Categories: Trending

Tak Sejahtera yang Dikira, 4 Pasien BPJS Ini Malah Mendapat Perlakuan Buruk dari Pihak Medis

Seperti yang kita tahu kalau BPJS digunakan untuk memudahkan masyarakat. Ya khususnya untuk warga kurang mampu dalam melakukan pengobatan. Dengan BPJS ini diharapkan semua warga Indonesia bisa mendapatkan kesehatan yang merata, tanpa terkecuali.

Namun fakta di lapangan malah mengatakan lain. Di mana BPJS nyatanya banyak memberikan dampak kurang baik terhadap penggunanya. Contohnya seperti orang-orang di bawah ini yang mendapatkan perlakuan buruk dari tim medis meskipun menggunakan BPJS.

Diusir dari rumah sakit meskipun kondisi belum sehat

Fenomena tak menyenangkan datang dari seorang pria bernama Hedy. Lelaki penderita lemah jantung tersebut merasa penyakitnya kambuh dan akhirnya harus dirujuk ke rumah sakit terdekat. Ia pun memutuskan untuk memeriksakan diri ke RSUP Kariadi, Semarang. Pada awalnya, lelaki berusia 49 tahun ini disuruh menginap sehari di IGD karena ruangan penuh.

Ilustrasi diusir dari rumah sakit [Sumber Gambar]
Tapi setelahnya, ia pun dibawa bukan ke kamar rawat inap, tapi lebih seperti barak. Di dalamnya terdapat beberapa pasien yang katanya juga menunggu kamar kosong. Namun, setelah lima hari menunggu, ia malah disuruh pergi dari rumah sakit oleh pihak medis. Padahal, dirinya belum merasa baikan sama sekali. Ia beranggapan, kondisi seperti ini dialaminya karena dirinya sedang menggunakan fasilitas BPJS.

Disuruh berobat di luar rumah sakit oleh sang dokter

Alwiyah, seorang wanita dari Ambon harus menelan pil pahit akibat statusnya sebagai pasien BPJS di rumah sakit. Pada waktu itu, wanita berusia 35 tahun tersebut menderita sakit yang belum diketahuinya hingga kini. Tubuhnya lemas, kaki kirinya terus mengecil dan badannya menggigil.

Disuruh berobat di luar rumah sakit [Sumber Gambar]
Dia mengaku terpaksa keluar dari rumah sakit karena diperintahkan oleh seorang dokter. Ketika itu, seorang dokter perempuan menanyakan kondisi sari Alwiyah. Lalu, wanita ini menjawab dirinya masih lesu, sesak nafas dan badannya menggigil. Tapi, bukannya diperiksa lebih lanjut, dokter dari Rumah Sakit Bhayangkara tersebut menyuruhnya untuk berobat di luar saja. Kalau tidak, statusnya sebagai pasien BPJS akan dicabut dan harus membayar biaya rumah sakit secara penuh.

Nama tak terdaftar dan kartu BPJS dihilangkan oleh petugas loket

Pelayanan kesehatan di Puskesmas Kelurahan Cilincing, Jakarta Utara banyak dikeluhkan para pasien. Salah satunya adalah Parni. Ia sudah mendaftar dari pagi supaya mendapatkan nomor antrean yang lebih awal. Namun, sudah berjam-jam dirinya tidak dipanggil, akhirnya Parni menanyakan ke petugas loket.

Kehilangan kartu BPJS di Puskesmas Cilincing [Sumber Gambar]
Ternyata, namanya tidak terdaftar dan yang bikin geram adalah kartu BPJSnya sudah lenyap entah ke mana. Jadi, mau tak mau Parni harus memeriksakan diri ke RSUD Koja supaya telinganya cepat untuk diobati. Tapi, yang jadi masalah, pihak puskesmas tidak bisa membuatkan surat kehilangan Kartu BPJS kesehatan miliknya tanpa tahu apa masalahnya.

Lama menunggu jadwal pemeriksaan, pasien kanker menghembuskan nafas terakhir

Demi menyembuhkan istrinya yang terkena kanker payudara, Apen rela melakukan apapun. Seperti proses panjang dari rujukan klinik hingga ke rumah sakit besar yang ada di Jakarta. Mulanya, istri dari Apen dirawat di ruang IGD. Namun dibawa keluar lagi lantaran Apen diharuskan membayar uang puluhan juta saat itu juga.

Meninggal karena menunggu jadwal periksa [Sumber Gambar]
Masih di rumah sakit yang sama, Apen pun mencoba mengambil nomor antrean dengan menyertakan Kartu BPJS. Hasilnya, ia mendapatkan nomor C-026. Di mana sang istri baru bisa dilayani pada tanggal 2 Agustus 2016 yang pada saat itu baru dua bulan lagi. Tapi, Tuhan berkata lain, istri Apen meninggal dunia karena terlalu lama menunggu jadwal pemeriksaan.

BACA JUGA : Terjadi Lagi! Gara-Gara BPJS, Pasien Ini Terus Ditolak Rumah Sakit Sampai Tak Bernyawa

Miris, ketika kita melihat beberapa orang di atas jadi korban fasilitas BPJS. Padahal, BPJS digunakan untuk memudahkan masyarakat dalam berobat. Bukan malah menyusahkan warga atau bahkan mengancam nyawa mereka. Semoga peristiwa di atas adalah kejadian terakhir dan tidak akan terulang kembali untuk ke depannya.

Share
Published by
Firdha

Recent Posts

Akun IG Cabinet Couture, Soroti Barang Mahal Pejabat

Kekuatan rakyat dunia maya memang sangat luar biasa. Seperti angin yang berhembus di celah-celah sempit,…

2 weeks ago

Gerakan Stop Tot Tot Wuk Wuk, Kritik pada Patwal Arogan di Jalan

Ada yang baru dari masyarakat untuk bangsa Indonesia. Setelah sekian lama cuma bisa menggerutu, kini…

2 weeks ago

Musala di Ponpes Ambruk, Timpa Santri yang Habis Salat Asar

Senin, (29/9/2025) menjadi hari yang memilukan bagi keluarga besar Pondok Pesantren Al Khoziny, Desa Buduran,…

2 weeks ago

Habis Dikritik, BPMI Kembalikan ID Pers Istana Jurnalis CNN yang Tanya Soal MBG

Sedang ramai di media sosial dan media massa tentang aksi nekat Biro Pers, Media, dan…

2 weeks ago

Ribuan Murid Keracunan, MBG Didesak Evaluasi

Sudah sembilan bulan berjalan, program Makan Bergizi Gratis (MBG)  menjadi mega proyek yang penuh tanda…

2 weeks ago

Sosok Glory Lamria, Diaspora yang Disorot Pasca Sambut Prabowo dan Berenang di Hotel Mahal

Nama Glory Lamria kini menjadi sorotan warganet. Paras cantik diaspora yang tinggal di Amerika Serikat…

2 weeks ago