Categories: Inspirasi

4 Anggota TNI yang Rela Berkorban Harta dan Nyawa Demi Masyarakat, Bukti Pengabdian Total

Sampai saat ini, profesi yang sering diidamkan oleh banyak orang adalah menjadi tentara. Apalagi mengingat gaji besar dan status sosial di masyarakat yang dipandang, membuat pekerjaan ini laris manis. Bahkan tidak jarang yang main “nakal” hanya bisa masuk di angkatan.

Tentang profesi tentara, sejatinya menjalani pekerjaan itu bukan melulu soal uang saja. Pasalnya pengabdian sejati pada negara harus jadi prioritas utama. Rupanya hal itu bukan sebuah omong kosong, buktinya beberapa orang ini benar-benar membuktikannya dengan mengorbankan jiwa dan raga. Jadi siapa saja itu? Simak ulasan berikut.

Rela bertaruh nyawa demi menyeberangkan anak sekolah

Mungkin menjadi seorang tentara adalah impian dari sebagian orang. Iming-iming gaji besar dan dana pensiun yang melimpah, menjadi alasan utama mereka daftar di kesatuan. Sah-sah saja sih, namun kalau seperti itu tidak bisa dibilang sebagai prajurit sejati. Seorang prajurit rela mati demi melindungi penduduk Indonesia, jiwa dan raga mereka, dipertaruhkan untuk negara.

TNI menyeberangkan anak [image source]
Kalau hanya ingin uang berlimpah, coba profesi lain saja. Rupanya hal itu pula yang ingin dilakukan oleh Serka Darwis, baginya permasalahan negara adalah permasalahannya juga sebagai prajurit negara. Ya, melihat anak-anak yang harus kesusahan dalam menyeberang sungai untuk sekolah, prajurit ini mulai terketuk hatinya. Apalagi melihat keadaan jembatan yang digunakan, hanya seutas tari tambang terikat. Tak mau hanya diam, Serka Darwish rela berkorban dengan mengantar anak-anak ke sebarang. Resiko terjatuh pasti ada, namun baginya tawa anak-anak Indonesia adalah segalanya.

Menjadi prajurit bukan melulu masalah dunia

Serma Arifin, memilih jalan unik untuk mengabdikan dirinya pada masyarakat. Baginya banyak cara mengabdi tidak hanya mengangkat senjata atau berperang saja. Ya, pria yang bernama Zaenal Arifin rela jika harus dikirim ke sebuah desa hanya untuk mengajar mengaji anak-anak yang ada di sana. Awalnya hal itu adalah sebuah tugas, namun melihat senyuman para santrinya ini, terketuk hati Arifin untuk tetap terus melanjutkannya.

TNI mengajar ngaji [image source]
Selain merupakan sebuah kewajiban negara, mengajar ngaji anak-anak di desa itu juga merupakan ladang amal baginya. Serma Arifin tidak perlu bayaran atas semua itu, melihat anak-anak antusias dalam belajar, itu sudah cukup baginya.

Nyawa melayang demi melindungi masyarakat

Sepertinya tentara yang satu ini menunjukkan bagaimana menjadi seorang tentara sejati. Ya, kisah Pratu Ansar Kurniawan  nampaknya akan dikenang sepanjang masa. Bagaimana tidak, prajurit yang satu ini bahkan rela mengorbankan nyawanya demi masyarakat.

Berkorban demi masyarakat [image source]
Kisah dimulai saat Pratu Ansar Kurniawa, melihat sebuah kejadian perkelahian tejadi. Instingnya untuk menciptakan keadaan tetap stabil memanggilnya untuk mendamaikan kedua pihak. Apalagi melihat masih belum adanya polisi yang datang ke tempat itu. Namun nahas, justru dirinya yang malah jadi korban dari pertikaian tersebut. Dia mungkin telah tiada, namun rasa pratriotismenya akan jadi contoh para prajurit yang lainnya.

Saat keadaan darurat, siap jika harus turun tangan

Masih lekat dengan seragam kebesarannya, Pelda Muhamad Idris menunjukkan jiwa patriotismenya sebagai seorang prajurit. Ya, itu semua bermula saat dirinya mendapati seorang anak yang tenggelam dan digiring oleh arus sungai. Sebagai seorang prajurit Pelda Muhamad Idris tidak mau diam saja melihat hal tersebut.

Totalitas mengabdi [image source]
Tanpa peduli keadaan apa pun, pria ini mecebutkan diri melawan derasnya air sungai. Tak sampai hanya disitu, bahkan pria ini memastikan keselamatan anak itu hingga di rumah sakit. Dia bekerja tidak hanya untuk dipuji namun murni karena panggilan hati nurani.

Memang seperti itulah sejatinya seorang tentara, tidak hanya membela negara dengan mengangkat senjata, namun menolong mereka yang membutuhkan. Pengabdian mereka itu patut diacungi jempol, dan sikap pratriotismenya wajib kita contoh.

Share
Published by
Arief

Recent Posts

Penemuan Rafflesia Hasseltii Berbuntut Panjang, Oxford Dianggap Pelit Apresiasi

Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…

2 days ago

4 Aksi Pejabat Tanggap Bencana Sumatera yang Jadi Sorotan Netizen

Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…

4 days ago

Kisah Pilu Warga Terdampak Bencana Sumatera, Sewa Alat Berat Sendiri untuk Cari Jenazah Ibunya

Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…

7 days ago

Risiko Bencana Tinggi, Anggaran BNPB Kena Efisiensi

Masih teringat dahsyatnya bencana alam di Sumatera bagian Utara. Aceh, Medan, Tapanuli, Sibolga, hingga sebagian…

1 week ago

Insiden Tumblr Hilang di KRL Berujung Pemecatan Karyawan Sana Sini

Jangan remehkan kekuatan tumbler. Tak hanya tahan pecah, hilang dikit, dua-tiga orang bisa kena pecat…

2 weeks ago

Mau Blokir Cloudflare dan Larang Thrifting di Medsos, Komdigi Tuai Kritik

Sedang ramai rakyat lawan penguasa dimana salah satunya terjadi di Indonesia. Entah siapa yang salah,…

2 weeks ago