in

Semakin Melonjak, Ini yang Bakal Terjadi Seandainya 1 Dolar AS Jadi Rp 20 Ribu

Bukan hal baru jika nilai tukar rupiah sering kali mengalami perubahan terhadap mata uang dolar Amerika Serikat. Di masa lampau, negara kita sudah sempat jungkir balik karena hal serupa. Dan beberapa waktu belakangan, nilai dolar AS terus meningkat dan kini mencapai nilai Rp 13.900. Beberapa pengamat memprediksi nilai ini akun terus naik hingga menembus nilai Rp 14.000 bahkan lebih. Penguatan nilai dolar memang memiliki sisi negatif dan positif. Tentu, sisi positifnya hanya akan dirasakan pihak tertentu. Contoh kecilnya adalah para penyimpan dolar, mereka bisa menjual mata uang tersebut  dan mendapat keuntungan.

Tapi kerugian melemahnya nilai rupiah akan dirasakan sebagian besar masyarakat tanah air dari berbagai kalangan baik pengusaha, pegawai, maupun rakyat biasa. Jika benar para prediksi pengamat dan nilai dolar makin menguat, beberapa hal ini bisa terjadi seandainya nilainya mengamuk dan tembus angka Rp 20.000.

Besar peluang PHK di beberapa industri

PHK karena rupiah [Sumber Gambar]
Salah satu hal yang sangat mungkin terjadi akibat merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS adalah pemutusan hubungan kerja (PHK). Seperti penyataan Bhima Yudhistira Adhinegara selaku Ekonom INDEF. Bima menyatakan bahwa beberapa industri yang sebagian besar bahan bakunya tergantung impor seperti tekstil, farmasi, besi baja terkena imbas paling besar. Jika nilai dolar menguat, biaya bahan baku impor pun dipastikan akan melambung hebat. Jika ekonomi perusahaan tidak stabil karena hal ini, maka peluang dilakukan PHK akan semakin besar. Lebih-lebih pada perusahaan swasta yang harus membayar hutang dalam bentuk dolar. Sedang kita tahu, pendapatan mereka diperoleh dalam bentuk rupiah. Tentu terdapat resiko gangguan keuangan perusahaan karena selisih kurs tersebut.

Harga bahan pokok dan barang impor meningkat

Ilustasi pasar [sumber gambar]
Beberapa bahan pokok negara kita masih bergantung dari produk impor. Nah, melemahnya nilai rupiah ini membuat harga produk impor termasuk bahan pokok semakin meningkat. Belum lagi, biaya impor pun kemungkinan besar ikut melambung tinggi. Alhasil, produk-produk ini pun akan dibandrol dengan harga tinggi ketika dijual di tanah air.

Pemerintah makin susah membayar hutang negara

Ilustrasi hutang negara [sumber gambar]
Imbas negatif melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga mempengaruhi hutang pemerintah. Seperti yang kita tahu, melemahnya nilai rupiah akan menjadikan kewajiban pembayaran cicilan pokok dan bunga utang luar negeri akan membesar. Semakin menguat nilai dolar AS, hutang negara kita akan semakin meningkat pula.

Terjadi kelangkaan sejumlah kebutuhan

Ilustrasi kelangkaan [sumber gambar]
Mahalnya produk impor akan menyebabkan beberapa penyuplai memutuskan untuk sementara mengurangi atau bahkan berhenti mengambil produk dari luar negeri. Hal ini juga bisa jadi dipicu karena daya beli masyarakat yang turun akibat mahalnya produk. Di sisi lain, produk-produk sejenis di dalam negeri kadang belum mencukupi kebutuhan masyarakat. Karena kesenjangan antara jumlah produk dan kebutuhan masyarakat, maka terjadi kelangkaan kebutuhan.

Sulit mendapatkan kredit

Ilustrasi kredit [sumber gambar]
Jika dolar AS semakin menguat terhadap rupiah, maka Bank Indonesia (BI) akan memberlakukan kebijakan-kebijakan guna menstabilkan nilai rupiah. Dan salah satu cara yang tidak bisa dihindari adalah dengan menaikkan suku bunga . Dengan suku bunga yang meningkat, maka orang-orang tentu kesulitan untuk mengambil kredit lantaran tak mampu membayar bunga yang tinggi.

Pertumbuhan ekonomi melambat

Ilustrasi perlambatan pertumbuhan ekonomi [sumber gambar]
Sebagian besar produsen menjalankan usahanya dengan kredit dari bank. Namun karena nilai rupiah melemah yang berakibat pada naiknya suku bunga, maka bisa jadi produsen mengurangi produksinya bahkan mungkin berhenti berproduksi. Selain itu, perputaran barang dari produsen ke konsumen pun akan lebih lambat sebab daya beli masyarakat yang menurun. Hal-hal seperti ini membuat pertumbuhan ekonomi melambat.

Daya beli rendah yang mengakibatkan tingginya angka kriminal

Pelaku kejahatan meningkat [sumber gambar]
Jika nilai rupiah menurun, maka konsekuensinya adalah meningkatnya harga hampir semua kebutuhan masyarakat. Peningkatan harga ini tentu berakibat pada menurunnya daya beli. Terlebih bagi mereka yang gajinya stagnan apalagi masyarakat yang terkena PHK. Pada akhirnya, beberapa dari mereka yang tak bisa memenuhi kebutuhan bisa saja melakukan segala macam cara untuk mendapatkan uang. Salah satunya dengan melakukan tindakan kriminal.

Melemahnya nilai rupiah terhadap dolar AS ternyata bisa menimbulkan efek domino yang mengacaubalaukan segala sendi kehidupan masyarakat. Karena itu, semoga pemerintah bisa menjaga kestabilan nilai rupiah sehingga kejadian-kejadian buruk di atas tidak sampai terjadi. Sebab jika sampai terjadi, yang paling menderita adalah rakyat jelata ya guys.

Written by Aini Boom

Leave a Reply

Sering Dicaci Suporter Timnas, 4 Pemain Negeri Tetangga Malah Bantu Tim Indonesia Raih Kejayaan

Pria Klaten Ini Sukses Ciptakan Mesin Pengolah Sampah Jadi BBM, Pemerintah Wajib Dukung!