Sejak perkembangan ilmu pengetahuan semakin banyak dikenal oleh masyarakat awam, mulailah bermunculan kelompok-kelompok tertentu yang berusaha ‘mematahkan’ sains tradisional soal alam semesta yang dianggap telah diselewengkan dari fakta sebenarnya. Salah satu yang paling vokal dan banyak dikenal adalah kelompok penganut bumi datar (Flath Earth Society).
Tak ingin kalah, mereka yang meyakini bahwa bumi itu berbentuk bulat (Globe Earth Theory), juga dengan keras menyuarakan pendapatnya. Alhasil, dua komunitas ini pun kerap terlibat adu argumen di dunia maya. Mulai dari pembahasan dari sisi ilmiah, hingga caci maki yang arahnya menjurus pada teori konspirasi oleh elite global. Lantas, seperti apa kegaduhan antar kedua kelompok ini?
Wilayah Antartika yang berada di Kutub Selatan, dipercaya oleh kalangan flat earther sebagai salah satu tempat yang menyimpan banyak rahasia soal bumi datar. Dalam hal ini, mereka berpegang pada perjalanan James Cook di sekitar Antartika yang dianggap hanya berputar-putar mengelilingi tembok es raksasa. Hal inilah yang menjadi salah satu dasar anggapan bahwa bumi berbentuk datar yang dikelilingi oleh dinding es raksasa.
Debat seru yang sesungguhnya antara kaum bumi datar (Flat Earth Society) dengan pengusung teori bumi bulat (Globe Earth) banyak terjadi di dunia maya. Menjamurnya beragam situs, forum, dan tayangan video yang ada di YouTube, semakin menambah sengitnya argumen dari kedua kelompok tersebut. Tak hanya saling sanggah dengan pendekatan ilmiah, tapi juga saling caci maki satu sama lainnya.
Kegaduhan masyarakat soal apakah bumi datar atau bulat, sejatinya juga dipicu oleh permasalahan lain seperti teori konspirasi para elit global yang masuk menjadi bagian debat tersebut. Bagi mereka yang mempercayai bahwa bumi berbentuk datar, penyelewengan sains sedari awal menjadi jalan bagi elit global untuk melancarkan rencana keji lainnya terhadap umat manusia.
Salah satu hal yang paling fenomenal adalah operasi militer yang bertujuan untuk membom langit dengan sandi operasi yang bernama High Altitude Nuclear Explosions (HANE). Amerika dan Uni Soviet (Rusia saat ini), adalah negara di balik kegiatan yang dulu dianggap sangat rahasia. Percobaan tersebut dilakukan untuk mengetahui adanya tirai atau kubah alami yang menyelimuti bumi.
Bagi kaum bumi datar, hal ini diasumsikan bahwa luar angkasa memang tidak bisa ditembus karena keberadaan kubah alami tersebut. Berkaca dari fakta inilah, semua hal yang berhubungan dengan luar angkasa seperti keberadaan satelit, perjalanan ke bulan, dan misi ke planet mars, dianggap hanya sandiwara alias bohong belaka.
BACA JUGA: Misteri Kubah Bumi yang Konon Ada dan Kerap Menjadi Perdebatan di Kalangan Masyarakat
Perdebatan soal bumi datar atau bulat, tampaknya akan terus terjadi sampai semua argumen dari masing-masing pihak terbukti secara nyata. Bagi kalian yang percaya bahwa itu datar, silahkan. Namun jika meyakini bahwa dunia yang kita pijak ini berbentuk bulat, ya sah-sah saja. Semua kembali kepada sudut pandang dari diri masing-masing.
Delapan bulan lamanya keluarga Alvaro Kiano Nugroho (6) mencari anak sekaligus cucu tanpa kepastian jelas.…
Sedang ramai di Indonesia mengenai kasus korupsi yang menyeret nama Ira Puspadewi. Ia adalah mantan…
Di tengah gejolak politik terus menerus yang dipicu oleh presidennya, Amerika Serikat memberi kejutan baru…
Baru di Indonesia, ketika teror mengguncang sebuah institusi pendidikan. Di tengah-tengah pelaksanaan salat Jumat (7/11/2025)…
Ada yang terbang sampai lupa pulang. Seperti itulah harga emas akhir-akhir ini. Terus melambung tinggi…
Kabar gembira untuk warga Arab Saudi, atau mungkin Warga Negara Indonesia yang bermukim di sana.…