Banyak orang bilang kalau syawal itu memang bulan yang penuh berkah, pasalnya akan pasangan yang melangkah menuju pelaminan. Nah, masalahnya sekarang adalah semua orang tentu ingin menikah, hanya saja kadang belum ada pasangan yang siap diajak hidup bersama.
Sementara di berbagai penjuru Indonesia sibuk mencari jodoh dengan punya pacar, para lelaki di Kecamatan Lakudo, Buton Tengah, Sulawesi Tenggara punya tradisi sendiri untuk mendapatkan hati wanita yang mereka sukai. Melalui Kamomose mereka mengharapkan menemukan seseorang yang tepat untuk dijadikan istri.
Kamomose berasal dari kata ‘komomo’ dan ‘poose ose’. Kamomo artinya bunga yang hampir mekar, sedangkan ‘poose ose’ artinya berjajar secara teratur. Secara harfiahnya, Kamomose ini adalah mengenalkan anak gadis yang sudah dirasa cukup dewasa kepada para pemuda kampung. Menurut salah satu masyarakat, tradisi Kamomose ini adalah warisan leluhur yang sudah dilaksanakan setiap tahun. Pelaksanaannya pun selalu setiap lebaran usai.
Menjadi jomblo di Buton mungkin tak terlalu mengenaskan dan sering galau seperti yang dialami kebanyakan millennial sekarang. Mereka akan mendapat angina segar saat Kamomose. Tradisi unik ini selalu berlangsung setelah lebaran, baik Idul Fitri maupun Idul Adha. Yang mengikuti ini tentu hampir semua muda-mudi yang sudah siap menikah dan membangun rumah tangga. Tak berlaku untuk bapak-bapak yang ingin poligami ya Sahabat.
Sama banyaknya seperti lelaki, akan ada ratusan wanita muda yang mengikuti Kamomose dan akan dipilih sebagai calon istri. Mereka berderet hingga seratus meter dengan memakai pakaian adat. Wanita-wanita tersebut akan membawa baskom besar yang berisi lilin dan wajib meletakkannya di depan mereka. Untuk apa ya baskom tersebut? Simak terus kelanjutannya.
Untuk para pria, mereka wajib memiliki kacang tanah –yang nantinya dilepmar ke dalam baskom. Selain kacang, bisa juga uang, minuman, atau benda lain. Jika seorang pemuda punya ketertarikan kepada lawan jenisnya, maka ia bisa melemparkan kacang atau makanan ke dalam baskom si perempuan. Dalam hal ini, perempuan akan membuat rundingan dengan orangtuanya, jika mereka setuju maka akan dilanjutkan ke tahap yang lebih serius.
Kalau menurut penulis, pelaksanaan tradisi Kamomose ini adalah salah satu cara agar anak-anak muda tidak terjebak dalam hubungan tak jelas yang melakukan banyak kelakuan aneh. Dalam ajang ini, siapa yang sudah serius maka silakan lanjut ke jenjang yang lebih serius yakni pernikahan.
Patah hati tampaknya tengah dialami para fans juara ketiga Indonesian Idol musim ke-8 sekaligus vokalis…
Beberapa waktu lalu, viral sebuah video yang memperlihatkan seorang pengemis karena aksinya yang dianggap meresahkan.…
Masyarakat Indonesia sedang berbahagia dan bangga terhadap Tim Nasional (Timnas) Indonesia yang baru saja menorehkan…
Media sosial kini menjadi tempat berbagi cerita dan mencari hiburan, tak heran banyak orang yang…
Jakarta banjir, sudah menjadi “acara” tahunan yang membuat banyak warga menjadi lebih “santuy” saat menghadapinya.…
Siapa sangka sebuah pijatan yang bisa merelaksasi dan menyembuhkan penyakit pada orang dewasa, bisa berujung…