Lagi-lagi sebuah tindakan kekerasan terjadi pada orang yang lemah dan tak berdaya. Yang lebih mengagetkan lagi, penganiayaan itu sendiri dilakukan oleh sekumpulan aparat. Tak bisa dibayangkan seorang aparat bisa melakukan hal tak bermoral seperti itu.
Seperti yang dilansir dari beberapa media lokal dan Facebook, kabar ini tersebar luas di berbagai social media. Beberapa akun sempat memposting foto ini dan menyampaikan keprihatinan mereka. Ada dua nama yang diketahui, yakni Ghina Sari Mustika dan Muh Azone Sadega. Seperti apa ya kronologi kejadiannya? Kita simak pemaparannya di bawah ini yuk.
Baca Juga : 5 Fakta di Balik Keputusan Polwan Boleh Berjilbab
Korban yang mengalami tindakan penganiayaan ini adalah para petani. Mereka semua dipukuli oleh aparat kepolisian hingga babak belur dan berlumuran darah. Para petani yang jumlahnya puluhan itu ada yang masih muda ada pula yang sudah tua.
Peristiwa ini diduga terjadi pada perkebunan di Malili, Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Para petani ditangkap, ditelanjangi dan di borgol tangannya oleh para aparat kepolisian. Para petani yang menjadi korban penganiayaan tersebut tampak sedang duduk dan dikumpulkan di lahan yang tak terlalu luas.
Tak berapa lama, terkuak sudah latar belakang peristiwa ini dalam video berjudul “Penangkapan Petani Penggarap Lahan HGU PT. Sindoka Di Luwu Timur”. Video yang memperlihatkan bagaimana para petani itu ditangkap dan dianiaya itu di unggah pada 10 Maret 2015 kemarin.
Tindakan intimidasi terhadap petani itu, dilakukan hanya karena lahannya tak mau dikuasai oleh PT. Sindoka. Padahal petani-petani itu adalah ujung tombak dari kesemuanya. Tanpa mereka, mungkin perkebunan itu tidak bisa menghasilkan apa-apa.
Jikapun memang ada masalah lahan, seharusnya para aparat kepolisian itu tidak berlaku kasar seperti yang mereka lakukan kepada petani tersebut. Para petani itu diperlakukan tidak selayaknya manusia, sampai harus meneteskan banyak darah.
Foto-foto itu sempat dihapus oleh sang pengguna yang mempostingnya, tapi berita ini sudah terlanjur tersebar luas. Sampai saat ini belum ada klarifikasi oleh pihak terkait dari peristiwa pengintimidasian terhadap orang tak berdaya ini.
Sedang ramai di media sosial tentang di-blacklist-nya Indonesia dalam daftar kandidat tuan rumah Olimpiade oleh…
Tiada hari tanpa netizen mencari keadilan untuk orang-orang yang teraniaya. Kali ini kejadian yang tidak…
Hakim akhirnya bersikukuh menolak permohonan praperadilan dari Direktur Eksekutif Lokataru Foundation, Delpedro Marhaen Rismansyah. Dengan…
Di tengah kehidupan yang menjengahkan, ternyata kita harus percaya bahwa kebaikan itu akan selalu ada.…
Apa manfaat main hujan-hujanan buat anak-anak? Biasanya, sih, biar kena cubit ibunya karena nanti katanya…
Whoosh merupakan salah satu proyek mercusuar di era pemerintahan mantan Presiden RI Joko Widodo. Lebih…