Categories: Tips

Nostalgia Mainan Anak Perempuan Zaman Dulu yang Bikin Cewek Males Dewasa

Baik perempuan atau laki-laki, anak kecil zaman sekarang sepertinya sama saja, mainnya selalu dengan gadget. Padahal, pada era lampau begitu banyak ragam mainan yang kerap jadi penghibur waktu senggang. Jika anak laki-laki bermain dengan layangan dan bola, anak perempuan beda lagi, mereka juga punya beberapa permainan nggak kalah mengasikkan.

Meski banyak yang seru, permainan jadul sepertinya sudah tidak diminati oleh anak masa kini. Tentu saja karena mereka sudah tersihir oleh kecanggihan gadget. Padahal, jika anak zaman sekarang mencicipi betapa serunya mainan anak perempuan zaman dulu, mungkin saja mereka juga menyukainya. Lalu, apa saja mainanan anak perempuan zaman dulu itu?

Bongkar Pasang

Buat kamu perempuan yang lahir di tahun 90an, sudah bisa dipastikan kalau kamu pernah merasakan betapa menyenangkannya bermain bongkar pasang. Mainan ini terbuat dari kertas dengan gambar wanita cantik seperti barbie. Cara memainkannya juga mudah, kita hanya berperan sebagai pelaku yang menggerakkan para tokohnya.

Mainan bongkar pasang [image source]
Serunya lagi, kita bisa mengganti pakaian sesuka hati. Permainan ini bisa dimainkan sendiri, atau bersama dengan teman-teman perempuan lainnya. Bagusnya, harga bongkar pasang sangat murah. Zaman dulu sih, tidak sampai seribu rupiah untuk mendapatkan kegembiraan ini di rumah.

Bola Bekel

Jika anak laki-laki bermain bola sepak, anak perempuan juga nggak mau kalah. Mereka pun main bola, tapi yang lebih anggun, yaitu bekel. Bola berwarna-warni yang terbuat dari karet itu dimainkan dengan beberapa biji kuningan.

Permainan bola bekel [image source]
Cara memainkannya sendiri cukup mudah, hanya saja butuh sedikit latihan untuk menyesuaikan lemparan bola dengan waktu mengambil biji-biji kuningan. Permainan ini lebih seru jika dimainkan bergantian dengan teman. Yang kalah harus menyerahkan bekel pada teman dan membiarkannya bermain hingga gilirannya selesai.

Engklek

Engklek atau ada juga daerah yang menyebutnya dengan engkleng. Permainan ini bahkan tidak memerlukan dana. Biasanya hanya dimainkan di pelataran rumah. Yang dibutuhkan hanya pecahan genteng. Pertama-tama, pemain membuat gambar kotak-kotak di tanah.

Permainan Engklek [image source]
Setelahnya, mereka secara bergilir bermain dengan melempar pecahan genteng pada kotak yang digambar lalu dilanjutkan dengan melompat dan melewati kotak tersebut. Jika pemain menginjak garis kotak tersebut, atau tanpa sengaja keluar dari garis, maka gilirannya selesai.

Dakon/Congklak

Mainan ini memang mempunyai nama yang berbeda di setiap daerah. Namun, cara bermainnya sama saja. Permainan ini hanya bisa dimainkan oleh dua orang saja. Dakon merupakan papan dengan lubang-lubang yang diisi dengan keping biji-bijian.

Mainan Congklak [image source]
Biji-biji tersebut dijalankan secara bergantian oleh masing-masing pemain hingga salah satu peserta kehabisan biji. Pemenangnya adalah yang berhasil mengumpulkan biji paling banyak. Permainan ini sejatinya juga bisa dimainkan anak laki-laki, namun sepertinya lebih banyak anak perempuan yang meminatinya.

Masak-masakan

Anak perempuan angkatan 90-an tentu tak asing dengan mainan masak-masakan. Dulu, permainan ini kerap dijual di pasar tradisional dengan harga yang relatif murah. Bahannya terbuat dari plastik. Ada beberapa peralatan yang bisa dimainkan, seperti wajan, gelas, piring, kompor.

Mainan masak masakan [image source]
Kadang, ada pula anak perempuan yang kreatif dengan membuat sendiri peralatan tersebut dari tanah liat. Bukan hanya membuat peralatan, bisa juga membuat beragam bentuk masakan dari tanah liat, seperti membuat kue cokelat dan lain sebagainya.

Deretan permainan di atas mungkin sederhana namun tak kalah seru daripada gadget-gadget yang hanya bisa memberikan kepuasan visual. Bahkan kalau kita amati lekat-lekat, masing-masing permainan ini memiliki value sendiri. Misalnya engklek yang mengajarkan tentang proses yang selalu harus dimulai dari bawah dulu baru ke atas. Sayangnya, kini beberapa mainan ini jarang lagi dimainkan bahkan bisa dibilang lenyap.

Share
Published by
Nikmatus Solikha

Recent Posts

Penemuan Rafflesia Hasseltii Berbuntut Panjang, Oxford Dianggap Pelit Apresiasi

Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…

2 days ago

4 Aksi Pejabat Tanggap Bencana Sumatera yang Jadi Sorotan Netizen

Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…

4 days ago

Kisah Pilu Warga Terdampak Bencana Sumatera, Sewa Alat Berat Sendiri untuk Cari Jenazah Ibunya

Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…

1 week ago

Risiko Bencana Tinggi, Anggaran BNPB Kena Efisiensi

Masih teringat dahsyatnya bencana alam di Sumatera bagian Utara. Aceh, Medan, Tapanuli, Sibolga, hingga sebagian…

1 week ago

Insiden Tumblr Hilang di KRL Berujung Pemecatan Karyawan Sana Sini

Jangan remehkan kekuatan tumbler. Tak hanya tahan pecah, hilang dikit, dua-tiga orang bisa kena pecat…

2 weeks ago

Mau Blokir Cloudflare dan Larang Thrifting di Medsos, Komdigi Tuai Kritik

Sedang ramai rakyat lawan penguasa dimana salah satunya terjadi di Indonesia. Entah siapa yang salah,…

2 weeks ago