Setelah sempat menjadi sorotan dunia atas perlakuan pemerintah Cina yang menahan muslim Uighur di kamp-kamp khusus beberapa waktu lalu, negeri tirai bambu itu kembali membuat heboh dengan kebijakannya menghapus logo halal pada restoran di wilayahnya. Dilansir dari News.detik.com, Otoritas di Beijing, ibu kota China dilaporkan telah memerintahkan agar pemilik kedai makanan menghapus logo halal dalam bahasa Arab.
Tak hanya logo, para pegawai di 11 restoran yang menjual produk halal sesuai standar Islam, juga diharuskan menghapus simbol-simbol yang terkait dengan Islam seperti gambar bulan dan bintang. Bahkan, menurut salah seorang manajer restoran seperti yang dikutip dari Reuters menyebutkan, pemerintah Cina menganggap hal tersebut sebagai budaya asing. Apa sebenarnya tujuan penghapusan logo halal tersebut.
Setelah instruksi pemerintah Cina turun, banyak dari restoran maupun kedai makanan yang menempelkan logo halal akhirnya ditutup satu per satu. Dilansir dari News.detik.com, Disebutkan bahwa para pekerja pemerintah dari berbagai kantor menyuruh seorang manajer toko mie di Beijing untuk menutup tulisan “halal” dalam bahasa Arab di papan logo di tokonya.
Salah seorang yang enggan disebutkan namanya mengatakan, bahwa logo tersebut merupakan budaya asing. “Mereka bilang ini budaya asing dan Anda harus menggunakan lebih banyak budaya China,” ujarnya seperti diwartakan oleh Reuters yang dikutip dari News.detik.com. Penghapusan terhadap tulisan bahasa Arab dan gambar-gambar Islam lainnya seperti di atas, bertujuan untuk memastikan agama-agama yang ada sesuai dengan budaya Cina sebagai arus utama.
Tak hanya logo halal, kampanye penyesuaian agama sesuai budaya cina itu juga berimbas pada ranah arsitektur, di mana kubah-kubah bergaya Timur Tengah pada masjid dicabut dan diganti dengan pagoda khas negeri tirai bambu tersebut. Secara resmi, Cina memang mengakui adanya kebebasan beragama di negerinya. Namun demikian, seperti yang dikutip dari CNNindonesia.com menuliskan, pemerintah tetap menggaungkan kampanye agar sistem kepercayaan sejalan dengan ideologi Partai Komunis.
Kampanye penghapusan logo halal, simbol-simbol Arab dan semacamnya, oleh para analis dianggap sebagai bentuk kekhawatiran pemerintah Cina akan perkembangan pengaruh asing, yang dikhawatirkan membuat kelompok keagamaan sulit diatur. “Arab dilihat sebagai bahasa asing dan pengetahuan akan bahasa itu dapat dilihat sebagai sesuatu yang di luar kendali negara,” ujar ahli antropologi dari Universitas Washington, Darren Byler, antropologi dari Universitas Washington, yang dikutip dari CNNindonesia.com.
BACA JUGA: 5 Ketidakadilan Muslim Uighur oleh Pemimpin Negaranya Sendiri
Pencopotan logo halal pada restoran di Cina ini memang telah berjalan. Karena merupakan isu yang sensitif-terutama bagi masyarakat muslim, menyikapi peristiwa tersebut dengan bijaksana adalah salah satu cara terbaik untuk memahami permasalahan yang ada.
Kekuatan rakyat dunia maya memang sangat luar biasa. Seperti angin yang berhembus di celah-celah sempit,…
Ada yang baru dari masyarakat untuk bangsa Indonesia. Setelah sekian lama cuma bisa menggerutu, kini…
Senin, (29/9/2025) menjadi hari yang memilukan bagi keluarga besar Pondok Pesantren Al Khoziny, Desa Buduran,…
Sedang ramai di media sosial dan media massa tentang aksi nekat Biro Pers, Media, dan…
Sudah sembilan bulan berjalan, program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi mega proyek yang penuh tanda…
Nama Glory Lamria kini menjadi sorotan warganet. Paras cantik diaspora yang tinggal di Amerika Serikat…