Kita mungkin mengenal suku-suku penjinak binatang buas di film-film fiksi saja. Ya, mulai dari singa, macan hingga burung elang, semua bisa dibuat patuh atas perintah mereka. Namun kenyataannya binatang buas memang hampir tidak mungkin untuk dijinakkan, mengingat insting alami mereka yang tak mau tunduk pada makhluk lain.
Namun siapa sangka kalau Suku Dukha seolah mematahkan teori tersebut. Bagaimana tidak, pasalnya mulai dari rusa bertanduk hingga serigala pun dibuat patuh layaknya seekor anjing. Bahkan sampai sekarang, kegiatan menjinakkan binatang buas itu masih dilakukan. Lalu apa sih rahasia dari suku ini sendiri? Simak ulasan berikut.
Jika umumnya kita melihat para penunggang rusa di film-film fiksi, siapa sangka di dunia nyata pun mereka ada. Ya, dialah suku Dukha sebuah etnis di daerah Mongolia yang memiliki kedekatan dengan binatang bertanduk pemakan rumput itu. Kegiatan menjinakkan rusa sebagai tunggangan memang sudah diwariskan secara turun-temurun bahkan jadi pendapatan mereka karena digunakan untuk pertunjukkan pariwisata.
Uniknya suku yang satu ini seolah memiliki ikatan batin dengan segala binatang yang ada di sekitarnya. Bahkan binatang liar seperti serigala dan elang pun dibuat jinak saat berhadapan dengan suku Dukha. Biasanya mereka menggunakan binatang itu untuk membantunya berburu di saat membutuhkan makanan. Tidak hanya itu, untuk binatang besar seperti beruang pun dibuat tunduk pada suku Dukha.
Meskipun memiliki tradisi yang sangat unik, siapa sangka kalau suku ini sejatinya sedang mengalami kepunahan. Ya hal itu disebabkannya adanya tambang emas di dekat salah satu tempat tinggal mereka dan mengakibatkan sebagian darinya pindah profesi. Belum lagi godaan untuk hidup modern semakin mendorong beberapa anggota suku untuk meninggalkan tradisi hidup kuno.
Seperti yang diketahui kalau suku ini dulunya hanya mengandalkan berburu untuk hidup. Namun semenjak aturan baru diterapkan membuat mereka jarang berburu binatang besar. Umumnya sekarang hanya kelinci dan binatang kecil lainnya yang jadi incaran mereka. Belum lagi jumlah rusa sahabat mereka populasinya juga terus menurun. Alhasil mereka menggunakan jasa pariwisata sebagai pendapatan tambahan.
Memang benar kalau suku ini sangat dekat dengan alam, bahkan bisa menjinakkan binatang buas. Namun demikian sepetinya modernisasi menjadi momok bagi mereka. Kurangnya keinginan generasi muda menjaga tradisi leluhur menjadi alasan kemungkinan punah adat di suku ini. Mungkin Indonesia juga bisa berkaca agar tidak sampai terjadi yang demikian.
Delapan bulan lamanya keluarga Alvaro Kiano Nugroho (6) mencari anak sekaligus cucu tanpa kepastian jelas.…
Sedang ramai di Indonesia mengenai kasus korupsi yang menyeret nama Ira Puspadewi. Ia adalah mantan…
Di tengah gejolak politik terus menerus yang dipicu oleh presidennya, Amerika Serikat memberi kejutan baru…
Baru di Indonesia, ketika teror mengguncang sebuah institusi pendidikan. Di tengah-tengah pelaksanaan salat Jumat (7/11/2025)…
Ada yang terbang sampai lupa pulang. Seperti itulah harga emas akhir-akhir ini. Terus melambung tinggi…
Kabar gembira untuk warga Arab Saudi, atau mungkin Warga Negara Indonesia yang bermukim di sana.…