Lucu

Begini Mirisnya Kehidupan di Kamboja, Rela Jual Anak Demi Dongkrak Ekonomi Keluarga

Kamboja adalah salah satu negara berkembang yang masuk dalam wilayah Asia Tenggara (ASEAN). Jika dilihat dari segi keindahan alam, negara ini cukup menggaet banyak wisatawan karena memang punya banyak objek wisata yang luar biasa cantik.

Berbeda lagi halnya jika kita lebih dalam tentang kesejahteraan hidup penduduknya. Kamboja adalah negara miskin dengan segala carut maut di dalamnya, apalagi karena di sana pernah terjadi perang saudara berkepanjangan. Saran untuk para turis, hindari berbicara mengenai politik, agama, atau kemiskinan di Kamboja, terutama dengan penduduk lokal, karena sudah pasti dapat memicu perdebatan. Untuk lebih mengenal lebih jauh kondisi miris di Kamboja, tetap stay terus dan simak ulasan berikut ya!

Banyaknya anak kecil yang turun ke lapangan dan bekerja

Anak kecil seharusnya duduk manis di rumah, sekolah, dan mendapat pendidikan dari orangtua mereka bukan? Namun, di negara Kamboja, praktik tersebut masih terus merajalela. Dilansir dari Kompas.com, sepuluh persen anak-anak di Kamboja merupakan pekerja dan turun ke medan yang membahayakan mereka. Laporan lain dari Organisasi Buruh Internasional, ada sekitar 1,5 juta anak Kamboja berusia di bawah 18 tahun, yang dipaksa bekerja.

Anak yang bekerja di Kamboja [Sumber gambar]
Seperti yang dilakukan oleh Nong Chetra yang masih berusia 14 tahun. Ia yang buta huruf dan tidak sekolah hanya bisa bekerja di sebuah ladang tebu milik penduduk yang dirampas oleh salah satu perusahaan. Sebagai anak kecil pekerjaan yang dilakoni sudah tergolong berat karena memaksanya untuk bekerja dari pagi hingga malam hari. Jika tak selesai maka ia akan terkena denda. Semua itu tetap dilakukan Nong demi menyokong ekonomi keluarganya.

Anak gadis dijual keperawanannya untuk penuhi kebutuhan

Dari Grid.id melansir The Guardian, fakta gelapnya kehidupan anak-anak gadis di Kamboja telah lama terungkap, bisnis ini berkembang karena ditopang oleh kemiskinan yang parah. Perbedaan perlakuan terhadap lelaki dan perempuan telah mendarah daging, sehingga anak-anak perempuan disuruh bekerja dengan menjual tubuh mereka untuk menopang ekonomi keluarga yang melarat. Anehnya, yang melakukan hal tersebut adalah orangtua mereka sendiri, bukan orang lain.

Menjual diri untuk bantu orangtua [Sumber gambar]
Klien dari gadis-gadis muda miskin ini adalah orang-orang yang punya tampuk kekuasaan di Kamboja dan Asia termasuk Mao dari dinasti Kim di Korea Utara. Sebenarnya, anak-anak berusia 13-18 tahun ini juga ingin bersekolah seperti kebanyakan remaja usia mereka, namun kemiskinan memaksa mereka bekerja paruh waktu sebagai mangsa para lelaki hidung belang.

Banyak anak yang menderita malnutrisi

Negara Kamboja menjadi salah satu negara dengan masalah malnutrisi akut karena faktor kemiskinan. Penghasilan orangtua mereka yang kurang dari 1,25 dollar AS per hari membuat anak tak bisa mendapat makanan bergizi. Akibatnya, sebanyak kurang lebih 37% persen anak-anak Kamboja menderita malnutrisi.

Anak-anak yang malnutrisi [Sumber gambar]
Menanggapi hal ini, sejak 2016 pemerintah mengembangkan makanan ringan yang bisa membantu anak penderita malnutrisi. Makanan tersebut berupa wafer yang terbuat dari ikan, beras, kacang-kacangan, dan mikronutrien lain dikembangkan secara spesifik. Ide ini merupakan gebrakan yang cukup menjanjikan mengingat banyak anak yang terbantu nutrisinya setelah mendapat makanan tersebut.

Selain kemiskinan yang membuat banyak anak harus bekerja di usia sekolah mereka, banyak gadis yang bekerja paruh waktu sebagai wanita malam, serta kekurangan asupan gizi, penduduk Kamboja juga rawan terkena penyakit –terutama malaria karena banyak tempat kumuh. Selain itu, untuk para turis yang akan berkunjung harap memahami benar apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di negara ini. Karena jika melanggar, sama artinya kamu mencari musuh di negara orang.

Share
Published by
Ayu

Recent Posts

Akun IG Cabinet Couture, Soroti Barang Mahal Pejabat

Kekuatan rakyat dunia maya memang sangat luar biasa. Seperti angin yang berhembus di celah-celah sempit,…

2 weeks ago

Gerakan Stop Tot Tot Wuk Wuk, Kritik pada Patwal Arogan di Jalan

Ada yang baru dari masyarakat untuk bangsa Indonesia. Setelah sekian lama cuma bisa menggerutu, kini…

2 weeks ago

Musala di Ponpes Ambruk, Timpa Santri yang Habis Salat Asar

Senin, (29/9/2025) menjadi hari yang memilukan bagi keluarga besar Pondok Pesantren Al Khoziny, Desa Buduran,…

2 weeks ago

Habis Dikritik, BPMI Kembalikan ID Pers Istana Jurnalis CNN yang Tanya Soal MBG

Sedang ramai di media sosial dan media massa tentang aksi nekat Biro Pers, Media, dan…

3 weeks ago

Ribuan Murid Keracunan, MBG Didesak Evaluasi

Sudah sembilan bulan berjalan, program Makan Bergizi Gratis (MBG)  menjadi mega proyek yang penuh tanda…

3 weeks ago

Sosok Glory Lamria, Diaspora yang Disorot Pasca Sambut Prabowo dan Berenang di Hotel Mahal

Nama Glory Lamria kini menjadi sorotan warganet. Paras cantik diaspora yang tinggal di Amerika Serikat…

3 weeks ago