Categories: Lucu

Ngerinya Bangkawan, Tradisi Pembangunan ‘Rumah Tengkorak’ Suku Dayak di Kalimantan Utara

Seperti halnya Suku Jawa, Suku Dayak juga memiliki banyak sekali rumpun yang memiliki keunikan sendiri-sendiri. Dayak yang ada di Kalimantan Selatan akan berbeda dengan mereka yang ada di Kalimantan Tengah atau bahkan utara yang berbatasan langsung dengan Sabah, Malaysia. Setiap rumpun memiliki tradisi sendiri-sendiri mulai dari upacara adat hingga kebiasaan lain seperti berperang hingga ngayau atau berburu kepala manusia.

Dari berbagai rumpun Dayak, ada satu kelompok Dayak yang memiliki keunikan. Mereka dikenal memiliki kebiasaan membangun Bangkawan atau rumah tengkorak. Di dalam kota yang tidak terlalu besar ini, tengkorak manusia akan disimpan selama bertahun-tahun sebagai simbol keberuntungan. Berikut ulasan selengkapnya tentang Bangkawan.

Letak Bangkawan di Kalimantan

Rumpun Dayak yang memiliki Bangkawan adalah Dayak Dusun. Letak mereka berada di Kalimantan bagian Utara dan juga Sabah, Malaysia. Setiap desa dari Dayak Dusun memiliki sebuah rumah-rumahan kecil di bagian depan. Di dalamnya terdapat beberapa tengkorak manusia yang oleh penduduk setempat sering disebut dengan ragas, kinoring, atau kinodou yang konon memiliki banyak sekali fungsi.

bangkawan [image source]
Tengkorak itu disimpan dalam rumah-rumahan yang terbuka di bagian depan. Siapa saja bisa melihat tengkorak yang menjadi simbol dari kehebatan pahlawan dari desa. Semakin banyak tengkorak, semakin kuat pula kekuatan dari desa karena bisa mengalahkan musuh dengan banyak. Bangkawan adalah simbol kehebatan yang harus dimiliki oleh banyak desa.

Asal Tengkorak yang Disimpan di Bangkawan

Tengkorak yang ada di dalam Bangkawan berasal dari kegiatan ngayau atau perang. Biasanya pahlawan atau petarung dari suku akan melakukan prosesi ini di medan perang. Musuh yang tidak berdaya akan dikalahkan dengan memenggal kepalanya. Setelah itu kepala akan dibawa kembali ke desa sebagai bukti kemenangan dari seorang pahlawan yang layak untuk dirayakan secara meriah.

penyimpanan tengkorak [image source]
Biasanya saat pahlawan atau kobilangan datang, paras gadis di desa akan menyambut mereka dengan suka cita. Setelah itu, para pahlawan akan diterima oleh kepala suku. Dari sini akan diadakan upacara pembersihan sial. Arwah atau makhluk jahat yang ada saat perang bisa diusir sehingga pahlawan akan masuk ke dalam desa dalam kondisi yang suci.

Simbol Keberkahan dan Keselamatan

Fungsi utama dari Bangkawan adalah untuk keberkahan dari desa. Tengkorak-tengkorak ini dianggap memiliki kekuatan yang sangat besar. Kekuatan ini akan membuat desa selalu aman dari gangguan para musuh. Apabila ada musuh yang mendekat, tengkorak ini akan menghadang dengan memberikan tipuan-tipuan berupa suara menyeramkan.

rumah dayak dusun [image source]
Selain keselamatan, pembangunan dari Bangkawan juga dianggap memberikan apa yang namanya keberkahan. Penduduk di desa akan tenteram, banyak rezeki, dan pertanian dari mereka bisa berjalan dengan baik. Tanpa adanya Bangkawan, panen bisa gagal dan terjadi bencana seperti penyakit yang menyebabkan kematian.

Semangat Berburu Kepala yang Harus Dijaga

Saat pulang dari perang atau berburu, semangat dari para pahlawan biasanya akan kendur. Hal ini terjadi karena kekalahan atau mereka terkena tempelan roh jahat. Untuk mengembalikan semangat biasanya mereka meminum darah dari musuh. Beberapa suku juga mengonsumsi otak dan jantung musuh untuk mengembalikan semangat berperang yang mulai kendur.

ilustrasi pahlawan [image source]
Oh ya, semangat dari pahlawan ini sangatlah penting bagi Dayak Dusun. Kalau semangat ini menurun atau para pahlawan merasa ngeri untuk berperang, kesialan akan datang bertubi-tubi. Itulah mengapa sesegera mungkin saat pahlawan pulang dari perang, dia akan segara disambut dengan ritual pembersihan agar semangatnya tetap terjaga untuk mengisi kepala di Bangkawan.

Inilah uraian singkat tentang Bangkawan yang meski ngeri tapi unik untuk disimak. Di masa sekarang, mungkin Bangkawan masih ada. Tapi, tradisi berperang dan berburu kepala mungkin sudah banyak berkurang.

Share
Published by
Adi Nugroho

Recent Posts

Kronologi Kasus Kiano Alvaro, Hilang 8 Bulan Ditemukan Tak Bernyawa

Delapan bulan lamanya keluarga Alvaro Kiano Nugroho (6) mencari anak sekaligus cucu tanpa kepastian jelas.…

5 days ago

Kasus Ira Puspadewi, Pulang dari LN untuk Negara Ternyata Dituding Korupsi

Sedang ramai di Indonesia mengenai kasus korupsi yang menyeret nama Ira Puspadewi. Ia adalah mantan…

6 days ago

Profil Zohran Mamdani, Walikota Muslim Pertama di Amerika Serikat

Di tengah gejolak politik terus menerus yang dipicu oleh presidennya, Amerika Serikat memberi kejutan baru…

2 weeks ago

Kasus Ledakan SMAN 72 dan Potret Ekstrim Dampak Perundungan di Kalangan Remaja

Baru di Indonesia, ketika teror mengguncang sebuah institusi pendidikan. Di tengah-tengah pelaksanaan salat Jumat (7/11/2025)…

2 weeks ago

Ramai Beli Emas saat Harga Naik, Bagaimana Seharusnya?

Ada yang terbang sampai lupa pulang. Seperti itulah harga emas akhir-akhir ini. Terus melambung tinggi…

3 weeks ago

Arab Bikin Proyek Kereta Cepat, Kenapa Biayanya Bisa Lebih Murah dari Whoosh Indonesia?

Kabar gembira untuk warga Arab Saudi, atau mungkin Warga Negara Indonesia yang bermukim di sana.…

3 weeks ago