Belum banyak masyarakat Indonesia yang tahu bahwa sineasnya sungguh berprestasi di luar negeri. Banyak film Indonesia yang masuk nominasi bahkan memenangkan penghargaan dari festival film di luar negeri, seperti yang telah diulas dalam artikel berjudul Diremehkan di Negeri Sendiri, 7 Film Indonesia Ini Malah Sabet Penghargaan Luar Negeri.
Namun, sayangnya film-film tersebut terkadang tak bisa tayang di Indonesia. Tak banyak yang menonton hingga tak lulus sensor, hingga akhirnya para sineas memilih untuk tidak menayangkannya sama sekali. Berbeda dengan 6 film ini, yang tetap berlayar di bioskop tapi terpotong durasinya karena tak lulus sensor. Memangnya ada? Nih, 6 buktinya.
Ketika film Ave Maryam garapan sutradara Robby Ertanto Soediskam berhasil masuk official selection festival film di Amerika Serikat, Vietnam, dan Hong Kong, Boombastis.com mengulas fakta-faktanya. Berjudul Ceritakan Suster dari Keluarga Muslim, Ini 4 Fakta Tentang Film ‘Ave Maryam,’ sangat terlihat jelas bahwa poin utama dalam film ini adalah sang suster.
Pertama kali melihat judulnya, penulis saja tak percaya jika ada film Indonesia berjudul Lady Terminator. Poster juga tak mengisyaratkan bahwa film ini memang benar-benar digarap oleh sineas Indonesia. Ikang Fawzi bahkan menjadi salah satu pemainnya, loh.
Pada tahun 2016, Acha Septriasa memulai debutnya untuk film thriller dalam judul Midnight Show. Acha yang sebelum-sebelumnya terkenal dengan karakter manis dalam film-film drama, kini menjadi sosok yang berbeda dan memainkan karakter yang cukup bikin bergidik ngeri. Midnight Show bercerita tentang bocah 12 tahun yang tega memutilasi keluarganya.
Bukan lagi durasi dipotong, tapi juga waktu penayangan film Siti di Indonesia sangatlah sebentar. Terutama, bagi bioskop-bioskop di daerah. Film Siti yang meraih banyak penghargaan di luar negeri mendapat apresiasi dari masyarakat pecinta film untuk ditayangkan di tanah air.
Bagi Sahabat Boombastis yang belum pernah mendengar mengenai dua film di atas, keduanya digarap oleh sutradara Amerika-Inggris, Joshua Oppenheimer. Film Senyap, bahkan masuk dalam nominasi festival film paling bergengsi di dunia, Oscar. Namun, tak sampai membawa pulang piala, sih.
Beberapa waktu lalu, film Senyap dan Act of Killing (Jagal), sempat ditayangkan serentak di beberapa kota Indonesia, tapi bukan di layar lebar. Namun, entah dapat informasi dari mana, masyarakat ramai-ramai menggerebek tempat pemutaran film tersebut hingga akhirnya ricuh.
BACA JUGA: 5 Film Indonesia Ini Penuh Hujatan, Ada yang Dapat Kritikan Pedas Meski Belum Tayang
Sayang sekali LSF menetapkan beberapa poin yang sebenarnya bisa ditolerir, tapi harus ditaati oleh sineas tanah air. Hasilnya, film-film berkualitas tayang dengan durasi terpotong atau bahkan tak tayang sama sekali di negerinya sendiri. Bagaimana mau mencintai produk lokal jika kebanyakan dicekal begini? Nanti kalau nonton film Avengers terus, malah dibilang tak cinta karya anak bangsa~
Namanya juga penipu. Akan selalu ada cara untuk membuat korbannya tidak berkutik demi merampas harta…
Sunmori atau Sunday Morning Ride adalah salah satu hobi masyarakat Indonesia. Para pemilik kendaraan roda…
Makan Bergizi Gratis (MBG) nampaknya harus secepatnya melakukan penyempurnaan. Pasalnya, masih banyak ditemui beragam kasus…
Paus Fransiskus tutup usia pada hari Senin 21 April 2025. Berita yang cukup mengagetkan mengingat…
Sudah bukan rahasianya Donald Trump saja, seluruh dunia juga tahu kalau umat manusia sedang terancam…
Kasus pelecehan pasien yang melibatkan dokter saat ini marak menjadi buah bibir masyarakat. Kejadiannya nyaris…