Meskipun tugas utamanya adalah menjaga keamanan negara, tapi bukan berarti TNI tak boleh untuk melebarkan sayapnya keluar. Justru, dalam beberapa hal TNI memang harus keluar. Selain untuk mengasah kemampuan biar makin jago, alasan lainnya adalah soal kemanusiaan dan kepedulian. Ya, tentu tak semua negara benar-benar aman. Sebagian sangat memerlukan bantuan. Dari sini kemudian terciptalah pasukan-pasukan perdamaian yang kalau versi TNI sering disebut sebagai Skuad Garuda.
Berbicara kiprah TNI di luar negeri, ada banyak misi yang sudah pernah dilakukan. Salah satunya, sebut saja aksi heroik membantu Mujahidin Afghanistan di tahun 70an. Yang ini jarang diketahui orang karena sifatnya yang sangat rahasia. Dan baru setelah beberapa belas tahun akhirnya terungkap. Misi ini tercatat sebagai salah satu aksi besar yang pernah dilakukan TNI. Meskipun bentuknya bukan dukungan fisik di medan perang.
Lalu seperti apa sih misi besar yang jarang diketahui ini? Simak ulasannya berikut.
Pada tahun 1970an, Afghanistan pernah dilanda polemik yang luar biasa. Ya, ini adalah tentang invasi edan Soviet yang secara khusus bermaksud ingin menguasai Afghan seutuhnya. Tentu, tak semua orang Afghanistan mau menerima begitu saja hal ini. Hingga kemudian tercipta kelompok Mujahidin yang bermaksud mengusir Soviet dari tanah Afghanistan.
Begitu mendengar kabar tentang permintaan ini, TNI langsung memberikan sikap responsif. Melalui LB Moerdani, kemudian terjadilah perbincangan rahasia antara beliau dan salah satu kepala intelijen Pakistan. Pertemuan ini secara umum berisi bahasan soal bantuan logistik dan semacamnya.
Selain atas nama kemanusiaan, alasan TNI mau membantu tak lain karena pada saat itu pas sekali dengan momen pergantian massal alutsista. Soal senjata pun demikian. TNI berencana akan mengganti AK47 yang didapatkan dari Rusia dengan M16 yang lebih taktis.
Setelah terkumpul semua, akhirnya senjata-senjata ini pun dikemas. Namun, untuk mengaburkan pemeriksaan, TNI menempatkan senjata-senjata tersebut dalam sebuah peti berlogo Palang Merah. Di dalam peti juga diberi semacam obat-obatan dan selimut sebagai kamuflase lanjutan.
Agar misi bantuan senjata ini semakin tersamarkan, kemudian dibuatlah Flight Plan dengan rute-rute khusus. Ketika itu, pesawat berangkat dari Jakarta ke Diego Garcia. Kemudian dari sana dilanjut lagi ke Rawaloindi di Pakistan Utara.
Mujahidin sebelumnya cukup kesusahan menghadapi Soviet yang sangat kuat itu. Hingga akhirnya bantuan dari banyak negara terutama Indonesia, membuat mereka trengginas. Banyaknya senjata yang dimiliki apalagi jenisnya adalah AK47 yang pas banget untuk tempur di daerah gurun, membuat Mujahidin pelan-pelan berhasil mendorong Soviet keluar.
Pejuang Afghanistan benar-benar berhutang budi kepada Indonesia dan TNI. Seumpama saat itu bantuan-bantuan berupa senjata ini tidak diberikan, maka ceritanya akan sangat lain. Mungkin saja saat ini Afghanistan bakal dalam cengkeraman bangsa asing.
Namanya juga penipu. Akan selalu ada cara untuk membuat korbannya tidak berkutik demi merampas harta…
Sunmori atau Sunday Morning Ride adalah salah satu hobi masyarakat Indonesia. Para pemilik kendaraan roda…
Makan Bergizi Gratis (MBG) nampaknya harus secepatnya melakukan penyempurnaan. Pasalnya, masih banyak ditemui beragam kasus…
Paus Fransiskus tutup usia pada hari Senin 21 April 2025. Berita yang cukup mengagetkan mengingat…
Sudah bukan rahasianya Donald Trump saja, seluruh dunia juga tahu kalau umat manusia sedang terancam…
Kasus pelecehan pasien yang melibatkan dokter saat ini marak menjadi buah bibir masyarakat. Kejadiannya nyaris…