Lucu

Terungkap! Ini Alasan Orang Papua Memilih Membuat Belati Mereka dari Tulang Manusia

Semua orang tau kalau tanah Papua sangat kaya akan budaya dan tradisi yang turun menurun diterapkan oleh nenek moyang mereka. Salah satu tradisi dari Papua adalah senjata berupa belati yang dibuat dari tulang. Belati ini memiliki fungsi sebagai alat berburu yang bisa melukai dan membuat buruan lumpuh.

Alat ini masih digunakan sampai abad ke 20. Anehnya, tulang yang dipakai adalah tulang asli manusia. Sempat menjadi pertanyaan dari banyak ilmuwan dan antropolog, mengapa harus tulang manusia, mengapa tidak tulang makhluk hidup lain saja? Nah, untuk mengetahuinya berikut penjelasan yang akan diulas dalam Boombastis kali ini.

Tulang yang digunakan untuk membuat belati

Ukiran pada belati tulang manusia (atas) dan belati tulang kasuari (bawah) [Sumber gambar]
Pada dasarnya, belati ini bisa saja dibuat dari tulang burung besar yang memiliki tulang kuat seperti Kasuari, Emu, atau Moas asal Selandia Baru. Namun, dalam hal ini tulang manusia lebih diidolakan. Mereka biasanya mendapatkan warisan dari orangtua, ketika seorang keluarga meninggal, mereka akan mengambil tulang pahanya untuk dijadikan senjata sebelum membusuk. Selain itu, tulang manusia bisa didapatkan melalui paha manusia yang diambil dari korban perang. Setelahnya, tulang tersebut akan diukir sedemikian rupa agar terlihat cantik.

Melambangkan prestise dan status sosial

Meningkatkan status sosial [Sumber gambar]
Alasan kedua, tulang manusia yang digunakan bisa melambangkan status sosial serta meningkatkan harga diri seorang lelaki. Tulang manusia sama sekali tidak mengandung kekuatan spiritual lebih seperti yang mungkin kamu pikirkan Saboom (Sahabat Boombastis). Menurut sebuah jurnal berjudul Royal Society Open Science, para lelaki Papua tidak terlalu mempermasalahkan fungsi dari belati itu sendiri. Namun, dengan menggunakan tulang manusia, mereka lebih merasa terhormat dibanding orang lain.

Tulang manusia lebih kuat akan tekanan

Lebih kuat dibanding tulang hewan [Sumber gambar]
Faktor lain adalah kekuatan dari segi tekanan secara fisik. Seorang antropolog bernama Nathaniel Dominy bersama timnya dari Dartmouth College membandingkan beberapa tulang hewan dengan belati khas Papua ini. Hasilnya, setelah semua dibengkokkan, belati yang terbuat dari tulang binatang lebih mudah patah. Sebaliknya, belati tulang manusia lebih kuat terhadap tekanan yang diterimanya. Hal tersebut jugalah yang membuat ia menjadi primadona dan bisa bertahan lebih lama.

Masih berkaitan dengan kanibalisme ketika itu

Masih berkaitan dengan kanibalisme ketika itu [Sumber gambar]
Jika mau flashback ke abad 20 (tahun 1900an), maka alasan belati ini banyak ditemukan masih berkaitan dengan kanibalisme kuno yang terjadi ketika itu. Sebagaimana digambarkan dalam jurnal Royal Society Open Science, belati Papua adalah senjata yang kejam, mengerikan, sekaligus indah. Senjata tajam tersebut digunakan untuk melumpuhkan musuh yang kemudian dijadikan santapan dalam ‘pesta kanibal’. Mereka yang kalah dalam perang akan ditusuk di bagian leher, pinggul, serta titik vital lain agar tidak bisa melakukan pergerakan dan menyelamatkan diri.

Terjawab sudah bukan hal yang menjadi rahasia mengapa belati tulang manusia menjadi primadona para lelaki Papua. Tapi sekarang, kanibalisme hanya cerita masa lalu. Namun, berdasarkan data dari seorang Jurnalis Vice.com, kanibalisme masih berlaku hingga sekarang, walaupun memang tidak separah dulu.

Share
Published by
Ayu

Recent Posts

Kronologi Kasus Kiano Alvaro, Hilang 8 Bulan Ditemukan Tak Bernyawa

Delapan bulan lamanya keluarga Alvaro Kiano Nugroho (6) mencari anak sekaligus cucu tanpa kepastian jelas.…

4 days ago

Kasus Ira Puspadewi, Pulang dari LN untuk Negara Ternyata Dituding Korupsi

Sedang ramai di Indonesia mengenai kasus korupsi yang menyeret nama Ira Puspadewi. Ia adalah mantan…

5 days ago

Profil Zohran Mamdani, Walikota Muslim Pertama di Amerika Serikat

Di tengah gejolak politik terus menerus yang dipicu oleh presidennya, Amerika Serikat memberi kejutan baru…

2 weeks ago

Kasus Ledakan SMAN 72 dan Potret Ekstrim Dampak Perundungan di Kalangan Remaja

Baru di Indonesia, ketika teror mengguncang sebuah institusi pendidikan. Di tengah-tengah pelaksanaan salat Jumat (7/11/2025)…

2 weeks ago

Ramai Beli Emas saat Harga Naik, Bagaimana Seharusnya?

Ada yang terbang sampai lupa pulang. Seperti itulah harga emas akhir-akhir ini. Terus melambung tinggi…

3 weeks ago

Arab Bikin Proyek Kereta Cepat, Kenapa Biayanya Bisa Lebih Murah dari Whoosh Indonesia?

Kabar gembira untuk warga Arab Saudi, atau mungkin Warga Negara Indonesia yang bermukim di sana.…

3 weeks ago