Nama Jonru Ginting pasti tidak asing di telinga masyarakat Indonesia yang gemar berselancar di dunia maya. Ia sangat populer baik di facebook, twitter, dan instagram. Bahkan namanya pun sering disebut-sebut di grup whatsapp disertai dengan artikel yang ia tulis di Facebook.
Pria berusia 46 tahun ini cukup lihai dalam menulis. Kebanyakan artikelnya di Facebook dibagikan hingga ribuan kali. Tanggapan masyarakat pun bermacam-macam. Ada yang cuek, ada yang memuji, ada pula yang mencaci maki. Kadang ia dijadikan guru, kadang ia dijadikan bahan guyonan. Banyak yang menggemari tulisannya, banyak juga yang membenci. Nah, sebelum memutuskan kamu mau masuk kelompok fans atau hatersnya Jonru, yuk cari tahu dulu fakta-faktanya!
Meskipun saat kuliah ia mempelajari akuntansi dan berkutat dengan angka-angka, Jonru memiliki passion yang bertolak belakang dengan jurusannya tersebut. Saat kuliah, ia kerap mengirimkan cerpen karangannya ke majalah. Ia bahkan pernah menjuarai lomba cerpen yang diadakan majalah Anita! Selepas kuliah, ia bekerja sebagai content editor dan menerbitkan beberapa novel serta buku baik fiksi maupun non-fiksi.
Sosok penulis yang lahir dengan nama Jon Riah Ukur ini memang kontroversial. Sebagian orang geram akan tulisannya, sebagian lagi memuja-muja. Meskipun ia pernah meraih penghargaan Internet Sehat Blog Awards di tahun 2009, rupanya banyak juga yang tidak setuju ia menggunakan internet dengan maksud baik.
Akhir bulan Agustus kemarin, seorang pengacara bernama Muannas Al Aidid mendatangi Polda Metro Jaya untuk melaporkan Jonru dengan tuduhan penyebaran ujaran kebencian. Muannas berpendapat tulisan Jonru bisa mengakibatkan perpecahan bangsa. Muannas menekankan tuduhan ini dialamatkan pada tulisan Jonru sejak awal Maret 2017, khususnya yang menfitnah adanya sogokan sebesar 1,5 triliun pada Nahdlatul Ulama dan asal-usul Presiden.
Tidak berhenti di situ, satu lagi laporan terhadap Jonru dilayangkan beberapa waktu lalu. Kali ini pengacara bernama Muhamad Zakir Rasyidin. Tuduhannya sama seperti Muannas Al Aidid yaitu penyebaran ujaran kebencian. Mendengar namanya menjadi terlapor di kepolisian, Jonru nggak habis akal. Dia sudah menggandeng pengacara-pengacara ternama untuk membelanya nanti saat penyelidikan.
Dunia maya, khususnya media sosial adalah pisau bermata dua. Bisa dimanfaatkan untuk menyebar kebaikan, bisa juga digunakan untuk menyebar kebencian. Apa yang Jonru lakukan bisa jadi adalah keduanya. Menurutmu yang sudah mengamati sepak terjang si penulis, ia berada di ujung pisau yang mana?
Sedang ramai dibicarakan oleh masyarakat Negeri Tirai Bambu, China, seorang pria yang ditangkap gara-gara menyamar…
Bagi aktor kelas dunia, Bruce Willis, dunia terus berputar dan waktu akan terus berjalan. Umur…
Di balik fenomena dan polemik Sound Horeg yang menggemakan Indonesia, muncul sosok yang kini ramai…
Babak baru perjuangan Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong dalam menghadapi putusan majelis hakim dalam…
Di media sosialnya setiap minggu selalu pamer mampu lari 5 kilometer, tapi saat di kantor…
Satuan Pemadam Kebakaran (Damkar) bagaikan pelita di dalam kegelapan. Selalu yang terdepan dalam mendengarkan dan…