Kekayaan tambang emas [image source]
Tidak ada yang bisa menyangkal kekayaan alam Indonesia, istilahnya ranting ditanam pun bisa jadi pohon. Dengan anugerah alam sebesar itu seharusnya Indonesia dapat menjadi negara dengan perekonomian terbaik. Namun faktanya, Indonesia masih membutuhkan bantuan dari negara asing dan terlilit banyak hutang.
Andaikan saja Indonesia dapat mengolah sumber dayanya, bukan tidak mungkin negara ini jadi salah satu negeri super power seperti Amerika dan Rusia. Kerajaan Arab pun pasti lewat. Berikut hal-hal yang bisa saja terjadi bila Indonesia mampu mengolah sumber dayanya sndiri.
Bahan tambang adalah komoditi sangat mahal yang dimiliki Indonesia, karena di dalamnya sudah termasuk logam mulia. Pastinya akan sangat besar keuntungan yang didapat bila Indonesia dapat mengolah bahan tambangnya sendiri. Contohnya saja Freeport, perusahaan tersebut hanya memberikan 1% keuntungannya pada Indonesia. Menurut data 2011, penghasilan Freeport sebulan adalah US$19 juta , itu berarti penghasilan dalam satu tahun dapat menjadi $589 Juta. Bila dirupiahkan kira-kira Rp. 3,534 Triliun pertahunnya. Itu adalah angka yang sangat fantastis dibandingkan keuntungan yang cuma 1%.
Pada tahun 2008, dijelaskan bahwa Indonesia dapat memproduksi 350,400,000 barrel/tahun. Dalam pengolahannya menjadi BBM, Indonesia mengeluarkan sekitar US$ 15/barel. Dengan keadaan seperti itu, Indonesia masih dapat banyak untung dari pengolahan minyak tersebut . Bahkan bila biaya pengolahan minyak naik hingga US$ 200/barel pun, Indonesia masih untung hingga 13 milyar
Masalah bahan pokok, yang satu ini selalu terjadi setiap tahunnya. Entah mengapa setiap tahunnya Indonesia harus melakukan impor beras. Padahal Indonesia memiliki keadaan alam yang sangat cocok untuk tanaman Padi. Asal kamu tahu saja, biaya impor beras Indonesia bisa mencapai $ 480,33 Juta dalam sepuluh bulan. Dan setiap bulannya itu, Indonesia harus mengimpor kurang lebih 20-an juta kg untuk memenuhi kebutuhan pangan.
Pada tahun 2016, impor ikan Indonesia mulai dari januari hingga oktober mencapai 55.320 ton. Hal itu menjadi sangat aneh mengingat Indonesia adalah negara maritim. Belum lagi masalah pencurian ikan di perairan Indonesia yang sangat berdekatan dengan negara tetangga. Masih belum lagi dikurangi oleh ongkos angkut dari negara-negara pengimpor US$ 0,1 per kilogramya.
Itu hanya beberapa contoh, sebenarnya masih banyak sektor-sektor yang bisa menghasilkan banyak keuntungan bila dikelola secara bijak. Jadi hilangkanlah stigma bahwa Indonesia adalah negara yang miskin karena ini juga merupakan tanggung jawab kita membuat Indonesia maju dan mandiri. Ketika kita bisa berdiri di kaki sendiri, maka Indonesia bakal bisa lebih mentereng dari negara lain.
Sedang ramai dibicarakan oleh masyarakat Negeri Tirai Bambu, China, seorang pria yang ditangkap gara-gara menyamar…
Bagi aktor kelas dunia, Bruce Willis, dunia terus berputar dan waktu akan terus berjalan. Umur…
Di balik fenomena dan polemik Sound Horeg yang menggemakan Indonesia, muncul sosok yang kini ramai…
Babak baru perjuangan Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong dalam menghadapi putusan majelis hakim dalam…
Di media sosialnya setiap minggu selalu pamer mampu lari 5 kilometer, tapi saat di kantor…
Satuan Pemadam Kebakaran (Damkar) bagaikan pelita di dalam kegelapan. Selalu yang terdepan dalam mendengarkan dan…