Olahraga

Hancur karena Perang tapi Bangkit dengan Sepak Bola: Sepenggal Kisah Heroik Jalur Gaza

Untuk sebagian orang sepak bola tidak hanya dipandang sebagai olahraga memperebutkan menang atau kalah. Lebih dari itu si kulit bundar juga bisa menjadi obat paling mujarab dari kerasnya hidup. Kegembiraan dan hal indah lain yang ditawarkannya membuat banyak orang mampu memainkannya dengan gampang. Bahkan juga senang bergelut dengan si kulit bundar di tanah-tanah lapangan yang hijau atau kering tandus. Tak jarang sepak bola menjelma layaknya agama yang banyak pengikutnya di sebuah negara.

Besarnya pengaruh sepak bola juga menyihir beberapa orang di Jalur Gaza. Tempat yang kita ketahui bersama tidak pernah anteng terus bergejolak lantaran peperangan. Bersama tim bernama Pahlawan yang anggotanya orang-orang berkaki satu, sepak bola terus memberikan harapan hidup. Gairahnya menjadikan kekurangan tersebut bukan halangan untuk terus memainkannya. Berisikan pemain berusia 25-60 tahun tim tersebut terus saja menendang bola, kendati kakinya hilang satu lantaran perang dan kejadian buruk lainnya.

Korban Perang Gaza [Sumber Gambar]
Sebelum virus sepak bola yang memengaruhi, nama Abu Ghailun adalah pelopor dari berdirinya tim tersebut. Berbekal sebuah pertandingan kekurangan fisik antara Inggris dan Turki, orang satu ini akhirnya ingin mendirikannya. Dirinya juga beranggapan apabila orang cacat adalah bagian dari masyarakat. Meski dalam prosesnya tidak mudah memainkan olahraga ini dengan kaki satu dan tongkat penyangga tubuh, namun banyak gembira oleh kegiatan ini. Seperti ungkap salah satu anggota tim, mengutip dari laman Kompas, “Latihannya cukup berat namun menyenangkan. Saya merasa seperti seorang kiper yang benar-benar bisa bertanding,” ujar Abd Al-Majid

Sejak dibentuk, tim tersebut berisikan banyak korban dari perang antara Palestina dan Israel. Rata-rata mereka kehilangan kakinya lantaran serangan udara atau langsung, dari negeri Bintang Daud. Selama berkiprah mereka telah melangsungkan sejumlah pertandingan. Melawan kaum difabel dan mengundang hampir 3000 orang untuk terlibat. Sedangkan dalam berlatihnya, beberapa pemain ini mendapatkan program dari dokter profesional. Mereka juga berharap apabila ke depan mampu masuk di kompetisi FIFA yang melombakan sepak bola antara orang kekurangan fisik tersebut.

Latihan tim Pahlawan [Sumber Gambar]
Setelah Piala Dunia yang menyedot ribuan orang untuk menjadi satu tanpa membedakan ras, suku, dan kepercayaan. Kini giliran sepak bola memberikan harapan hidup untuk banyak orang yang secara fisik tidak beruntung. Hal ini juga menjadikan olahraga ini adalah penyalur energi positif yang luar biasa.

Share
Published by
Galih

Recent Posts

Penemuan Rafflesia Hasseltii Berbuntut Panjang, Oxford Dianggap Pelit Apresiasi

Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…

2 days ago

4 Aksi Pejabat Tanggap Bencana Sumatera yang Jadi Sorotan Netizen

Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…

4 days ago

Kisah Pilu Warga Terdampak Bencana Sumatera, Sewa Alat Berat Sendiri untuk Cari Jenazah Ibunya

Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…

7 days ago

Risiko Bencana Tinggi, Anggaran BNPB Kena Efisiensi

Masih teringat dahsyatnya bencana alam di Sumatera bagian Utara. Aceh, Medan, Tapanuli, Sibolga, hingga sebagian…

1 week ago

Insiden Tumblr Hilang di KRL Berujung Pemecatan Karyawan Sana Sini

Jangan remehkan kekuatan tumbler. Tak hanya tahan pecah, hilang dikit, dua-tiga orang bisa kena pecat…

2 weeks ago

Mau Blokir Cloudflare dan Larang Thrifting di Medsos, Komdigi Tuai Kritik

Sedang ramai rakyat lawan penguasa dimana salah satunya terjadi di Indonesia. Entah siapa yang salah,…

2 weeks ago