Hipnotis sejak lama sudah jadi topik yang banyak dibicarakan, mulai dari cerita atau plot film, pertunjukan, hingga aksi kriminalitas yang memanfaatkan teknik ini. Meski begitu nggak banyak orang yang benar-benar tahu apa hipnotis itu sebenarnya.
Sebagian orang menganggap hipnotis ada hubungannya dengan dunia mistis. Padahal, ada banyak sisi hipnotis yang bisa dijelaskan secara ilmiah. Karena itulah, yuk menggali lebih dalam tentang apa itu hipnotis.
Ketika melakukan hipnotis, seseorang dengan sengaja memengaruhi orang lain agar masuk dalam kondisi yang mirip tidur. Hanya saja, mereka sebenarnya nggak benar-benar tidur.
Subjek yang dihipnotis sebenarnya bangun dengan konsentrasi yang terpusat pada sugesti yang diberikan. Di saat yang sama, tingkat kewaspadaan diri subjek juga berkurang. Itulah kenapa orang yang dihipnotis mau ‘mendengarkan’ kata-kata orang yang menghipnotisnya.
Hipnotis mungkin memang baru populer beberapa tahun terakhir ini. Tapi, ilmu ini sebenarnya sudah banyak digunakan sejak lama. Pada awal tahun 1800an, hipnotis digunakan sebagai anastesi atau pembiusan.
Mundur lagi sampai 3 ribu tahun sebelumnya, kebudayaan kuno ternyata juga memanfaatkan praktik hipnotis. Bangsa Mesir Kuno dan Yunani Kuno termasuk beberapa yang mempraktikan metode ini.
Hipnotis nggak cuma digunakan sebagai alat pertunjukan atau tindakan kriminal saja. Nyatanya, banyak manfaat positif yang bisa didapatkan dengan melakukan hipnoterapi.
Hipnoterapi banyak digunakan untuk mengatasi masalah mental seperti obsesif kompulsif, rasa malu, krisis percaya diri, dan sebagainya. Bahkan, hipnoterapi juga digunakan sebagai metode untuk membantu proses medis seperti persalinan.
Kebanyakan orang berpikir bahwa penghipnotis akan punya kendali penuh terhadap subjeknya. Faktanya, hipnotis nggak bisa memaksa seseorang melakukan sesuatu yang bertentangan dengan keinginannya. Jika seseorang membuka rahasia gelapnya dalam kondisi dihipnotis, artinya ia memang sebenarnya ingin membuat pengakuan itu. Kalau dia nggak benar-benar mau bercerita, hipnotis nggak akan bisa memaksanya.
Kesalahan konsep lainnya adalah hipnotis membuat seseorang nggak ingat apa yang terjadi selama dihipnotis. Faktanya, mereka tetap sadar dengan apa yang terjadi di sekitarnya. Mereka bukan dalam keadaan pingsan atau tidur, melainkan dalam kondisi terjaga dan sangat memusatkan perhatian.
Di Indonesia pernah beberapa kali terjadi kejahatan hipnotis atau yang lebih dikenal dengan gendam. Mereka menghipnotis korbannya untuk menyerahkan segala harta bendanya. Nah, hal ini sebenarnya bisa dicegah.
Karena hipnotis adalah proses sugesti, kita sebenarnya bisa menolaknya. Selalu waspada dan awas dengan segala hal yang ada di sekitar kita dan jangan membiarkan pikiran kosong. Hal ini membuat alam bawah sadar jadi terbuka lebar sehingga sangat mudah diberi sugesti.
Perlu juga waspada pada orang yang tiba-tiba menepuk dan mengajak bicara. Karena mereka biasanya mensugesti lewat ucapannya. Karena itulah segera pergi dari sana dan alihkan perhatian ke sesuatu yang lain.
Hipnotis sebenarnya memang bukan hal yang aneh atau seram. Hanya saja, penyalahgunaannya yang membuat ilmu ini jadi memiliki kesan negatif. Padahal, jika digunakan untuk tujuan yang baik, hipnotis juga bisa memiliki banyak manfaat bagi manusia.
Patah hati tampaknya tengah dialami para fans juara ketiga Indonesian Idol musim ke-8 sekaligus vokalis…
Beberapa waktu lalu, viral sebuah video yang memperlihatkan seorang pengemis karena aksinya yang dianggap meresahkan.…
Masyarakat Indonesia sedang berbahagia dan bangga terhadap Tim Nasional (Timnas) Indonesia yang baru saja menorehkan…
Media sosial kini menjadi tempat berbagi cerita dan mencari hiburan, tak heran banyak orang yang…
Jakarta banjir, sudah menjadi “acara” tahunan yang membuat banyak warga menjadi lebih “santuy” saat menghadapinya.…
Siapa sangka sebuah pijatan yang bisa merelaksasi dan menyembuhkan penyakit pada orang dewasa, bisa berujung…