Setiap tradisi dan budaya di dunia memang selalu unik dan berbeda. Misalnya saja, ada yang mentato diri sebagai tanda kedewasaan, ada pula yang menggemukkan badan untuk jadi simbol jadi anggota suku, hingga mereka yang melewati prosesi menyakitkan agar dapat diakui komunitasnya. Semua itu, meskipun dianggap aneh di kaca mata kita namun ada nilai di baliknya yang penuh makna.
Seperti yang ada di suku Tujia China ini. Pasalnya di sana ternyata sebelum menjelang pernikahan banyak wanita yang harus menangis selama sebulan. Kok bisa? Apakah mereka disiksa terlebih dahulu sebelum menikah? Nah biar gak penasaran mengenai tradisi itu, simak ulasan di bawah ini.
Menangis sebulan, budaya unik suku Tujia
Pernikahan memang selalu erat dengan suka cita dan kebahagiaan, namun suku Tujia malah mewarnainya dengan tangis. Ya, mempelai wanita yang akan melakukan pernikahannya diwajibkan untuk menangis selama 30 hari atau satu bulan. Awalnya, mempelai wanita itu akan menangis di sebuah ruangan sendirian, selama satu jam setiap harinya.
Bagi mereka yang tidak menangis berdampak buruk
Sayangnya, ada saja beberapa anggota suku yang tidak menangis menjelang pernikahan dan mereka menerima konsekuensinya. Yang tidak menjalankan tradisi ini akan menjadi bahan gunjingan oleh para tetangga dan saudaranya. Bahkan ada kasus dimana seorang ibu akan memukul anak perempuannya karena tidak melakukan tradisi menangis selama satu bulan ini.
Legenda yang mengawali tradisi ini
Semua tradisi pastinya punya kisah yang melatarbelakanginya, seaneh apapun adat itu. Pun demikian dengan tradisi menangis sebulan ini yang ternyata punya sejarah panjang. Dilansir dari laman Kumparan, semua berasal dari cerita putri dari Negeri Zhao. Dirinya dikisahkan akan dinikahkan dengan seorang pangeran dari Negeri Yan.
Tradisi Tujia yang jarang sekali dilakukan saat ini
Adat yang ada di suku Tujia China ini memang sangat unik, namun sayang di masa modern sangat sedikit yang melakukannya. Beda dengan anggapan orang dulu yang akan menggunjing perempuan yang tidak melakukannya, sekarang banyak orang yang bersikap biasa.
BACA JUGA: 12 Potret Hiruk Pikuk Tiongkok yang Bikin Ternganga Hingga Susah Bernafas
Meskipun dianggap tradisi yang tidak relevan bagi zaman sekarang, namun masyarakat Tujia tidak menampik keberadaan budaya itu. Hal itu karena adat tersebut adalah warisan luhur budaya masa lalu. Jikalaupun masih ada yang sampai sekarang melakukannya, maka masyarakat di sana akan tetap menghormatinya.