Lucu

Sulitnya Menjadi ‘Ladyboy’ di Thailand, dari Dianggap Kriminal Hingga Harus Wajib Militer

Tak hanya alam yang Indah, Thailand juga terkenal dengan surganya para Ladyboy. Ladyboy di sini merupakan istilah untuk seorang laki-laki yang memilih jalan sebagai transgender. Di Negara Gajah Putih, Ladyboy punya tempat khusus dengan adanya ajang Ratu Transgender layaknya ajang Miss Universe atau Putri Indonesia.

Bahkan, pagelaran Miss Transgender dunia paling sering dilaksanakan di negara ini. Tapi, yang namanya menjadi minoritas pasti ada enak-tidak enaknya kan? Untuk itu, berikut Boombastis.com rangkum bagaimana sulitnya menjadi transgender di Thailand.

Land of Smiles yang masih mendiskriminasi kaum transgender

Para Ladyboy yang berdandan [Sumber gambar]
Thailand adalah satu dari banyak negara yang ramah terhadap LGBT (Lesbian, Gay, Trnasgender, dan Biseksual). Bahkan, tidak hanya terhadap empat jenis orientasi seksual di atas, lebih kompleks, hanya di Thailand kamu bisa menemukan 18 jenis kelamin. Tak heran jika kemudian negara ini mendapat julukan Land of Smiles, karena di sini semua orang dianggap sama apapun orientasi seksualnya. Namun, keramahan ini nyatanya hanya di permukaan saja, kurangnya pemahaman masyarakat terhadap beragamnya identitas seksual ini membuat kaum LGBT terdiskriminasi. Mereka kerap mengalami perlakuan berbeda di tempat kerja, kekerasan fisik dan verbal pun tak dapat dihindari.

Dianggap kriminal di beberapa tempat

Dianggap sebagai kriminal [Sumber gambar]
Dalam ulasan yang dilansir dari Tirto.id, kathoey atau Ladyboy dalam masyarakat tidak pernah dipermasalahkan keberadaannya. Hanya saja, seiring dengan terbukanya berbagai lapangan pekerjaan seperti keberadaan bisnis prostitusi, keberadaan para ladyboy lebih dianggap kriminal dan sampah masyarakat. Karena satu dua orang yang berulah, semua ladyboy dipukul rata dan dianggap sering melakukan onar. Setiap gerak-gerik mereka yang mendekat pada tempat hiburan malam akan diawasi lebih ketat oleh pihak berwajib. Padahal, tidak semuanya bersikap seperti itu.

Disatukan bersama pria dalam satu sel

Jika melakukan kesalahan maka ditempatkan dalam satu sel dengan lalaki [Sumber gambar]
Memutuskan menjadi transgender itu artinya mereka merasa lebih banyak sisi feminin dalam dirinya, atau dalam artian lain orang seperti ini merasa berbeda dari laki-laki. Sayang, hidup sebagai ladyboy di Thailand kadang tidak semenyenangkan yang terlihat di laman-laman berita. Bagi mereka yang terkena kasus, masuk dalam kategori kriminal, para mas-mas cantik ini akan disatukan dalam sel penjara bersama laki-laki. Lebih buruknya lagi dipaksa melayani hasrat seks tahanan sampai dilecehkan secara fisik maupun verbal. Keadilan masih belum sepenuhnya, bukan?

Keharusan untuk ikut Wajib Militer (Wamil)

Wajib ikut wamil [Sumber gambar]
Selain Korea, Thailand juga merupakan negara Asia yang mewajibkan penduduknya ikut kegiatan bela negara. Wajib militer di negara ini tak pandang bulu, apapun jenis kelaminnya, jika ia terlahir sebagai lelaki, maka tak ada alasan untuk tidak ikut turun ke barak militer. Para ladyboy tak malu untuk mendaftarakan diri mereka, ikut mengantre mengisi form dan ikut merasakan kerasnya pelatihan. Yang menjadi masalah adalah beratnya menjalani hari di barak militer. Meski hanya 6 bulan saja, namun para transgender ini takut jika mereka dipermalukan atau disuruh melucuti pakaiannya. Bahkan, Jetsada Taesombat, direktur eksekutif Aliansi Transgender Thailand untuk Hak Asasi Manusia mengatakan bahwa beberapa peserta yang akan mengikuti wamil mengalami stress berat hingga ingin bunuh diri. Ngeri juga kan?

BACA JUGA: 11 Potret ‘Ladyboy’ Thailand yang Ikut Daftar Wajib Militer, Bening Banget Euy!

Meski dikenal ramah kaum LGBT, mereka yang dianggap berbeda identitas seksualnya ini tetap ditempatkan di nomor dua. Pada akhirnya, hidup sebagai LGBT di Thailand tetap dibayang-bayangi rasa takut dan was-was. Mereka tak hanya dipersekusi tetapi juga mengalami kekerasan secara fisik dan verbal. Hal ini terjadi karena pemerintah memang tidak sepenuhnya melindungi dan memberi kebebasan berekspresi seperti orang normal.

Share
Published by
Ayu

Recent Posts

Lagi Ramai, Penipuan Modus ‘Cari iPhone Hilang,’ Waspadai Ciri-Cirinya

Namanya juga penipu. Akan selalu ada cara untuk membuat korbannya tidak berkutik demi merampas harta…

2 days ago

Rombongan Klub Motor Sunmori VS Warga Pengguna Matic Berujung Emosi

Sunmori atau Sunday Morning Ride adalah salah satu hobi masyarakat Indonesia. Para pemilik kendaraan roda…

4 days ago

Kasus Keracunan MBG di MAN 1 Cianjur, Korban Terus Bertambah

Makan Bergizi Gratis (MBG) nampaknya harus secepatnya melakukan penyempurnaan. Pasalnya, masih banyak ditemui beragam kasus…

7 days ago

Wafatnya Tinggalkan Duka, Inilah Pesan dan Kesan Indah Paus Fransiskus Bagi Indonesia

Paus Fransiskus tutup usia pada hari Senin 21 April 2025. Berita yang cukup mengagetkan mengingat…

1 week ago

Katanya Krisis Ekonomi Kok Malah Borong Emas, Ada Apa?

Sudah bukan rahasianya Donald Trump saja, seluruh dunia juga tahu kalau umat manusia sedang terancam…

1 week ago

Beruntun, Terungkapnya 3 Kasus Pelecehan Pasien oleh Dokter yang Bikin Miris

Kasus pelecehan pasien yang melibatkan dokter saat ini marak menjadi buah bibir masyarakat. Kejadiannya nyaris…

2 weeks ago