Kamu mau jadi wartawan? Atau sedang jadi jurnalis? Bagaimana kalau kemudian koran atau media tempatmu bekerja mengirimmu ke wilayah yang sedang dilanda konflik atau perang?
Pasti yang pertama terpikir adalah takut untuk meliput. Rasa ngeri yang akan muncul. Bayangan akan jadi korban konflik pun akan langsung tercetak dibenak. Apalagi yang masih jomblo dan belum sempat nikah, atau yang orang tuanya berat untuk melepas, aaah.. Kalau mikirnya seperti itu sudah jangan pernah bayangkan jadi jurnalis perang.
Ya, tugas di wilayah konflik atau yang sedang dilanda perang bukan perkara mudah. Justru tugas yang sangat berat. Mau dia tentara atau wartawan, resikonya sama, nyawa jadi taruhannya. Sebab dalam perang peluru tak punya mata.
Nah soal nyali wartawan di Medan perang, ada sebuah kisah yang menarik dari Sydney Schanberg, Wartawan New York Times. Ketika itu, Sydney Schanberg ditugaskan jadi koresponden di Kamboja. Entah harus dibilang apes atau beruntung, saat itu negeri tersebut sedang bergolak. Salah satu pergolakan paling sengit dan berbahaya dalam sejarah.
Kelompok Khmer Merah tengah menggeliat. Perang pun pecah antara kelompok yang disokong Amerika dengan kelompok Khmer Merah. Situasi pun jadi serba tak pasti. Bahkan mencekam. Kelompok Khmer Merah banyak melakukan tindakan brutal. Melakukan pembunuhan demi pembunuhan dengan cara diluar akal sehat manusia.
Dan laporannya diganjar Pulitzer. Coba kalau urat nyali Sydney tak putus, dan lebih memilih pulang ketika diperintahkan keluar dari Kamboja, namanya tentu tak akan tercatat dalam sejarah jurnalisme Amerika. Dia tak akan dapat Pulitzer. Jadi mau jadi wartawan perang itu, syaratnya hanya satu, urat takut sudah putus.
Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…
Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…
Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…
Masih teringat dahsyatnya bencana alam di Sumatera bagian Utara. Aceh, Medan, Tapanuli, Sibolga, hingga sebagian…
Jangan remehkan kekuatan tumbler. Tak hanya tahan pecah, hilang dikit, dua-tiga orang bisa kena pecat…
Sedang ramai rakyat lawan penguasa dimana salah satunya terjadi di Indonesia. Entah siapa yang salah,…