Boleh jadi zaman dulu itu anak-anak pada gagap teknologi. Nggak ada yang namanya internet apalagi kecanggihan gadget. Tapi untunglah, orang zaman dulu juga nggak kalah kreatif dalam nyiptain hiburan buat anak-anaknya. Banyak banget ragam mainan yang bisa diciptakan dengan bahan-bahan super remeh. Meski terbuat dari bahan seadanya, mainan yang dihasilkan juga nggak kalah menarik.
Bahkan, banyak banget pilihan mainan yang bikin bocah-bocah pada zamannya selalu ceria. Salah satunya adalah mainan trotokan dorong. Emang nggak secanggih mainan yang beredar di toko-toko modern, tapi nggak bisa dipungkiri kalau mainan ini dulu begitu memesona anak kecil. Lantas, apa kabar hiburan anak legendaris ini?
Anak zaman dulu itu sederhana. Mainan-mainan murah sudah bikin mereka ceria. Trotokan dorong ini salah satu hiburan andalan. Karena bahan yang dibutuhkan untuk membuatnya cukup sederhana dan mudah didapat, harga jual mainan ini juga murah banget. Yang dibutuhkan cuma batang bambu yang dibelah sebagai pendorong, potongan kayu berbentuk bulat sebagai roda, dan tentu saja tutup botol yang berfungsi memberi efek suara ‘trotokan’ saat mainan ini didorong.
Modern ini, sepertinya suasana emang beda banget dengan masa lalu. Di sekitar kampung dan perumahan, anak kecil sekarang jarang banget memainkan trotokan dorong ini. Barangkali adik atau keponakan kalian lebih milih main bareng tablet ya? Iya, di mana-mana juga sama.
Beda dengan mainan modern yang belibet banget proses pembuatannya—karena olahan pabrik, mainan tradisional trotokan ini gampang banget buatnya. Bahkan, kalau pengen kalian bisa membuatnya sendiri di rumah. Kalau sulit menjumpai kayu berbentu lingkaran, kalian juga bisa menggantinya dengan sandal jepit.
Sementara proses pembuatannya juga nggak terlalu lama, hanya hitungan menit saja. Untuk tutorialnya juga bisa ditemukan di video YouTube. Dengan membuat sendiri mainan tradisional, siapa tahu bisa mengalihkan perhatian si kecil dari layar tablet yang nggak baik terus-terusan dipantengin itu.
Trotokan memang nggak begitu eksis lagi di beberapa kota di Indonesia. Namun, di Jepara tepatnya di desa Karanganyar mainan tradisional ini masih banyak diproduksi. Ya memang, Jepara dikenal sebagai kota yang kreatifitasnya tinggi banget. Kerajinan tangan udah jadi lahan ekonomi andalan. Salah satunya ya mainan anak-anak, termasuk trotokan dorong.
Sejatinya, mainan tempo dulu nggak kalah menarik kok dengan masa kini. Barangkali, butuh sedikit sosialisasi saja agar anak jaman sekarang makin tertarik main di luar dengan ragam mainan tradisional. Semoga keceriaan anak-anak nggak sampai terenggut dengan kecanggihan gadget ya.
Delapan bulan lamanya keluarga Alvaro Kiano Nugroho (6) mencari anak sekaligus cucu tanpa kepastian jelas.…
Sedang ramai di Indonesia mengenai kasus korupsi yang menyeret nama Ira Puspadewi. Ia adalah mantan…
Di tengah gejolak politik terus menerus yang dipicu oleh presidennya, Amerika Serikat memberi kejutan baru…
Baru di Indonesia, ketika teror mengguncang sebuah institusi pendidikan. Di tengah-tengah pelaksanaan salat Jumat (7/11/2025)…
Ada yang terbang sampai lupa pulang. Seperti itulah harga emas akhir-akhir ini. Terus melambung tinggi…
Kabar gembira untuk warga Arab Saudi, atau mungkin Warga Negara Indonesia yang bermukim di sana.…