Aksi damai yang sama sekali tak menunjukkan kedamaian pada tanggal 22 Mei 2019 hingga kini menimbulkan banyak sisi lain. Demo yang terjadi di sekitar Gedung Bawaslu tersebut memperlihatkan bagaimana aparat kepolisian tidak bisa pulang hingga tertangkap kamera sedang video call dengan anaknya. Belum lagi para demonstran yang diduga membawa peluru kosong.
Selain itu, isu mengenai anggota Brimob yang tertutup dari kepala hingga kaki dan dianggap bukan orang Indonesia juga merebah. Para demonstran menyebut mereka Cina karena hanya mata yang dapat terlihat dan tampak seperti tipikal masyarakat Asia Timur. Netizen twitter yang banyak dihuni oleh K-Popers merasa gerah dengan hoax-hoax yang datang tiada henti. Maka dari itu, mereka memiliki cara sendiri untuk bersenang-senang melawan hoax, bukannya naik pitam.
Meskipun tampak freak dan halu, kalau kata netizen non K-Popers, tapi cara mereka bisa dikategorikan sebagai upaya penghentian hoax, loh. Dengan tidak meneruskan dan malah mengalihkan isu tersebut kepada topik lain. Juga ditambah lagi tidak menanggapi isu tersebut dengan serius dan berusaha untuk mendebat siapa yang menyebarkannya. Semakin ditanggapi dan didebat, semakin banyak orang tahu, bukan?
Kekuatan rakyat dunia maya memang sangat luar biasa. Seperti angin yang berhembus di celah-celah sempit,…
Ada yang baru dari masyarakat untuk bangsa Indonesia. Setelah sekian lama cuma bisa menggerutu, kini…
Senin, (29/9/2025) menjadi hari yang memilukan bagi keluarga besar Pondok Pesantren Al Khoziny, Desa Buduran,…
Sedang ramai di media sosial dan media massa tentang aksi nekat Biro Pers, Media, dan…
Sudah sembilan bulan berjalan, program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi mega proyek yang penuh tanda…
Nama Glory Lamria kini menjadi sorotan warganet. Paras cantik diaspora yang tinggal di Amerika Serikat…