Categories: Tips

Tanggapan Anies Baswedan Terhadap Kritikan Mohammad Nuh

Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah, Anies Baswedan membantah tudingan Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, menilai kebijakan menghentikan pelaksanaan kurikulum 2013 dan kembali pada kurikulum 2006 merupakan langkah mundur.

“Enggak! Insya Allah enggak ada kemunduran,” tegas Anies menanggapi tudingan M Nuh di Kompleks Istana Negara, Jakarta, Senin (8/12).

Tanggapan Anies Baswedan Terhadap Kritikan Mohammad Nuh

Anies menjelaskan bahwa penerapan kurikulum 2013 tidak diimbangi dengan kesiapan pada pelaksanaannya. Diaa juga menyebut substansi pelaksanaan kurikulum tersebut tidak jelas dan tidak terdokumentasi dengan baik.

“Tidak ditemukan penjelasan kurikulum 2006 diubah dengan kurikulum 2013. Kajiannya mana? Dokumennya mana? Mana buktinya kalau Kurikulum 2006 lemah sehingga perlu diubah?” katanya.

Mantan Rektor Universitas Paramadina itu mengaku tak ingin menyalahkan kurikulum 2013. Anies hanya menyayangkan karena penerapan kurikulum itu sangat tergesa-gesa. Banyak guru dan siswa yang keberatan akibat ketergesaan penerapan kurikulum 2013 itu. Padahal, guru adalah kunci utama untuk menyukseskan penerapan kurikulum tersebut.

Menurut Anies, kurikulum berubah tidak otomatis kualitas pendidikan meningkat. Tapi kalau kualitas guru meningkat, maka kualitas pendidikan meningkat. Dia juga menambahkan yang menjadi masalah dari kurilulum 2013 adalah ketika proses pengembangan belum tuntas, lalu dilaksanakan di seluruh sekolah memunculkan masalah.

“Kurikulum berubah, tidak otomatis kualitas pendidikan meningkat. Namun, jika kualitas guru meningkat, pendidikan kualitasnya pasti meningkat, itu kuncinya. Jadi persoalannya bukan kurikulumnya boleh diganti atau tidak. Memang harus selalu berkembang. Tapi ketika implementasi terlalu terburu-buru di situ masalah. Bahkan, saya garis bawahi, substansinya pun itu masih harus dievaluasi,” jelasnya.

Anies juga menegaskan bahwa dirinya menyadari mengembalikan kurikulum 2006 tentunya akan membawa dampak. Namun karena penerapan kurikulum 2103 masih belum bertahun tahun, dampaknya akan sangat minimal.

“Karena kurikulum dilaksanakan terburu-buru jadi masalah. Dan jika dilanjutkan terus lebih masalah. Kalau dihentikan tentu ada masalah, tapi minimal ini cut cost. Kalau diteruskan ongkosnya akan lebih mahal untuk anak-anak kita,” tandasnya.

Share
Published by
didi

Recent Posts

Virzha Tiba-Tiba Menikah, Banyak Netizen Salfok dengan Istri yang Begitu Cantik

Patah hati tampaknya tengah dialami para fans juara ketiga Indonesian Idol musim ke-8 sekaligus vokalis…

2 days ago

Fakta Rosmini Pengemis Viral, Tinggal di Jalanan Belasan Tahun hingga Diduga ODGJ

Beberapa waktu lalu, viral sebuah video yang memperlihatkan seorang pengemis karena aksinya yang dianggap meresahkan.…

3 days ago

4 Fakta Timnas Indonesia Masuk Semifinal, Larangan Nobar hingga Kalah dari Uzbekistan

Masyarakat Indonesia sedang berbahagia dan bangga terhadap Tim Nasional (Timnas) Indonesia yang baru saja menorehkan…

4 days ago

Buat Video Penistaan Agama, Tiktoker Galih Loss Ditangkap

Media sosial kini menjadi tempat berbagi cerita dan mencari hiburan, tak heran banyak orang yang…

5 days ago

Dubai Dihantam Hujan Badai Sebabkan Banjir, Puluhan Nyawa Melayang

Jakarta banjir, sudah menjadi “acara” tahunan yang membuat banyak warga menjadi lebih “santuy” saat menghadapinya.…

6 days ago

Seorang Ibu Harus Kehilangan Bayinya karena Dipijat Nenek Buyut Sejak Baru Lahir

Siapa sangka sebuah pijatan yang bisa merelaksasi dan menyembuhkan penyakit pada orang dewasa, bisa berujung…

7 days ago