelnya tersebut kemudian berkembang dengan pesat. Salah satu strateginya yang paling dikenal adalah, ia tetap membuka tokonya pada hari Minggu atau musim liburan hingga mendapat respon positif dari para pelanggannya. Dari yang dulunya berawal dari sebuah CV. Hero kini telah berkembang menjadi perusahaan ritel besar. Setidaknya Sampai 1980, Kurnia berhasil membuka 9 cabang Hero Supermarket di Jakarta. Sebuah prestasi yang mengesankan pada masa itu.
BACA JUGA: Kisah Mantan Ojek Payung yang Kini Sukses Kaya Raya dan Menjadi Ketua Ferrari Indonesia
Hero ataupun Giant, mungkin hanya nama supermarket bagi kita. Padahal di balik keberadaannya itu ada sebuah kerja keras yang jalannya agak berbeda dengan para millennial sukses masa kini yang menguasai pasar digital masa kini. Kini nasib banyak karyawan Giant yang dipertahankan ada di tangan pewaris bisnis MS Kurnia tersebut. Kita doakan saja semoga bisa bertahan atau melakukan inovasi-inovasi baru di tengah maraknya sistem belanja online.
Patah hati tampaknya tengah dialami para fans juara ketiga Indonesian Idol musim ke-8 sekaligus vokalis…
Beberapa waktu lalu, viral sebuah video yang memperlihatkan seorang pengemis karena aksinya yang dianggap meresahkan.…
Masyarakat Indonesia sedang berbahagia dan bangga terhadap Tim Nasional (Timnas) Indonesia yang baru saja menorehkan…
Media sosial kini menjadi tempat berbagi cerita dan mencari hiburan, tak heran banyak orang yang…
Jakarta banjir, sudah menjadi “acara” tahunan yang membuat banyak warga menjadi lebih “santuy” saat menghadapinya.…
Siapa sangka sebuah pijatan yang bisa merelaksasi dan menyembuhkan penyakit pada orang dewasa, bisa berujung…