Tips

Heboh Ratusan Mahasiswa di Bandung Mengidap HIV/AIDS, Kenali Gejala dan Cara Pencegahannya

Siapa yang tidak mengenal penyakit HIV/AIDS? Penyakit mematikan ini sudah membunuh 680 ribu nyawa orang di seluruh dunia. Dilansir dari Liputan 6, terdapat sekitar 37 juta orang yang mengidap HIV pada tahun 2020. Virus yang ditularkan dapat menurunkan kemampuan tubuh melawan infeksi dan penyakit.

Namun baru-baru ini Dinkes Bandung  membeberkan fakta mengejutkan, karena terdapat kasus baru bahwa ratusan mahasiswa di Bandung dinyatakan mengidap HIV/AIDS. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Berikut Boombastis.com berikan informasinya.

Ratusan mahasiswa dan IRT di Bandung mengidap HIV

Belakangan Indonesia dihebohkan dengan ratusan mahasiswa di Bandung mengidap HIV/AIDS. Dilansir dari Detik, dari akumulasi data tahun 1991-2021, sebanyak 12.358 kasus HIV terdata di Indonesia. Ditemukan bahwa 5.943 di antaranya adalah warga Bandung. Dari data tersebut, ditemukan bahwa 6,9 persen, atau 414 kasus HIV diidap oleh mahasiswa Bandung. Hal ini menjadi keresahan tersendiri, mengingat mahasiswa masih berada di usia produktif. Di mana seharusnya mereka menjadi harapan masa depan bangsa.

Ilustrasi positif HIV [sumber gambar]
Beberapa di antara mahasiswa di Bandung yang terkena HIV disebabkan karena pemakaian suntik narkoba yang bergantian dan melakukan seks bebas. Namun, sebenarnya mahasiswa di Bandung itu peringkatnya termasuk di bawah. Karena 30 persen pengidap HIV merupakan pekerja swasta dan terdata bahwa 664 orang pengidap HIV di Bandung merupakan ibu rumah tangga (IRT). Mirisnya, para IRT mengidap HIV karena tertular suaminya yang suka ‘jajan’ di luar tanpa pengaman.

Gejala HIV/AIDS menurut Dinkes

Data tersebut didapat dari aplikasi SIHA (Sistem Informasi HIV/AIDS). Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Bandung dr. Ira Dewi Jani, pengidap penyakit ini tidak akan pernah bisa sembuh. Bila sudah terdiagnosa HIV, maka virusnya akan tetap ada sampai meninggal dunia. Dinkes Bandung juga mengatakan mayoritas pengidap HIV merupakan usia produktif, yaitu mulai dari 29 hingga 45 tahun.

Ilustrasi mahasiswa di Bandung yang didapati terjangkit HIV/AIDS [sumber gambar]
Gejala awal penyakit ini mirip seperti penyakit flu. Namun, penyakit flu yang diderita pasien HIV/AIDS dapat terjadi selama dua hingga empat minggu. Gejala umum lainnya dapat diketahui dengan penurunan berat badan secara drastis dalam satu bulan, penurunan kesadaran hingga fungsi neurologis, diare kronis hingga demam berkepanjangan. Bila sudah mencapai stadium akhir, penderita HIV harus segera melakukan terapi antiretro viral (ARV). Oleh karena itu, pentingnya mendeteksi sejak dini agar dapat dilakukan pengobatan untuk memiliki harapan hidup sehat dan produktif.

Cara penularan HIV/AIDS

Untuk mencegah terjangkit HIV/AIDS, maka perlu diketahui penyebab penularannya. Penularan yang paling banyak berpengaruh adalah dari hubungan seksual yang bukan dengan pasangan. Termasuk hubungan heteroseksual, homoseksual, biseksual, dan penggunaan jarum suntik. Menurut Dinkes, penularan menggunakan jarum suntik memiliki resiko yang kecil namun tetap berpotensi tertular.

Dengan mengetahui cara penularan HIV/AIDS hal itu dimungkinkan untuk mengurangi resiko tertular [sumber gambar]
Tak hanya itu, penularan bisa terjadi bila melakukan kontak lansung dengan pengidap HIV. Seperti darah, air mani dan juga cairan yang berada di dalam usus besar yang mengarah ke anus, asi, dan cairan vagina. Virus ini akan membunuh sel-sel yang bertugas melawan penyakit dalam tubuh serta berproduksi dengan mengambil sel tubuh yang diinfeksinya. Sehingga semakin hari pengidap HIV akan mengalami penurunan imunitas tubuh.

Pencegahan HIV/AIDS

Setelah mengetahui penyebab terjangkitnya virus ini, alangkah baiknya bila melakukan pencegahan sedini mungkin dengan tidak berganti-ganti pasangan saat melakukan hubungan seksual. Dengan menjadi setia untuk satu pasangan, dapat mengurangi resiko tertularnya HIV/AIDS.

Pentingnya pemberian informasi mengenai HIV/AIDS sedini mungkin untuk mengurangi penyebarannya [sumber gambar]
Pentingnya mengetahui bahaya penggunaan narkoba bahkan dengan penggunaan jarum suntik untuk bersama dapat berpotensi menularkan HIV/AIDS. Dengan pengetahuan akan hal ini diharapkan orang-orang dapat lebih berhati-hati agar penularan virus ini tidak semakin menyebar.

BACA JUGA: 

Pentingnya pemberian informasi sejak dini dibangku sekolah mengenai penyakit HIV/AIDS dapat menguranngi potensi penyebarannya. Informasi yang didapat haruslah mengenai penyakit HIV/AIDS itu sendiri, cara penularan dan cara pencegahan hingga dapat menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Share
Published by
Terry

Recent Posts

Kontroversi Tambang Nikel Raja Ampat, Presiden Akhirnya Cabut Izin Tambang

Kontroversi tambang nikel di kawasan Raja Ampat kini menemui titik terang. Usai jadi perdebatan di…

3 days ago

Perjalanan Kapal Madleen Bawa Bantuan ke Gaza Hingga Dirampas Israel

Konflik Palestina-Israel menemui babak baru. Aktivis lingkungan kondang, Greta Thunberg, memutuskan turun gunung untuk membantu…

5 days ago

Demi Salat Ied Berlatar Gunung Sumbing dan Sindoro, Jamaah Rusak Kebun Tembakau

Kebiasaan netizen Indonesia, selalu ingin mencoba sesuatu yang viral, termasuk saat menyerbu Dusun Garung untuk…

1 week ago

Tips Cegah Kolesterol Naik Saat Konsumsi Daging di Momen Idul Adha

Hari Raya Kurban atau Idul Adha tahun ini sudah di depan mata. Momen yang sangat…

2 weeks ago

Pernyataan Two-State Solution oleh Prabowo tentang Palestina, Masuk atau Nggak?

Presiden RI Prabowo Subianto bikin kaget rakyat Indonesia. Hal ini berhubungan dengan pernyataannya, yaitu bahwa…

2 weeks ago

Profil Ray Dalio yang Diisukan Mundur sebagai Penasehat Danantara

Belum apa-apa, Danantara sudah kena gosip miring. Salah satu orang yang diharapkan segera bergabung dengannya…

2 weeks ago