Tips

Gagal Ginjal Misterius Jangkiti Ratusan Anak Indonesia, Kenali Gejalanya!

Ada banyak sekali jenis penyakit yang mengintai kesehatan masyarakat dari hari ke hari. Saat ini, gagal ginjal akut (acute kidney injury) misterius tengah menyerang ratusan anak-anak di Indonesia, dari balita hingga anak yang berusia belasan tahun.

Mengapa dikatakan misterius? Karena, pihak kedokteran pun belum menemukan penyebab dari maraknya penyebaran penyakit ini. Lebih lengkapnya, simak penjelasan Boombastis.com berikut ini!

Penyebab gagal ginjal yang belum diketahui

Kasus gagal ginjal pada anak saat ini menjadi salah satu trending topic kesehatan yang ramai dibicarakan. Saat ini, ada kurang lebih 131 anak (tersebar di 14 provinsi) di Indonesia yang didiagnosa mengalami gangguan pada organ ginjal. Adapun penyebab dari penyakit ini masih belum diketahui dan masih dalam proses penelitian.

Anak yang terkena gangguan ginjal [sumber gambar]
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, di mana sebagian pasien gangguan ginjal dirawat. Melansir BBC News Indonesia, juru bicara Kementerian Kesehatan dr. Syahril Mansyur mengatakan bahwa hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan tidak adanya bakteri atau virus yang spesifik yang menjadi penyebab penyakit ini.

Ciri-ciri anak yang menderita gagal ginjal

Lalu, apa ada ciri-ciri spesifik yang diderita oleh anak yang mengalami gangguan ginjal ini? Nah, menurut penjelasan dari Ketua Pengurus Pusat IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), biasanya anak-anak yang menderita ginjal mempunyai riwayat penyakit bawaan. Namun, kondisi kali ini berbeda, karena anak-anak yang ditemukan mengalami gangguan ginjal adalah pasien normal dan tidak mempunyai riwayat penyakit ginjal sebelumnya.

Ciri-ciri gangguan ginjal [sumber gambar]
Umumnya, penyakit ginjal ditandai dengan hilangnya cairan dalam waktu singkat karena beberapa sebab, seperti diare, dehidrasi, pendarahan hebat, atau berada di fase shock saat demam berdarah. Tetapi, kali ini belum ada sebab pasti, hanya saja saat datang ke rumah sakit, anak mengalami jumlah penurunan urine atau air seni. Sebelumnya, keluhan anak-anak tersebut hanya batuk, pilek, diare atau muntah, lalu kencing dalam jumlah sedikit atau tidak sama sekali.

Tanggapan dari IDAI terkait masalah ini

Saat ini, baik Kemenkes maupun IDAI telah melakukan sejumlah usaha untuk menekan maraknya penyakit ini. Kemenkes telah menerbitkan panduan untuk menangani penyakit ini dan mengimbau agar masyarakat tidak panik. IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) mengemukakan bahwa beberapa pasien telah sembuh setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Penyakit ini masih dalam penelitian [sumber gambar]
Namun, para orang tua tetap harus waspada, karena angka kematian sejak Januari-Juli lalu sejumlah 30%. Pada bulan Agustus ada 35 kasus, sedangkan September lalu, jumlah pasien meningkat menjadi 75 kasus. Sampai bulan Oktober, sudah ada 9 kasus. Adapun perawatan yang didapatkan oleh pasien adalah terapi obat dan cairan (bagi pasien yang ginjalnya tidak memproduksi urine). Jika setelah diberi obat tetapi masih belum bisa memproduksi urine, maka mau tidak mau anak harus menjalankan cuci darah.

Imbauan untuk para orang tua dari IDAI

IDA memberikan imbauan kepada para orang tua di Indonesia untuk tetap waspada. Orang tua harus tetap memberikan cairan yang cukup kepada anak yang sedang menderita batuk, pilek, demam, atau diare. Jika anak tidak mau minum, maka bisa langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

Imbauan untuk para orang tua [sumber gambar]
Orang tua juga harus tetap memantau jumlah urine anak, karena saat frekuensi urine terus menurun, hal ini tidak bisa ditangani sendiri melalui perawatan di rumah. Untuk anak dengan berat 10 kilogram, normalnya akan memproduksi urine 1 cc per jam. Sehingga dalam sehari, anak akan menghasilkan 240 cc air seni (seukuran gelas air minuman kemasan).

BACA JUGA: 5 Fakta Hepatitis Misterius, Penyakit Meresahkan yang Muncul Saat Covid-19 Mulai Terkendali

Penyakit gangguan ginjal akut ini masih dalam penelitian hingga kini. Harapannya, semoga IDAI dan petugas medis segera menemukan penyebab dari maraknya penyakit ini. untuk para orang tua, diharapkan agar tidak panik dan tetap memantau kesehatan anak masing-masing. Jika ada gejala seperti yang sudah disebutkan di atas, segera bawa anak Anda ke rumah sakit terdekat.

Share
Published by
Ayu

Recent Posts

Seorang Ibu Harus Kehilangan Bayinya karena Dipijat Nenek Buyut Sejak Baru Lahir

Siapa sangka sebuah pijatan yang bisa merelaksasi dan menyembuhkan penyakit pada orang dewasa, bisa berujung…

4 hours ago

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Usai Pesta Ganja Pakai Modus Baru Rokok Elektrik

Nama selebgram Chandrika Chika terseret pada kasus penyalahgunaan narkoba yang baru-baru ini terungkap. Tidak sendirian,…

2 days ago

Wah Ratusan KK Warga Desa Wunut Klaten Mendapat THR 400 Ribu dari Pendapatan Desa!

Mendapat tunjangan hari raya (THR) dari perusahaan atau tempat kita bekerja, memang sudah biasa. THR…

4 days ago

Idap Anemia Aplastik Sejak Tahun Lalu, Babe Cabita Hembuskan Napas Terakhirnya

Kabar duka datang dari keluarga besar Stand Up Comedy Indonesia. Priya Prayoga Pratama atau lebih…

2 weeks ago

Kecelakaan Maut KM 58 Tol Cikampek Sebabkan 12 Orang Meninggal Dunia Seketika

Kecelakaan maut terjadi di Tol Jakarta-Cikampek, Karawang, Jawa Barat, tepatnya pada Km 58, pada hari…

2 weeks ago

Misteri Kematian Ibu Muda di Gresik, Uang Raib hingga Saksi Ditemukan Meninggal

Misteri masih menyelimuti kematian seorang ibu muda di Gresik bernama Wardatun Toyyibah. Perempuan berusia 28…

4 weeks ago