Trending

Ribuan Murid Keracunan, MBG Didesak Evaluasi

Sudah sembilan bulan berjalan, program Makan Bergizi Gratis (MBG)  menjadi mega proyek yang penuh tanda tanya. Permasalahan yang sama dan semakin hari, semakin membesar, yaitu semakin banyak kasus keracunan pada pelajar di berbagai pelosok Tanah Air.

Sejatinya, Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah sebuah program yang bisa dibanggakan masyarakat. Program dari pemerintah ini bertujuan untuk memberikan makanan gratis dan bergizi, bukan hanya untuk siswa-siswi, tetapi juga santri dan santriwati, ibu hamil, serta kelompok rentan lainnya dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, menekan angka stunting, hingga menjadi support system bagi terwujudnya visi Indonesia Emas 2045.

Makin lama, makin banyak siswa yang keracunan MBG

Tapi apa mau dikata, program MBG kini justru menjadi sorotan banyak pihak. Mulai dari masalah porsi dan gizi yang tak layak, hingga membuat anak-anak keracunan hingga masuk rumah sakit.

Berdasarkan catatan Badan Gizi Nasional (BGN), selama sembilan bulan pelaksanaanya hingga tanggal 22 September 2025, setidaknya ada kasus keracunan yang dialami oleh 4.711 orang. Waduh!

Baru kejadian, 301 pelajar keracunan MBGi di Bandung Barat

Dalam kasus terbaru (22/9/20250), keracunan massal pelajar terjadi di Kabupaten Bandung Barat. Tercatat, 301 pelajar merasa mual, pusing hingga muntah setelah mengonsumsi menu MBG berupa nasi, ayam kecap, tahu goreng, sepotong melon, serta beberapa jenis sayuran.

Akibatnya, Pemerintah Kabupaten Bandung Barat segera menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB). Buntut dari kejadian ini, sebanyak 85 dapur MBG di Kecamatan Cipongkor ditutup sementara.

Kasus keracunan terbanyak di Pulau Jawa, apa penyebabnya?

Jumlah kasus keracunan MBG terbesar berada di Pulau Jawa dengan 27 kasus dan korban mencapai 2.606 orang. Berikutnya Pulau Sumatera dengan 7 kasus dan 1.281 orang, serta pulau-pulau lainnya terdapat 11 kasus dengan 824 anak-anak mengalami keracunan. Menurut Kepala Staf Presiden (KSP) M. Qodari, puncak kejadian tertinggi dari keracunan MBG ini pada bulan Agustus 2025 lalu dengan persebaran terbanyak pada Provinsi Jawa Barat.

Berdasarkan keterangan Qodari, melonjaknya jumlah korban keracunan Makan Bergizi Gratis adalah minimnya kesadaran yang dimiliki tim Satuan Pelayanan dan Pemenuhan Gizi (SPPG). Kaitannya adalah tentang bagaimana cara mereka menjalankan standar operasional prosedur (SOP) keamanan pangan yang baik dan benar.

Demi meminimalisir kasus keracunan dan inkompetensi, Qodari mengingatkan agar SPPG harus memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS). Ini akan menjadi bukti keabsahan bahwa SPPG terkait mengerti tentang pemenuhan standar baku mutu hingga persyaratan keamanan pangan olahan dan pangan siap saji.

Ribuan SPPG masih belum punya sertifikat SLHS

Tapi, bagaimana orang tua tidak khawatir? Pasalnya, SPPG yang memiliki SLHS sangat-sangat minim. Qodari menerangkan bahwa hanya segelintir SPPG yang layak menjalankan program MBG.

Berdasarkan keterangan yang didapat dari Kementerian Kesehatan, dari 8.583 SPPG yang ada di Indonesia, per 22 September 2025, hanya 34 SPPG saja yang sudah memiliki SLHS. Sementara sisanya, yaitu 8.549 SPPG yang sudah ada belum memiliki SLHS.

Meski ada desakan untuk evaluasi, MBG tetap jalan terus?

Wakil Kepala BGN, Nanik S. Deyang mengatakan bahwa pihaknya telah membentuk tim investigasi, yang terdiri dari tim kesehatan dan kimia untuk mempercepat penanganan kasus keracunan MBG. Hal ini tentu bertolak belakang dengan pendapat pakar-pakar lain yang menginginkan agar MBG segera dievaluasi secara menyeluruh demi pelaksanaan yang lebih baik.

Jasra Putra, Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta pemerintah menghentikan sementara MBG hingga memiliki pelaksanaan yang lebih baik. Sementara Kepala Center of Digital Economy INDEF, Izzudin Al Farras menyebut bahwa angka keracunan yang mencapai 5.000 orang itu terlalu banyak. Perlu ada pembenahan sebelum memperluas cakupan dan menambah anggaran MBG di tahun berikutnya.

Bagaimana dengan pendapat Anda?

Share
Published by
Bayu Yulianto

Recent Posts

Habis Dikritik, BPMI Kembalikan ID Pers Istana Jurnalis CNN yang Tanya Soal MBG

Sedang ramai di media sosial dan media massa tentang aksi nekat Biro Pers, Media, dan…

2 hours ago

Sosok Glory Lamria, Diaspora yang Disorot Pasca Sambut Prabowo dan Berenang di Hotel Mahal

Nama Glory Lamria kini menjadi sorotan warganet. Paras cantik diaspora yang tinggal di Amerika Serikat…

2 days ago

Kasus Walikota Prabumulih Pecat Kepala Sekolah Anaknya, Sebut Berita di Media Hoaks

Kasus pencopotan jabatan Kepala Sekolah SMPN 1 Prabumulih, Sumsel terus bergulir bak bola panas. Apalagi…

6 days ago

Sutan Sjahrir: ‘Si Kancil’ yang Jadi Perdana Menteri RI Pertama

Dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, ada satu nama yang sangat populer di kalangan masyarakat, yaitu…

2 weeks ago

Ferry Irwandi Sedang Naik Daun, Paling Dicari Anak Muda hingga Tentara

Nama Ferry Irwandi kini sedang mencuri perhatian publik. Tak hanya di dunia maya, wajahnya kini…

2 weeks ago

Sederet Kontroversi Menteri Keuangan Purbaya yang Baru Saja Dilantik

Indonesia akhirnya memiliki Menteri Keuangan yang baru. Setelah sekian tahun dijabat oleh Sri Mulyani, muncul…

3 weeks ago