Lucu

Bangun Jeddah Tower, 4 Gempuran Masalah Inilah yang Dihadapi Pangeran Arab

Berbicara tentang gedung-gedung tinggi yang dibangun menjulang tak akan ada habisnya. Satu bangunan yang disebut pencakar langit akan segera tergantikan dengan yang lainnya. Contohnya saja, Burj Khalifah yang ada di Dubai. Pada tahun 2010, bangunan ini dinobatkan sebagai skyscraper pertama di dunia.

Namun, posisi Burj Khalifah nampaknya akan segera tergantikan oleh bangunan lain yang berlokasi di Jeddah. Adalah Jeddah Tower atau sebelumnya dinamakan Kingdom Tower yang digadang sebagai pemecah rekor terbaru. Yap, membangun Gedung setinggi itu bukan tanpa masalah jelasnya. Dalam proses pembangunan inilah 4 gempuran yang dihadapi.

Rencana dari 2011 yang belum selesai hingga kini

Berlokasi di Jeddah, Kingdom Tower ini adalah buah dari ambisi Pangeran Alwaleed bin Talal yang memegang predikat sebagai salah satu orang terkaya di Arab Saudi. Tower tersebut dulunya direncanakan menjulang setinggi 1,6 Km, lebih tinggi dari Burj Khalifah, Dubai yang hanya 830 meter saja.

Konstruksi dan rencana final view [Sumber gambar]
Rencana tersebut sudah dimulai sejak lama (2011) oleh Kingdom Holding Company, perusahaan milik Alwaleed sendiri. Nyatanya, ambisi 1,6 nya tidaklah tercapai karena kondisi geografis yang tak memungkinkan. Jadilah Menara itu hanya akan dibangun 1 Km saja. Disebut akan selesai segera hingga sekarang masih belum selesai juga.

Kondisi gedung yang dituntut tahan air asin

Bangunan yang dirancang oleh Adrian Smith ini akan sungguh luar biasa jika kelak memang dibuka untuk umum. Sekarang, Jeddah Tower direncanakan akan memiliki 200 lantai (yang digunakan untuk hotel, area pekantoran, apartemen, serta fungsi lain). Akan ada 59 elevator serta 5 double deck elevator sebagai akses mencapai tiap lantai gedung. Untuk fasilitas jempolan di atas, pastinya pondasi harus sangat dan benar-benar kokoh.

Pondasi gedung di awal pembangunan [Sumber gambar]
Hanya kendalanya, posisi bangunan yang ada di pinggir pantai membuat pembangunan menjadi sedikit susah. Betapa tidak karena potensi air asin yang akan merusak. Tetapi lagi-lagi ada banyak jalan yang ditempuh demi ambisi sang pangeran. perusahaan Advanced Construction Technology Services akan menguji kekuatan beton yang berbeda, seperti dilansir dari kompas.com. pondasi Gedung juga ditanam 200 kaki (70 meter) di bawah tanah untuk menahan air laut yang masuk.

Kondisi cuaca dan angin yang terus berubah

Masalah yang akan dihadapi oleh bangunan pencakar langit adalah menghadapi terpaan angin. Nah, untuk menghadapi masalah satu ini, Jeddah Tower haruslah mengubah bentuknya secara teratur. Pernyataan ini dituturkan sendiri oleh Gordon Gill sebagai rekan kerja Adrian Smith sesama arsitek.

Tiap tingkat gedung yang berbeda desain [Sumber gambar]
“Karena perubahan bentuk setiap beberapa lantai, beban angin berputar di sekitar gedung dan tak akan se-ekstrim pada blok yang benar-benar rapat”, seperti dilansir dari CNN Travel melalui laman kompas.com.

Bagaimana cara mengirimkan beton ke tempat yang sangat tinggi?

Beberapa bangunan yang tingginya belasan lantai saja kadang kesusahan untuk mengirim beton guna menyelesaikan lantai atas, apalagi yang tingginya 200 lantai. Hal ini juga menjadi kendala tersendiri bagi Jeddah Tower. Namun, belum luar biasa kalau masalah seperti ini saja tak ada solusinya.

Metode pengiriman beton ke atas yang serupa Burj Khlaifah [Sumber gambar]
Dalam metode mengirim material ke lantai atas, para pekerja meniru cara yang diterapkan saat proyek Burj Khalifah, yakni 6 juta kaki kubik beton didorong melalui pompa tunggal. Prosesnya pun harus dilakukan pada malam hari ketika suhu dipastikan rendah, sehingga saat dipasang beton-beton akan tetap presisi.

BACA JUGA: King Abdullah Mosque, Masjid Tertinggi di Dunia yang Berada di Gedung Pencakar Langit

Ternyata, membangun gedung setinggi satu kilometer bukan lagi hal yang mustahil ya? Apakah setelah ini Jeddah Tower akan punya saingan bangunan yang lebih tinggi lagi? Mari kita lihat dua atau tiga tahun lagi, ya, Sahabat.

Share
Published by
Ayu

Recent Posts

Kronologi Kasus Kiano Alvaro, Hilang 8 Bulan Ditemukan Tak Bernyawa

Delapan bulan lamanya keluarga Alvaro Kiano Nugroho (6) mencari anak sekaligus cucu tanpa kepastian jelas.…

5 days ago

Kasus Ira Puspadewi, Pulang dari LN untuk Negara Ternyata Dituding Korupsi

Sedang ramai di Indonesia mengenai kasus korupsi yang menyeret nama Ira Puspadewi. Ia adalah mantan…

6 days ago

Profil Zohran Mamdani, Walikota Muslim Pertama di Amerika Serikat

Di tengah gejolak politik terus menerus yang dipicu oleh presidennya, Amerika Serikat memberi kejutan baru…

2 weeks ago

Kasus Ledakan SMAN 72 dan Potret Ekstrim Dampak Perundungan di Kalangan Remaja

Baru di Indonesia, ketika teror mengguncang sebuah institusi pendidikan. Di tengah-tengah pelaksanaan salat Jumat (7/11/2025)…

2 weeks ago

Ramai Beli Emas saat Harga Naik, Bagaimana Seharusnya?

Ada yang terbang sampai lupa pulang. Seperti itulah harga emas akhir-akhir ini. Terus melambung tinggi…

3 weeks ago

Arab Bikin Proyek Kereta Cepat, Kenapa Biayanya Bisa Lebih Murah dari Whoosh Indonesia?

Kabar gembira untuk warga Arab Saudi, atau mungkin Warga Negara Indonesia yang bermukim di sana.…

3 weeks ago