Belakangan netizen dikejutkan oleh kisah seorang siswi SD di Kabupaten Poso yang menangis usai setelah menjuarai sebuah lomba lari. Bocah bernama Asmarani Dongku itu, merupakan seorang pelajar kelas VI SD dari Desa Pandiri, Kecamatan Lage, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
Dilansir dari Regional.kompas.com (29/01/2020), Asmarani diberitakan menangis setelah mengetahui ia tak mendapat hadiah meski menjadi juara 1 lomba lari maraton 21 kilometer. Namun belakangan, hal ini dibantah oleh akun @riankrisna lewat postingan Twitternya dan mengatakan, bahwa hal siswi SD tersebut menangis karena bahagia telah menyelesaikan lomba. Hmmm kira-kira bagaimana fakta yang sesungguhnya? Selengkapnya, simak ulasan berikut ini.
Sosok Asmarani Dongku menjadi viral setelah dirinya diberitakan menangis usai menjuarai lomba lari maraton 21 kilometer, yang diselenggarakan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sulawesi Tengah. Karena perlombaan dihelat sebagai bentuk syukuran atas pekerjaan peningkatan jalan Kelurahan Lawanga-Toyado, 25 Januari 2020, peserta tak diberi hadiah dan hanya mendapatkan medali.
Kisah Asmarani yang menangis karena tak diberi hadiah, kemudian viral menuai simpati dari berbagai pihak. Salah satunya adalah Komunitas Pencinta Lari (Runners Club) Poso yang memberikan uang tunai dan satu kaus bertuliskan “Runners Poso”. Hal ini pun seolah menjadi penebus atas usaha keras Asmarani yang telah menjadi juara 1.
Soal Asmarani yang viral diberitakan menangis karena tak mendapatkan hadiah usai menjuarai lomba lari, ternyata disanggah oleh akun @riankrisna. Dalam postingan yang diunggah di Twitternya, ia mengatakan kegiatan yang diikuti oleh Asmarani bukanlah sebuah lomba. Selain itu, dirinya juga menuliskan bahwa peserta sudah diberitahu bahwa mereka tidak mendapatkan hadiah, melainkan hanya medali sebagai apresiasi atas partisipasinya.
Pemilik akun @riankrisna yang merupakan admin di grup WA kordinator pelari di seluruh Indonesia (termasuk Palu), juga memberikan informasi tambahan berupa tangkapan layar dari percakapan WA, di mana Asmarani menangis bukan karena tak mendapatkan hadiah, tetapi tangisannya pecah karena bangga mampu finish di event lari 21 kilometer tersebut.
Lebih lanjut, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Sulawesi Tengah Syaifullah Djafar juga mengatakan, bahwa kegiatan lari marathon 21 km tersebut hanyalah sebatas fun atau hiburan. “Nah, semua peserta yang finish kami kalungkan medali, sebagai tanda telah berpartisipasi dalam kegiatan lari ini. Kami tidak menyediakan hadiah berupa uang. Kegiatan ini hanya untuk fun,” ucap Syaifullah yang dikutip dari Regional.kompas.com (31/01/2020).
BACA JUGA: Kedekatan Betrand Peto dan Sarwendah yang Jadi Sorotan dan Juga Tuai Protes Netizen
Terlepas dari kisahnya di atas, prestasi yang telah ditorehkan oleh Asmarani Dongku memang patut diapresiasi. Di usianya yang masih belia, dirinya mampu mencetak juara di berbagai ajang lomba yang pernah diikuti. Jelas keberadaannya merupakan aset penting bagi olahraga Indonesia, khususnya Sulawesi Tengah yang merupakan daerah asalnya.
Delapan bulan lamanya keluarga Alvaro Kiano Nugroho (6) mencari anak sekaligus cucu tanpa kepastian jelas.…
Sedang ramai di Indonesia mengenai kasus korupsi yang menyeret nama Ira Puspadewi. Ia adalah mantan…
Di tengah gejolak politik terus menerus yang dipicu oleh presidennya, Amerika Serikat memberi kejutan baru…
Baru di Indonesia, ketika teror mengguncang sebuah institusi pendidikan. Di tengah-tengah pelaksanaan salat Jumat (7/11/2025)…
Ada yang terbang sampai lupa pulang. Seperti itulah harga emas akhir-akhir ini. Terus melambung tinggi…
Kabar gembira untuk warga Arab Saudi, atau mungkin Warga Negara Indonesia yang bermukim di sana.…