Lucu

Pernah Jadi Makanan Mewah, Begini Sejarah Es Batu Saat Pertama Kali Datang ke Indonesia

Segala jenis minuman yang dicampur dengan es batu pasti nikmatnya luar biasa. Apalagi di bulan Ramadan seperti ini, tak lengkap rasanya kalau tak ada es sebagai penghilang dahaga. Tahukah kamu kalau es batu memiliki sejarah yang cukup unik saat pertama kali kehadirannya di Indonesia? Yap, setelah membaca uraian berikut mungkin kamu juga akan tersenyum karenanya.

Dulu, es batu dianggap sebagai sajian mewah yang hanya mampu dibeli oleh orang kaya dan punya kedudukan. Kedatangan es dingin ini bahkan membuat negara kita heboh luar biasa. Pertama kali masuk Indonesia pada bulan November tahun 1846, es batu ini dibawa oleh kapal besar dari Boston, Amerika Serikat atas pesanan Roselie en Co. Es tersebut baru dibongkar keesokan harinya.

Ilustrasi pengangkutan es batu [Sumber gambar]
Satu hari sebelum kapal tersebut datang, kabar tentang kedatangannya sudah termuat dalam surat kabar Kavasche Courant. Tak heran jika kabar ini tersebar ke seluruh penjuru Batavia (sekarang Jakarta) dan membuat banyak orang penasaran. Namun, dulu belum canggih seperti sekarang, karena belum ada lemari pendingin, balok-balok es ini ditutupi dengan selimut wol agar tak mencair.

Jangan dibayangkan ia bisa murah meriah seperti sekarang. Es batu hanya bisa dikonsumsi oleh orang elit Belanda yang berada di kawasan Weltevreden (Sawah Besar, Jakarta Pusat) atau Meester (Jatinegara, Jakarta Timur) saja. Orang Belanda biasa bahkan tak tau betapa nikmatnya sajian ini ketika itu. Setiap 500 gram es batu dibanderol 10 sen Gulden (sangat mahal ketika itu).

Mengetahui fakta bahwa ia adalah sajian mewah, semua orang membicarakannya. Ada yang menyebut es sebagai obat sariawan, ada juga yang bilang batu-batu putih sejernih kristal, yang kalau dipegang bisa membuat tangan kaku. Sampai tahun 1870, es masih diimpor dari Boston.

Es yang sering kita nikmati [Sumber gambar]
25 tahun setelahnya, pabrik es batu pertama kali muncul di Indonesia, seorang Tionghoa bernama Kwa Wan Hong menjadi pelopornya. Ia membuka pabrik di Semarang, Jawa Tengah. Hal ini ternyata menginspirasi banyak orang untuk mendirikan pabrik sama di beberapa daerah seperti Surabaya, Pekalongan, bahkan Batavia sendiri yang berlokasi di jalan Gajah mada kawasan Petojo.

Unik sih memang, jadi es batu yang kita gemari selama ini sejarahnya perkembangannya sangat panjang bukan? Jauh sebelum adanya kulkas, orang-orang dahulu menjaga agar es tetap beku dengan menyelimutinya memakai wol, hal yang pastinya sedikit terdengar lucu. Nah, silakan share jika menurut kamu info ini menarik ya Sahabat Boombastis!

Share
Published by
Ayu

Recent Posts

Kronologi Kasus Kiano Alvaro, Hilang 8 Bulan Ditemukan Tak Bernyawa

Delapan bulan lamanya keluarga Alvaro Kiano Nugroho (6) mencari anak sekaligus cucu tanpa kepastian jelas.…

4 days ago

Kasus Ira Puspadewi, Pulang dari LN untuk Negara Ternyata Dituding Korupsi

Sedang ramai di Indonesia mengenai kasus korupsi yang menyeret nama Ira Puspadewi. Ia adalah mantan…

5 days ago

Profil Zohran Mamdani, Walikota Muslim Pertama di Amerika Serikat

Di tengah gejolak politik terus menerus yang dipicu oleh presidennya, Amerika Serikat memberi kejutan baru…

2 weeks ago

Kasus Ledakan SMAN 72 dan Potret Ekstrim Dampak Perundungan di Kalangan Remaja

Baru di Indonesia, ketika teror mengguncang sebuah institusi pendidikan. Di tengah-tengah pelaksanaan salat Jumat (7/11/2025)…

2 weeks ago

Ramai Beli Emas saat Harga Naik, Bagaimana Seharusnya?

Ada yang terbang sampai lupa pulang. Seperti itulah harga emas akhir-akhir ini. Terus melambung tinggi…

3 weeks ago

Arab Bikin Proyek Kereta Cepat, Kenapa Biayanya Bisa Lebih Murah dari Whoosh Indonesia?

Kabar gembira untuk warga Arab Saudi, atau mungkin Warga Negara Indonesia yang bermukim di sana.…

3 weeks ago