Tentunya kita sudah sering mendengar kehebatan pasukan-pasukan khusus di tanah air. Mulai dari Kopassus, Denjaka dan beberapa unit lainnya. Hal inilah yang menjadi sebuah kebanggaan buat kita karena bahkan negara sekelas Amerika pun sukses dibikin salut.
Bicara soal pasukan khusus, pernah dengar tidak sih mengenai Terate? Pasukan ini sempat dibentuk untuk mengamankan presiden Soekarno waktu di Yogya. Uniknya mereka bukan berasal dari militer namun punya latar belakang tak biasa. Berikut ulasan lengkapnya.
Seperti yang diketahui kalau pusat pemerintahan Indonesia sempat berpindah ke Yogyakarta karena beberapa alasan. Akan tetapi semua tidak selalu berjalan mulus seperti yang dikira lantaran banyak beberapa persoalan yang mesti dipikirkan. Salah satunya adalah masalah keamanan dari Presiden Soekarno sendiri.
Mungkin menjadi salah satu ide nyeleneh dan tak biasa menggunakan orang-orang dengan latarbelakang gelap. Namun siapa sangka kalau mereka tidak hanya dipakai sebagai pengawalan saja namun juga untuk perang psikologi (Psywar). Nantinya para maling, begal dan PSK ini akan diterjunkan ke daerah-daerah milik Belanda dan membuat kekacauan di sana.
Seolah menjadi pedang yang memiliki dua mata, strategi yang dipakai oleh Moestopo ini ternyata memberi dampak bagi kedua pihak. Bagi para Belanda dan penjajah, memang diakui kalau keadaan sosial yang ada di mereka mulai hancur karenanya.
Rupanya bukan hanya warga dan prajurit yang merasakan dampak ganda dari pasukan Terate, namun Moestopo sendiri. Dilansir dari Historia, suatu saat Mayjend Moestopo sempat melapor pada Letkol Sukanda Bratamanggala mengenai kehilangan baju.
BACA JUGA: Resimen Cakrabirawa, Pasukan Pengawal Presiden yang Menjadi Kambing Hitam Tumbangnya Orde Lama
Memang para pasukan Terate ini berasal dari latar belakang yang bisa dianggap gelap. Namun tidak dapat dipungkiri kalau mereka juga berjasa dalam masa kemerdekaan. Hal ini membuktikan dari latarbelakang apapun sama-sama menginginkan kemerdekaan.
Kekuatan rakyat dunia maya memang sangat luar biasa. Seperti angin yang berhembus di celah-celah sempit,…
Ada yang baru dari masyarakat untuk bangsa Indonesia. Setelah sekian lama cuma bisa menggerutu, kini…
Senin, (29/9/2025) menjadi hari yang memilukan bagi keluarga besar Pondok Pesantren Al Khoziny, Desa Buduran,…
Sedang ramai di media sosial dan media massa tentang aksi nekat Biro Pers, Media, dan…
Sudah sembilan bulan berjalan, program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi mega proyek yang penuh tanda…
Nama Glory Lamria kini menjadi sorotan warganet. Paras cantik diaspora yang tinggal di Amerika Serikat…