Sudah dari dulu Indonesia menginginkan untuk memiliki industri kendaraan sendiri. Mulai dari pesawat hingga mobil pun terus dicanangkan. Apalagi mengingat saat ini persaingan global adalah hal yang tidak dapat dihindari. Tentu semua tak akan berhasil tanpa adanya dukungan dari segenap pihak yang ada.
Ternyata, hal itu juga pernah dilakukan sejak masa orde baru dulu. Bahkan waktu itu produksi mobilnya hampir mendekati kata berhasil. Namun sayang karena ada satu dan beberapa hal yang membuat semua tak berjalan lancar. Lalu kenapa bisa begitu? Simak ulasan berikut.
Zaman orde baru memang jadi waktu dimana Indonesia mulai mencoba menunjukkan taringnya di dunia. Salah satunya dengan melakukan produksi besar-besaran semisal alat transportasi. Dan kita pasti masih ingat dengan mobil Timor, salah satu kendaraan roda empat buatan Indonesia. Bagaimana tidak, selain memiliki kualitas sama dengan mobil Jepang, harga yang ditawarkan ternyata sangat murah.
Salah satu kunci keberhasilan Timor waktu itu merajai Industri mobil di tanah air adalah dukungan dari rezim di masa tersebut. Diserahkan pada PT Timor Nasional (PT TPN) yang tak lain milik anak Soeharto sendiri, Hutomo Mandala Putra membuat segala akses dapat dipermudah.
Ada lebih dari tujuh jenis mobil yang dikeluarkan oleh Timor dan kebanyakan sangat digandrungi oleh masyarakat. Namun demikian, awal kejatuhan dari industri mobil nasional ini adalah masalah pembuatannya yang dianggap hanya mengganti lambang dari KIA milik Korea.
Kejatuhan sebenarnya dari Timor ini adalah saat banyaknya penjegalan dari banyak produsen luar, tak terkecuali Toyota. Ya, adanya banyak ‘kelebihan’ yang diberikan oleh pemerintah itu mengancam industri lainnya. Alhasil masalah ini pun harus dibawa ke WTO agar diselesaikan secara internasional. Akhirnya terbukti kalau Timor dan Indonesia melanggar hukum perdagangan bebas sehingga harus ditutup.
Mobil Timor mungkin jadi salah satu bukti bagaimana semangat Indonesia yang ingin maju dalam bidang industri kendaraan. Terlepas dari segala kontroversi yang ada tentu ada hikmahnya. Dan ini jadi pelajaran untuk ke depannya agar lebih memperhatikan hasil karya bangsa.
Sedang ramai dibicarakan oleh masyarakat Negeri Tirai Bambu, China, seorang pria yang ditangkap gara-gara menyamar…
Bagi aktor kelas dunia, Bruce Willis, dunia terus berputar dan waktu akan terus berjalan. Umur…
Di balik fenomena dan polemik Sound Horeg yang menggemakan Indonesia, muncul sosok yang kini ramai…
Babak baru perjuangan Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong dalam menghadapi putusan majelis hakim dalam…
Di media sosialnya setiap minggu selalu pamer mampu lari 5 kilometer, tapi saat di kantor…
Satuan Pemadam Kebakaran (Damkar) bagaikan pelita di dalam kegelapan. Selalu yang terdepan dalam mendengarkan dan…