Unik Aneh

4 Fakta Rencana Tunjangan Warga China yang Mau Tambah Anak Bisa Bikin Tajir

Sampai saat ini China mungkin jadi salah satu negara yang menguasai ekonomi dunia bersaing dengan Amerika. Banyak kebijakannya yang sangat penduli dan membantu para pengusaha supaya bisa maju dan mendapat keuntungan, baik dari dalam dan luar negeri. Jadi bukan hal yang aneh kalau barang dari China ditemui di banyak negera, termasuk Indonesia.

Namun siapa sangka kalau di negara yang lumayan kaya itu juga ada masalah besar yang ditemui. Salah satunya adalah angka kelahiran yang ternyata turun drastis. Namun uniknya mereka memberikan solusi tak biasa. Lalu solusi apa sih yang ditawarkan China itu? Biar gak penasaran simak ulasan di bawah ini.

Rencana uang untuk yang punya anak di China

Meskipun menjadi negara terpadat di dunia, rupanya beberapa waktu ini ada rencana pemberian dana untuk yang memiliki anak di sana. Dilasir dari laman CNBC, ide tersebut muncul dari salah satu profesor di sana bernama Liang Jianzhang sebagai solusi mengatasi demografi.

Meningkatkan angka kelahiran [sumber gambar]
Ya, sebagai negara yang padat namun China sedang mengalami kurangnya angka kelahiran dan anak usia muda. Oleh sebab itu dengan memberikan iming-iming 1 juta yuan atau setara Rp2,3 miliar per kelahiran, bisa menambah angka usia muda di sana. Dana tersebut nantinya ada yang diserahkan tunai juga potongan-potangan pajak dan kewajiban negara. Namun masih belum pasti apakah saran ini akan benar akan diambil oleh pemerintah.

Masalah yang terjadi akibat kebijakan terdahulu

Sejatinya problematika mengenai minusnya angka kelahiran di China ini, dampak dari kebijakan terdahulu. Pada tahun 1970-an adanya kebijakan pembatasan kelahiran, memaksa banyak orang hanya memiliki satu anak saja. Bukan tanpa alasan, hal ini adalah upaya untuk mengendalikan laju kelahiran waktu itu yang terlalu tinggi.

Dampak kebijakan masa lalu [sumber gambar]
Selain itu, hal ini juga berguna untuk mendorong sektor ekonomi dan berkurangnya tingkat persaingan dalam mencari pekerjaan bagi generasi bangsa kelak. Sempat sangat efektif, namun sayangnya akhir-akhir ini dampak dari kebijakan itu pun kini dirasakan kembali. Alhasil berbagai cara pun dilakukan, salah satunya adalah seperti saran dari Liang Jianzhang yang dibahas sebelumnya.

Habis kebijakan satu anak, terbitlah wajib tiga kelahiran

Langkah lain yang diambil oleh China adalah mengenai menganjurkan untuk memiliki tiga orang anak. Semua langkah itu dilakukan karena saat ini selain selisih dari generasi muda dan tua yang sangat jomplang, adanya ketidakmerataan gender juga jadi masalah. Bagaimana tidak, dilansir dari BBC adanya kebijakan pembatasan terdahulu, rupanya membuat jumlah laki-laki jadi lebih banyak ketimbang perempuan.

Tiga anak China [sumber gambar]
Apalagi ketika dulu awal diterapkan kebijakan itu, pemikiran sosial di sana membuat orang-orang lebih memilih anak laki-laki yang lebih dianggap berguna daripada perempuan. Oleh sebab itu, saat ini banyak pria yang tak mendapatkan pasangannya karena banyak wanita yang telah memiliki suami dan berumah tangga.

Problematika jika kebiijakan tambah anak diterapkan

Tidak semerta-merta kebijakan menambah anak di China ini menjadi solusi. Bagaimana tidak, ada juga tanggapan negatif mengenai kebijakan ini jika terus diterapkan. Dilansir dari laman Kompas, banyak orang yang mengeluh ketika diminta punya tiga anak, padahal dirinya saja tak mampu menikah karena tak ada pasangan dan tak punya biaya.

Biaya keluarga tinggi [sumber gambar]
Meskipun tunjungan nanti diberikan, namun tak menjamin akan menutupi kebutuhan keluarganya kelak. Di sisi lain, banyak wanita yang enggan punya anak karena masalah karier. Ya seperti yang diketahui, kebijakan pembatasan anak dulu rupanya memberikan banyak kesempatan perempuan untuk menjadi wanita karier. Namun sayang, banyak diantara mereka yang enggan terpotong waktu bekerjanya untuk melahirkan dan mengurus rumah tangga.

BACA JUGA: 4 Fakta Tradisi Menangis Sebulan Suku Tujia di China, Mau Menikah Harus Berderai Air Mata

Problem yang ada di China ini sejatinya juga dialami oleh negara maju yang lainnya. Banyak negara yang fokus pada ekonomi dan industri akhirnya berdampak pada angka kelahiran yang menurun. Pada dasarnya semua seharusnya harus bisa dilakukan secara imbang agar tidak terjadi masalah.

Share
Published by
Arief

Recent Posts

Kronologi Kasus Kiano Alvaro, Hilang 8 Bulan Ditemukan Tak Bernyawa

Delapan bulan lamanya keluarga Alvaro Kiano Nugroho (6) mencari anak sekaligus cucu tanpa kepastian jelas.…

5 days ago

Kasus Ira Puspadewi, Pulang dari LN untuk Negara Ternyata Dituding Korupsi

Sedang ramai di Indonesia mengenai kasus korupsi yang menyeret nama Ira Puspadewi. Ia adalah mantan…

6 days ago

Profil Zohran Mamdani, Walikota Muslim Pertama di Amerika Serikat

Di tengah gejolak politik terus menerus yang dipicu oleh presidennya, Amerika Serikat memberi kejutan baru…

2 weeks ago

Kasus Ledakan SMAN 72 dan Potret Ekstrim Dampak Perundungan di Kalangan Remaja

Baru di Indonesia, ketika teror mengguncang sebuah institusi pendidikan. Di tengah-tengah pelaksanaan salat Jumat (7/11/2025)…

2 weeks ago

Ramai Beli Emas saat Harga Naik, Bagaimana Seharusnya?

Ada yang terbang sampai lupa pulang. Seperti itulah harga emas akhir-akhir ini. Terus melambung tinggi…

3 weeks ago

Arab Bikin Proyek Kereta Cepat, Kenapa Biayanya Bisa Lebih Murah dari Whoosh Indonesia?

Kabar gembira untuk warga Arab Saudi, atau mungkin Warga Negara Indonesia yang bermukim di sana.…

3 weeks ago