Perjuangan keras kelompok OPM yang hendak merdeka dari Indonesia, rupa-rupanya tidak selalu berjalan mulus. Salah satunya bahkan datang dari pihak mereka sendiri. Di mana para anggota bersenjata tersebut merasa “lelah” dengan perjuangannya selama bertahun-tahun, namun tidak menghasilkan apapun.
Dilansir dari news.detik.com, sosok tersebut adalah Kris Nussy alias Corinus Sireri yang merupakan Panglima Tentara Pembebasan Nasional – Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) Yapen Timur. Karena merasa selama ini perjuangannya sia-sia, ia pun akhrinya menyerahkan diri pada aparat berwenang Indonesia. Mirisnya lagi, dirinya merasa tertipu oleh cita-cita semu OPM.
Sosok kombatan yang telah berjuang sejak tahun 1997 tersebut, mengaku tersiksa lantaran ia harus berada di hutan dan hanya sesekali bertemu dengan keluarganya. Sebagi Panglima, ia harus memimpin anak buah yang terus mengikuti langkahnya di rimba-rimba Papua. Bisa dibilang, Corinus hidup dalam tekanan dari hari ke hari tanpa bisa menjadi manusia “normal” seutuhnya.
Berjuang selama kurang lebih 20 tahun, Corinus merasa kecewa karena pengorbanan panjangnya tak kunjung menemui titik terang. Mirisnya, ia juga tak mendapatkan simpati dari masyarakat lokal Papua sendiri. kebanyakan justru malah membenci dirinya dan kelompok OPM yang katanya berjuang untuk menjadi negara merdeka tersebut. Corinus baru sadar bahwa ia dan anak buahnya telah ditipu oleh pihak-pihak kelompok OPM di Papua.
Selain memiliki keluarga yang harus dinafkahi, Corinus yang telah berikrar setia pada NKRI juga meminta bantuan pada pemerintah Papua. Sumber dari news.detik.com menuliskan, ia dan anak buahnya ingin agar diberi modal berupa motor tempel dan mesin sensor kayu (chainsaw) agar bisa kembali hidup normal dan memiliki pekerjaan.
Senada dengan Corinus, penyerahan diri itu juga didorong rasa kecewa para pengikut OPM karena merasa tak produktif selama bergabung dengan mereka. Tak lupa, Utaringgen juga meminta bantuan agar pemerintah membangunkan rumah yang layak bagi pihaknya.
Dari kisah para mantan kombatan OPM di atas, jelas bahwa masalah sosial seperti kemiskinan dan keterbatasan bisa merubah masyarakat sipil biasa menjadi pemberontak. Iming-iming kemerdekaan Papua terhadap masyarakat miskin, bisa menjadi senjata yang ampuh. Terlebih, propaganda tersebut dibangun dengan narasi kekayaan alam dikuasai asing, kondisi Papua yang tertinggal dan seolah dikucilkan pembangunannya oleh Indonesia. Gimana menurutmu Sahabat Boombastis?
Delapan bulan lamanya keluarga Alvaro Kiano Nugroho (6) mencari anak sekaligus cucu tanpa kepastian jelas.…
Sedang ramai di Indonesia mengenai kasus korupsi yang menyeret nama Ira Puspadewi. Ia adalah mantan…
Di tengah gejolak politik terus menerus yang dipicu oleh presidennya, Amerika Serikat memberi kejutan baru…
Baru di Indonesia, ketika teror mengguncang sebuah institusi pendidikan. Di tengah-tengah pelaksanaan salat Jumat (7/11/2025)…
Ada yang terbang sampai lupa pulang. Seperti itulah harga emas akhir-akhir ini. Terus melambung tinggi…
Kabar gembira untuk warga Arab Saudi, atau mungkin Warga Negara Indonesia yang bermukim di sana.…