Trending

Harus Waspada, Pihak Asing Ini Berpotensi Ikut Campur Urusan Indonesia Soal Papua

Posisi Papua sebagai bagian yang sah dari NKRI memang telah menjadi harga mati. Setidaknya, hal ini bisa menjadi peringatan bagi pihak-pihak tertentu, yang sempat santer menyuarakan referendum di bumi cendrawasih tersebut. Dilansir dari CNN Indonesia, Indonesia kembali menegaskan bahwa pemerintah tak mungkin mengulang referendum Papua.

Hal ini dijelaskan secara gamblang oleh Duta Besar Indonesia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Hasan Kleib, dalam debat publik di Jenewa, Swiss. Kerusuhan yang terjadi di Papua beberapa waktu silam, memang sempat menjadi sorotan internasional. Meski demikian, Indonesia juga harus mewaspadai tentang kemungkinan adanya pihak-pihak asing yang diam-diam bisa ikut campur dalam hal tersebut. Lantas, seperti apa bentuknya?

Jaringan Internasional yang mendukung agar Papua merdeka dari Indonesia

Aksi demo berujung kericuhan yang sempat terjadi di sejumlah wilayah Papua beberapa waktu lalu, telah diperiksa dengan seksama oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri). Pada saat itu, pihaknya telah mengidentifikasi kelompok asing yang ikut berperan dalam aksi unjuk rasa berujung rusuh di sejumlah wilayah Papua dan Papua Barat. Pendalaman pun dilakukan melalui media sosial maupun informasi di lapangan.

Aktivis OPM Benny Wenda buka kantor di Oxford, Inggris [sumber gambar]
Bahkan, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut Ketua Persatuan Gerakan Pembebasan untuk Papua Barat (ULMWP) Benny Wenda, mendalangi kerusuhan di Papua. Tak hanya itu, ia juga dianggap melakukan mobilisasi diplomatik ke sejumlah negara. “Ya jelas toh. Jelas Benny Wenda itu (yang pimpin). Dia mobilisasi diplomatik (untuk mendukung Papua merdeka), mobilisasi informasi yang missed, yang enggak benar. Itu yang dia lakukan di Australia, di Inggris,” kata Moeldoko yang dikutip dari CNN Indonesia.

Organisasi asing yang juga harus diwaspadai

Tak hanya pihak-pihak asing yang bergerilya menyokong kemerdekaan Papua dari luar negeri, organisasi tertentu yang secara terang-terang mendukung hal tersebut juga patut diwaspadai. Seperti yang dilakukan oleh Melanesian Spearhead Group (MSG), yang secara terang-terangan mendukung kemerdekaan wilayah Papua agar lepas dari Indonesia. Dalih kemerdekaan wilayah Melanesia (termasuk Papua), menjadi salah satu fokus dari organisasi tersebut.

Rakyat Vanuatu mendukung kebebasan Papua atas Indonesia [sumber gambar]
Beranggotakan negara-negara pasifik seperti Fiji, Vanuatu, Kaledonia Baru, Papua Nugini dan Kep. Solomon, organisasi tersebut dibentuk sebagai forum ekonomi dan budaya antara sesama anggota di dalamnya. Dilansir dari DW, Sejak 2011 Indonesia berhasil melobi MSG untuk memberikan status pemantau dengan dalih memiliki 11 juta etnis Melanesia yang hidup di lima provinsi. Status Indonesia lantas dinaikkan menjadi anggota dengan hak terbatas pada 2015 silam.

Negara-negara pasifik yang kerap menyuarakan isu Papua di forum PBB

Jelas, mereka yang mengingkan agar Papua melepaskan diri dari Indonesia adalah negara pasifik yang tergabung dalam Melanesian Spearhead Group (MSG). Vanuatu, Kep. Solomon, dan Kaledonia Baru, merupakan barisan pendukung kemerdekaan Papua. Dilansri dari Tirto, Vanuatu bahkan menjadi tuan rumah pembentukan United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) pada 2014.

Perdana Menteri (PM) Vanuatu, Charlot Salwai saat berpidato di forum PBB [sumber gambar]
Beberapa pemimpin dari masing-masing negara MSG, juga kerap menyuarakan soal kemerdekaan Papua di forum internasional seperti PBB. Mulai dari Charlot Salwai, perdana menteri Vanuatu saat ini, Manasseh Sogavare (Perdana Menteri Kepulauan Solomon 2014-2017), dan Pemimpin FLNKS Victor Tutugoro. Kebanyakan dari mereka mendukung kemerdekaan Papua.

BACA JUGA: Kenapa Vanuatu ‘Berani Melawan’ Indonesia Untuk Dukung Papua Merdeka?

Mungkin saja, ada pihak-pihak lain yang juga secara diam-diam mendukung kemerdekaan Papua atas Indonesia. Tentu saja, hal ini tidak bisa dibiarkan terus menerus berlarut-larut. Indonesia pun telah mengambil langkah yang benar, dengan melakukan pembicaraan ke tingkat internasional (PBB). Meski demikian, tak ada salahnya untuk tetap selalu waspada.

Share
Published by
Dany

Recent Posts

Kronologi Kasus Kiano Alvaro, Hilang 8 Bulan Ditemukan Tak Bernyawa

Delapan bulan lamanya keluarga Alvaro Kiano Nugroho (6) mencari anak sekaligus cucu tanpa kepastian jelas.…

4 days ago

Kasus Ira Puspadewi, Pulang dari LN untuk Negara Ternyata Dituding Korupsi

Sedang ramai di Indonesia mengenai kasus korupsi yang menyeret nama Ira Puspadewi. Ia adalah mantan…

5 days ago

Profil Zohran Mamdani, Walikota Muslim Pertama di Amerika Serikat

Di tengah gejolak politik terus menerus yang dipicu oleh presidennya, Amerika Serikat memberi kejutan baru…

2 weeks ago

Kasus Ledakan SMAN 72 dan Potret Ekstrim Dampak Perundungan di Kalangan Remaja

Baru di Indonesia, ketika teror mengguncang sebuah institusi pendidikan. Di tengah-tengah pelaksanaan salat Jumat (7/11/2025)…

2 weeks ago

Ramai Beli Emas saat Harga Naik, Bagaimana Seharusnya?

Ada yang terbang sampai lupa pulang. Seperti itulah harga emas akhir-akhir ini. Terus melambung tinggi…

3 weeks ago

Arab Bikin Proyek Kereta Cepat, Kenapa Biayanya Bisa Lebih Murah dari Whoosh Indonesia?

Kabar gembira untuk warga Arab Saudi, atau mungkin Warga Negara Indonesia yang bermukim di sana.…

3 weeks ago