Categories: Tips

Sundang Majapahit, Seni Bela Diri Kuno Terbaik yang Dipelajari Pasukan Kerajaan

Di era modern seperti sekarang, Indonesia memiliki cukup banyak seni bela diri tradisional. Salah satu yang paling terkenal adalah pencak silat yang keunikan dan kehebatannya sudah diakui dunia. Bahkan seni bela diri ini bisa disejajarkan dengan taekwondo dari Korea Selatan atau Kendo dari Jepang yang sudah banyak bermunculan di Indonesia.

Jauh sebelum pencak silat atau seni bela diri mana pun ada di Indonesia, negeri ini memiliki satu seni bela diri yang tangguh. Kerajaan Majapahit mengembangkan seni bela diri ini untuk pasukan-pasukan terbaiknya. Mereka mengajarkan teknik berperang yang unggul hingga susah sekali untuk dikalahkan. Inilah Sundang Majapahit yang melegenda tapi akhirnya terlupa itu.

Pencipta Sundang Majapahit

Orang yang pertama kali memperkenalkan Sundang Majapahit atau seni bela diri khas Majapahit ini adalah Mahesa Anabrang. Salah satu pentolan dari Majapahit ini menggabungkan seni bela diri militer yang dimiliki oleh kerajaan Singasari dan juga kawasan Dharmasraya yang terletak di Sumatra Barat.

Pasukan Majapahit [image source]
Penggabungan dua seni bela diri yang unik ini akhirnya membentuk Sudang Majapahit yang sangat memikat. Dengan seni bela diri ini, seorang prajurit perang bisa menggunakan teknik patahan yang dikombinasikan dengan beberapa senjata seperti perang dan juga keris. Dua senjata ini akan berada di tangan kiri dan kanan prajurit hingga saja yang diserang akan tewas di tempat.

Teknik Bertarung Sundang Majapahit

Secara garis besar, Sundang Majapahit memiliki teknik pertarungan  yang terbagi menjadi beberapa unsur. Pertama ada unsur pertahanan yang disebut dengan Sundang Gunung. Lalu ada aspek penyerangan dan penaklukan dengan nama Sundang Kali dan Sundang Laut. Terakhir ada Sundang Angin untuk bentuk penyusupan dan Sundang Matahari untuk perlindungan raja dan keluarganya.

Sundang Majapahit [image source]
Unsur yang ada pada Sundang Majapahit di atas bisa dikombinasikan satu dengan yang lainnya. Semuanya memiliki fungsi sendiri-sendiri dan akan membantu dalam pertarungan. Selama masih ada senjata seperti pedang dan keris, segala teknik Sundang Majapahit bisa dilakukan dengan baik dan benar.

Penurunan Ilmu Sundang Majapahit

Sundang Majapahit dikenal sangat mematikan hingga siapa saja yang melawan pemilik seni bela diri ini sama halnya bunuh diri. Ranggalawe tubuhnya tercabik-cabik setelah tidak mampu mengungguli kekuatan dari Mahesa Anabrang. Ilmu ini tidak bisa dihentikan di tengah jalan. Sekali ilmu digunakan maka siapa saja yang jadi lawannya akan ditebas hingga tidak bernyawa.

Generasi baru sundang majapahit[image source]
Saktinya bela diri yang diciptakan oleh Mahesa Anabrang membuat tidak semua orang bisa mempelajarinya. Dia menurunkan ilmu ini pada anaknya yang bernama Adityawarman. Dari Adityawarman inilah ilmu ini diturunkan ke pasukan-pasukan kerajaan Majapahit dan juga kerajaan bawahan seperti Dhamasraya yang ada di Sumatra, Bugis Gowa, dan Sulu yang ada di Filipina.

Hilangnya Sudang Majapahit dan Munculnya Seni Bela Diri Baru

Setelah Majapahit akhirnya hancur dan kerajaan tidak bisa diselamatkan lagi. Seni bela diri ini praktis menghilang dan tidak bisa ditemukan lagi. Beberapa kerajaan yang dahulu diajarkan juga sudah banyak yang menghilang kecuali Kerajaan Sulu yang ada di Filipina. Seni bela diri ini masih dikembangkan hingga sekarang dan menjadi salah satu seni bela diri khas Filipina.

Eskrima [image source]
Apa yang harusnya dimiliki Indonesia itu justru menjadi milik negara lain. Bahkan seni bela diri yang akhirnya diberi nama Eskrima itu sudah masuk ke Indonesia. Banyak orang belajar seni bela diri yang konon asli Filipina namun nenek moyang kita yang mengajarkannya di masa Majapahit. Miris!

Inilah sedikit ulasan tentang Sudang Majapahit yang merupakan seni bela diri dari kerajaan Majapahit. Kalau saja seni bela diri ini masih ada, mungkin akan dipelajari oleh TNI atau Polri yang menjadi tulang punggung keamanan negara.

Share
Published by
Adi Nugroho

Recent Posts

Wah Ratusan KK Warga Desa Wunut Klaten Mendapat THR 400 Ribu dari Pendapatan Desa!

Mendapat tunjangan hari raya (THR) dari perusahaan atau tempat kita bekerja, memang sudah biasa. THR…

3 days ago

Idap Anemia Aplastik Sejak Tahun Lalu, Babe Cabita Hembuskan Napas Terakhirnya

Kabar duka datang dari keluarga besar Stand Up Comedy Indonesia. Priya Prayoga Pratama atau lebih…

2 weeks ago

Kecelakaan Maut KM 58 Tol Cikampek Sebabkan 12 Orang Meninggal Dunia Seketika

Kecelakaan maut terjadi di Tol Jakarta-Cikampek, Karawang, Jawa Barat, tepatnya pada Km 58, pada hari…

2 weeks ago

Misteri Kematian Ibu Muda di Gresik, Uang Raib hingga Saksi Ditemukan Meninggal

Misteri masih menyelimuti kematian seorang ibu muda di Gresik bernama Wardatun Toyyibah. Perempuan berusia 28…

3 weeks ago

Suami Sandra Dewi Jadi Tersangka Kasus Korupsi Penambangan Liar Timah di Bangka Belitung

Pernikahan artis Sandra Dewi dan Harvey Moeis sempat menjadi perbincangan publik karena mewah dan bak…

4 weeks ago

Buka Galangan Dana untuk Ibu, Singgih Sahara Salah Gunakan hingga 200 Juta untuk Pribadi

Nama Singgih Sahara, komika asal Semarang, belakangan menjadi sorotan publik lantaran hal yang dilakukannya membuat…

4 weeks ago