Seperti halnya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, kasus Calciopoli di sepak bola Italia juga bisa dikatakan meluluhlantahkan banyak sekali elemen. Mulai dari kepercayaan, sistem, hingga rapor merah untuk kompetisi bola negeri Piza. Kendati tidak membuat olahraga ini mati suri di sana, namun aib tersebut bunyinya hingga kini masihlah terdengar.
Dan sepertinya akan terus terparti dalam pikiran banyak insan bola wilayah Eropa dan Dunia. Calciopoli memanglah skandal sangat kotor. Hal ini lantaran banyak orang terlibat harus merasakan getah yang sangat memilukan. Tidak itu saja, kasus tersebut juga menggambarkan kalau pengaturan skor bukanlah bisa di padang sebelah mata. Lalu seperti apakah itu Calciopoli? Mari bersama kita mengenang kisahnya di ulasan berikut.
Meski dalam kisahnya kasus ini sudah diselidiki mulai musim 2004/ 2005 pasca Juventus Juara Seria A, namun gaungnya keras mulai terasa benar-benar bak petir setahun setelah investigasi awal. Bekerjasama dengan mantan hakim ternama Italia Franco Borrelli, pihak Federasi Sepakbola Itali (FIGC) perlahan tapi pasti mulai bisa melacak bagaimana kasus ini.
Seperti telah disinggung di awal tadi, tentang keterlibatan perangkat dan sejumlah klub Seria A. Pada akhirnya kasus ini secara mengejutkan, ternyata juga menghantam tim-tim yang ada di Liga teratas negara tersebut yang sebetulnya memiliki citra bagus. Dilansir Boombastis dari PanditFootball, tim besar Italia yang terseret pusaran hitam itu adalah Juventus, AC Milan, Fiorentina dan Lazio.
Nah, kalau kalian jadi bertanya-tanya kenapa Juventus menerima hukuman paling berat, jawabannya adalah lantaran orang penting di klub tersebut menjadi dalangnya. Yaa, seperti telah banyak diberitakan seorang General Manager kesebelasan berjuluk Nyoya Tua itu, menjadi aktor sentralnya. Kabarnya Luciano Moggi bergerak begitu terukur dan senyap untuk melakukan pengaturan skor tersebut.
Walaupun ketika itu sepak bola negara tersebut begitu jatuh, namun dewi fortuna sepertinya sedikit memberikan sedikit kebahagiaan untuk bola di sana. Lewat capaian fantastis di ajang Piala Dunia 2006, Timnas Italia dengan ajaib mampu keluar sebagai kampiun ajang empat tahun tersebut. Setelah pada partai pamungkas sukses, menggulingkan tim kuat Prancis.
BACA JUGA: Gaji Wasit di Italia Ternyata Buat Upah Pengadil Lapangan Indonesia Tidak Ada Apa-apanya
Ingatan tentang kisah Calciopoli mungkin tidak akan bisa hilang. Namun, meski begitu apa yang dilakukan oleh FIGC untuk membongkar hal tersebut, adalah bukti kalau sepak bola Italia ingin baik. Besar harapan aksi-aksi dari federasi sana tadi, dapat jadi lecutan semangat untuk Satgas Anti Mafia Bola dalam menumbangkan aktor-aktor pengaturan skor di Indonesia.
Namanya juga penipu. Akan selalu ada cara untuk membuat korbannya tidak berkutik demi merampas harta…
Sunmori atau Sunday Morning Ride adalah salah satu hobi masyarakat Indonesia. Para pemilik kendaraan roda…
Makan Bergizi Gratis (MBG) nampaknya harus secepatnya melakukan penyempurnaan. Pasalnya, masih banyak ditemui beragam kasus…
Paus Fransiskus tutup usia pada hari Senin 21 April 2025. Berita yang cukup mengagetkan mengingat…
Sudah bukan rahasianya Donald Trump saja, seluruh dunia juga tahu kalau umat manusia sedang terancam…
Kasus pelecehan pasien yang melibatkan dokter saat ini marak menjadi buah bibir masyarakat. Kejadiannya nyaris…