Lucu

Mitos Penduduk Dua Desa di Ponorogo yang Dilarang Menikah Meski Saling Jatuh Cinta

Indonesia memang kaya akan budaya dan tradisi, oleh sebab itu banyak orang asing yang sangat tertarik untuk mempelajarinya. Mulai dari Sabang hingga Merauke, berbagai adat berbeda dapat ditemui, namun uniknya semua masih satu Indonesia. Mungkin hal itu pula lah yang membuat negara kita jadi disegani dunia.

Tentu dengan adanya budaya berbeda itu melahirkan mitos dan legenda yang unik pula. Dan salah satu yang menarik perhatian adalah pantangan menikah dua desa karena adanya sebuah mitos. Mungkin hanya di Indonesia tempatnya ada hal yang seperti itu. Lalu seperti apa ceritanya? Simak ulasan berikut.

Kisah dua desa di Ponorogo yang warganya tak boleh menikah

Desa Golan dan Desa Mirah di Ponorogo ternyata punya keunikan tersendiri ketimbang yang lain. Pasalnya di sana ternyata ada sebuah mitos tak biasa yang sempat bikin melongo. Ya kedua desa ini ternyata warganya sangat tak dianjurkan untuk saling menikah satu dengan yang lain.

Gapura-Ki-Honggolono di Golan Mirah [sumbar gambar]
Usut punya usut, semua terjadi karena adanya legenda yang membuat pantangan tersebut bisa ada. Meskipun kedua warganya sangat tidak dianjurkan untuk saling menikah, bukan berarti keduanya bermusuhan. Ya ternyata hubungan kedua desa ini tetap baik seperti baik. Ada pula pantangan lain yang mesti dipatuhi, semisal dilarangnya membawa barang desa buatan Mirah ke Golan atau sebaliknya.

Cerita mirip Romeo dan Juliet yang jadi awal mulanya

Usut punya usut, fenomena ini dimulai dari adanya legenda mengenai Joko Lancur dan Kencono Wungu yang sama-sama jatuh cinta. Joko Lancur sendiri dikenal suka berjudi dan melakukan hal-hal yang buruk. Nah sebaliknya Kencono Wungu malah sosok yang taat beragama.

Ilustrasi peseteruan kedua orang tua [sumber gambar]
Namun ternyata cinta bisa tumbuh di antara kedua, akan tetapi kedua orang tuanya melarang hubungan ini. Akhirnya orang tua Kencono Wungu mengajukan syarat berat jika ingin melamar anaknya, akan tetapi sayang timbul kecurangan dan intrik yang membuat semuanya jadi gagal. Akhir cerita kedua pasangan ini memilih bunuh diri, sejak saat itulah dua desa yang jadi tempat asal Joko Lancur dan Kencono Wungu tidak boleh bersatu.

Tidak hanya di Ponorogo, masih ada tempat lain yang bernasib sama

Mitos mengenai dilarangnya dua desa menikah ternyata juga ada di daerah lain, tepatnya kabupaten Grobogan Jawa Tengah dimana juga ada mitos serupa. Ya warga kedua desa sangat dilarang untuk menjalin hubungan rumah tangga karena adanya pantangan turun temurun.

Acara diadakan setiap tahun [sumber gambar]
Namun bukan berarti bermusuhan, mereka sejatinya sangat akur menghormati satu sama lain. Bahkan kedua desa ini punya tradisi bersama, “Asrih Batin” di mana kedua warga saling bertemu di suatu tempat. Tradisi unik ini juga terjadi sejak zaman dahulu dan sama sekali tak ada konflik di dalamnya.

Alasan kenapa mereka dilarang menikah

Berbeda dengan kisah awal mula pantangan menikah karena cinta tak direstui, warga Karanglangu dan Ngombak, Grobogan ini punya kisah yang berlainan. Tepatnya kedua warga ini meyakini cerita mengenai Kedhana dan Kedhini, yaitu Raden Sutejo dan Roro Musiah yang ternyata adalah pendiri desa. Kedua leluhur mereka itu sejatinya adalah saudara kandung namun sayang waktu kecil harus terpisah.

Asrah Batin [sumber gambar]
Namun siapa sangka ketika dewasa mereka bertemu kembali tetapi malah jatuh cinta tanpa diketahui kenyataan kalau mereka punya hubungan darah. Ketika pernikahan, akhirnya terkuaklah fakta sebenarnya dan akhirnya acara tersebut dibatalkan serta diganti syukuran karena tak jadi bersatu. Sejak saat itulah masyarakat kedua negara saling dilarang jatuh cinta karena menganggap satu sama lain saudara.

BACA JUGA: Fakta Desa Wadon di Jawa Timur yang Konon Tak Boleh Ditinggali Laki-laki, Ini Sebabnya

Memang kalau berhubungan dengan kepercayaan, tak ada yang bisa menyalahkan. Namun demikian melihat apa yang dilakukan oleh kedua desa ini membuat kita takjub juga. Bagaimana tidak, pasalnya mereka tetap menjaga warisan leluhur berupa tradisi yang masih dilakukan hingga saat ini.

Share
Published by
Arief

Recent Posts

Pro Kontra Pernyataan Menkeu Sri Mulyani tentang Gaji Guru

Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani sedang naik daun. Jadi perbincangan banyak orang gara-gara pernyataannya…

22 hours ago

Kronologi Demo Pati, Tantangan Bupati Pada Rakyat Berujung Tuntutan Mundur dari Jabatan

Pati bergolak! Kebijakan kenaikan tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) sampai 250%…

3 days ago

Kabar Duka, Mpok Alpa Meninggal Dunia setelah Diam-diam Berjuang Lawan Kanker

Kabar duka mengguncang dunia hiburan Indonesia. Salah satu wajah populer yang selalu mengundang gelak tawa,…

3 days ago

Sepak Terjang Kwik Kian Gie, Ahli Ekonomi dan Politikus yang Telah Tutup Usia

Indonesia kehilangan salah satu putra terbaiknya, Kwik Kian Gie, yang tutup usia di hari Senin…

2 weeks ago

Kontroversi Statemen Resmi Kepolisian tentang Penyebab Kematian Diplomat Muda RI

Misteri kematian seorang diplomat muda yang bekerja di Kementerian Luar Negeri (Kemlu) masih meninggalkan tanda…

2 weeks ago

Tsunami Sapu Jepang Usai Gempa 8,7 yang Guncang Rusia, Sejumlah Negara Terdampak

Jepang kembali diterpa tsunami. Kali ini terjadi gara-gara pusat gempa yang jauhnya ribuan kilometer dari…

2 weeks ago