Indonesia tidak akan pernah lupa pada momen di mana Soeharto terpaksa meminta bantuan Dana Moneter Internasional (IMF), yang saat itu dibutuhkan karena perekonomian Indonesia tengah terancam oleh krisis parah. Sebuah keputusan besar yang kemudian melahirkan sebuah momen yang sangat ikonik.
Peristiwa tersebut terjadi pada 15 Januari 1998, bersamaan dengan foto Michel Camdessus, managing director IMF yang bersedekap, dan Soeharto yang menandatangani beberapa lembar dokumen letter of intent (LoI). Peristiwa bersejarah itulah yang kemudian membawa Indonesia ke jurang krisis yang lebih parah dari sebelumnya.
Rontoknya mata uang Baht Thailand sejak Juli 1997 silam membuat situasi ekonomi di ASEAN bergejolak. Hal serupa juga dialami oleh Rupiah Indonesia yang nilai tukarnya mulai rontok dihajar dolar Amerika Serikat (AS). Hal tersebut merupakan efek domino dari krisis yang membekap Thailand hingga menjalar ke Indonesia. Mau tidak mau, Soeharto akhirnya menerima saran untuk menerima paket bantuan IMF.
Pada Kamis, 15 Januari 1998, Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) Michel Camdessus, datang menemui Soeharto di kediamannya, Jalan Cendana, Menteng, Jakarta Pusat. Di sana, keduanya menyepakati surat kesediaan (letter of intent/LoI) paket bantuan selama 5 tahun senilai $43 miliar untuk Indonesia. Sambil tanda tangan, Camdessus melihat dengan tangan terlipat.
Momen penandatanganan tersebut secara resmi membuat Indonesia menjadi ‘pasien’ IMF. Namun apa yang diharapkan justru terjadi sebaliknya. Krisis yang dialami malah bertambah parah akibat kebijakan yang diambil. Mulai dari anggaran negara yang diperketat, penjualan BUMN strategis ke investor asing, hingga perusahaan swasta yang mulai gulung tikar.
Kekacauan ekonomi tersebut kemudian merembet ke ranah sosial akibat pengangguran yang terjadi di mana-mana. Masyarakat yang kesal, kemudian mulai bertindak anarkis yang kemudian berkembang menjadi kerusuhan massal, pembakaran, dan penjarahan terjadi di mana-mana. Pemerintahan Soeharto ikut goyah hingga akhirnya tumbang. Indonesia yang berdarah-darah kemudian masuk ke babak baru, yakni era reformasi.
Krisis ekonomi yang menghantam ASEAN sempat disebut-sebut diakibatkan oleh permainan spekulan matang uang hingga pasar bergejolak. Nama pialang saham Yahudi George Soros mulai muncul. Sosoknya pada saat itu disinggung oleh Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohammad, yang merasa krisis yang terjadi ditunggangi oleh pihak-pihak pemilik modal di Amerika Serikat. Soros-lah orangnya yang dimaksud.
BAC A JUGA: 5 Fakta Tentang George Soros, Pria yang Menghancurkan Indonesia Lewat Krisis Moneter
Foto Camdessus berdiri sambil melipat tangannya dan Soeharto yang membungkuk untuk menandatangani perjanjian dengan IMF, menjadi momen yang tidak pernah dilupakan hingga saat ini. Ada yang menganggap bahwa Indonesia pada saat menjadi ‘pasien’ malpraktik IMF, hingga beragam spekulasi lainnya. Gimana menurutmu Sahabat Boombastis?
Siapa sangka sebuah pijatan yang bisa merelaksasi dan menyembuhkan penyakit pada orang dewasa, bisa berujung…
Nama selebgram Chandrika Chika terseret pada kasus penyalahgunaan narkoba yang baru-baru ini terungkap. Tidak sendirian,…
Mendapat tunjangan hari raya (THR) dari perusahaan atau tempat kita bekerja, memang sudah biasa. THR…
Kabar duka datang dari keluarga besar Stand Up Comedy Indonesia. Priya Prayoga Pratama atau lebih…
Kecelakaan maut terjadi di Tol Jakarta-Cikampek, Karawang, Jawa Barat, tepatnya pada Km 58, pada hari…
Misteri masih menyelimuti kematian seorang ibu muda di Gresik bernama Wardatun Toyyibah. Perempuan berusia 28…