Categories: Tips

Kisah Miris Jhony dari Papua ini Bukti Kelamnya Pendidikan Indonesia Timur

Melihat bagaimana pendidikan di Papua tentunya sangat lah miris. Apabila kita membandingkannya dengan berbagai daerah di Indonesia, begitu terlihat bagaimana perbedaan nya. Faktor alam dan juga belum merata nya perekonomian negara kita menjadikan salah satu penyebabnya. Meskipun ada beberapa orang Papua yang berhasil, tapi hal itu hanya merupakan sebagian kecil saja.

Hal tersebut tentu memperlihatkan bahwa pendidikan di Papua merupakan barang yang mahal. Seperti kisah Jhony siswa SD asal Buetkwar ini yang harus bersusah payah untuk mendapatkan ijazah. Pria asal Papua ini saja baru menamatkan pendidikan dasar tersebut di usia remaja. Meskipun ironis tapi semangatnya patut untuk ditiru siswa di Indonesia. Lalu bagaimanakah cerita Jhony ini? Simak ulasannya berikut

Anak usia SMA baru lulus SD

Jhony siswi SD [image source]
Melihat banyak orang Papua terlambat mendapatkan pendidikan tentu hal yang wajar. Hal ini juga dialami oleh Jhony, seorang siswa dari SD Buetkwar, yang apabila kita melihat usianya tidak cocok masuk pada tingkat pendidikan seperti itu. Namun tanpa canggung dia mengikuti ujian nasional yang diadakan sekolahnya. Hal tersebut sungguh peristiwa yang sangat miris, terutama jika dibandingkan dengan Jawa. Tetapi kalau melihat semangat Jhony, harapan untuk melihat Papua lebih baik lagi itu ada.

Orang pertama dari kampungnya yang lulus SD

Masyarakat Papua [Image source]
Semangat dan kegigihan Jhony memang tidak perlu dipertanyakan lagi. Di saat teman-teman kampungnya tidak sekolah, dia tetap berusaha melanjutkan pendidikannya. Dan apabila nantinya Jhony lulus dalam ujian nasional ini akan menjadi orang pertama yang mempunyai ijazah SD di kampungnya. Sedikit cerita, sejak SD Buetkwar berdiri baru dia, siswa asal daerahnya yang masuk sekolah tersebut. Hal ini banyak disebabkan dari medan menuju sekolah yang sulit dan belum banyaknya guru berada pada Sekolah Dasar itu. Jadi adanya Guru garis terdepan itu sangat penting sekali untuk semua daerah Indonesia yang mengalami nasib seperti Sekolah Jhony.

Tidak perlu seragam untuk menggapai mimpi

Tidak Memakai Seragam [Image source]
Seragam tentu bukan hal utama seseorang meraih mimpinya. Karena kerja keras dan tidak kenal menyerah adalah kuncinya. Hal tersebut tentu dipegang betul oleh Jhony siswa asal Buetkwar Papua ini. Tanpa harus berseragam dia tetap menuntaskan pendidikan SD yang saat itu tengah melaksanakan ujian nasional. Entah kemana baju sekolahnya antara belum dikasih atau hilang. Tapi tanpa itu semua Jhony akhirnya mampu lulus Sekolah Dasar. Meskipun apabila dilihat umurnya sangat terlambat untuk jenjang tersebut.

Melupakan jenjang pendidikan SMP

Siswa SMP Papua [Image source]
Mimpi semua siswa setelah lulus SD, tentunya adalah melanjutkan jenjang pendidikan lebih tinggi lagi. Tapi Jhony memutuskan tidak melanjutkan pendidikan SMP nya mengutip Twitter @daniellsinaga. Meski belum tahu apa penyebabnya, tapi hal tersebut dapat menjadi tamparan keras untuk para siswa yang ada di Jawa atau daerah Indonesia lainnya yang sampai saat ini banyak menyianyiakan sekolahnya. Meskipun pendidikan tidak menjamin kamu menjadi orang sukses, tapi dengan hal tersebut kamu akan menjadi orang yang lebih baik. Kisah Jhony tentu sepenggal dari banyaknya cerita hitam tentang pendidikan kita saat ini. Semoga ke depannya akan lebih baik lagi.

Siapa yang mau jadi Guru di Papua?

Salah Satu Perjuangan Guru [Image source]
Siapa yang mau jadi Guru di Papua? Tentu menjadi sebuah pertanyaan yang sulit menemukan jawabnya. Apabila bukan ada program pemerintah berupa SM3T atau program sosial dari yang peduli, mungkin sampai saat ini anak Papua tidak akan ada yang tersentuh pendidikan, terkecuali mereka yang mendapat beasiswa atau anak orang kaya. Hal ini tentu merupakan sesuatu yang memprihatinkan apabila melihat guru di Jawa yang kekurangan jam mengajar pada setiap sekolah. Medan yang berat dan kehidupan yang sulit tentu menjadi alasan tidak banyaknya pengajar mau ditempatkan di sana. Besar harapan kita semua bahwa hal ini dapat teratasi.

Kisah Jhony tentunya menjadi gambaran bagaimana pendidikan di daerah Indonesia. Yang banyak dibilang lebih maju dari pada tahun-tahun sebelumnya. Meskipun hal tersebut merupakan sebagian kecil saja dari wajah hitam pendidikan kita. Tapi dapat menjadi renungan untuk mereka yang saat ini masih setengah-setengah dalam sekolah atau mereka yang suka menyianyiakan pendidikannya.

Share
Published by
Galih

Recent Posts

Penemuan Rafflesia Hasseltii Berbuntut Panjang, Oxford Dianggap Pelit Apresiasi

Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…

2 days ago

4 Aksi Pejabat Tanggap Bencana Sumatera yang Jadi Sorotan Netizen

Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…

4 days ago

Kisah Pilu Warga Terdampak Bencana Sumatera, Sewa Alat Berat Sendiri untuk Cari Jenazah Ibunya

Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…

1 week ago

Risiko Bencana Tinggi, Anggaran BNPB Kena Efisiensi

Masih teringat dahsyatnya bencana alam di Sumatera bagian Utara. Aceh, Medan, Tapanuli, Sibolga, hingga sebagian…

1 week ago

Insiden Tumblr Hilang di KRL Berujung Pemecatan Karyawan Sana Sini

Jangan remehkan kekuatan tumbler. Tak hanya tahan pecah, hilang dikit, dua-tiga orang bisa kena pecat…

2 weeks ago

Mau Blokir Cloudflare dan Larang Thrifting di Medsos, Komdigi Tuai Kritik

Sedang ramai rakyat lawan penguasa dimana salah satunya terjadi di Indonesia. Entah siapa yang salah,…

2 weeks ago