Hubungan antara Indonesia dan Malaysia memang kerap naik turun, tergantung dengan situasi yang dialami pada saat itu. Meski kerap dikatakan serumpun, ada saja gesekan dari kedua negara ASEAN ini. Mulai dari soal kedaulatan wilayah, persaingan di berbagai bidang, hingga, saling klaim budaya.
Namun, ada sebuah kejadian penting yang membuat Indonesia saat itu benar-benar muak dengan Malaysia. Sebagai negeri yang baru saja merdeka, Sukarno yang kala itu masih menjabat sebagai Presiden Pertama RI menganggap Negeri Jiran tersebut merupakan negara boneka Inggris. Sikap ini pun kelak mempengaruhi posisi Indonesia di dalam PBB.
Sebagai wilayah yang beranggotakan Borneo Utara, Sarawak, dan Singapura, pembentukan Malaysia yang kala itu bernama Federasi Malaya sedari awal telah ditentang oleh Sukarno. Sayang, hal tersebut tetap berjalan hingga Malaysia resmi berdiri sebagai negara berdaulat pada September 1963.
Indonesia sendiri tak bisa berbuat banyak lantaran pendirian tersebut terjadi di bawah restu kerajaan Inggris. Sukarno yang murka, mengancam akan mengambil tindakan tegas. Terlebih, adanya rencana memasukkan Negeri Jiran itu sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan (DK) PBB. Mau tidak mau, Sukarno harus mengambil sikap.
Ada beberapa alasan mengapa Sukarno begitu murka dengan berdirinya Malaysia. Dilansir dari Tirto.id, Bung Besar menilai bahwa pembentukan negara tersebut tak lebih dari taktik Inggris sebagai upaya melanjutkan kolonialisme gaya baru. Bahkan dengan terang-terangan, Sukarno melabeli Malaysia sebagai negara ‘boneka’.
Hal inilah yang kemudian sempat memunculkan konfrontasi dengan Malaysia, di mana pasukan Indonesia disiapkan untuk bertempur dengan negara bentukan Inggris tersebut. Seruan Ganyang Malaysia pun menggelora di seantero Indonesia. “Malaysia adalah bahaja, membahajai, membahajakan Revolusi Indonesia. Karena itu maka kita serempak seia-sekata, Malaysia harus kita ganjang habis-habisan”, ujar Sukarno dalam pidatonya di Istana Negara pada 28 April 1964.
Upaya Sukarno lewat Ganyang Malaysia rupa-rupanya tak membuahkan hasil. Pada 1965, Malaysia benar-benar diangkat secara resmi sebagai anggota tidak tetap DK PBB. Bung besar pun marah semarah-marahnya. Buntut dari peristiwa itu, Sukarno kemudian memutuskan Indonesia keluar dari keanggotaan PBB.
Dilansir dari Tirto.id, U Thant yang kala itu menjabat sebagai Sekjen PBB ke-3, sempat menghubungi Sukarno atas keputusannya yang membuat Indonesia keluar sebagai anggota PBB. Sayang, upaya diplomat asal Myanmar tersebut tak mampu meredakan amarah Sukarno yang kadung memuncak. Ya, semuanya terjadi gara-gara Malaysia pada saat itu.
BACA JUGA: 5 Dosa Malaysia yang Ternyata Bikin Geram Negara Lain Selain Indonesia
Seiring melemahnya kekuasaan Sukarno sebagai Presiden setelah peristiwa G30S/PKI meletus, Indonesia perlahan membuka diri terhadap dunia luar dan melonggarkan kebijakan Sukarno. Saat Soeharto naik menjadi RI-2, Indonesia kembali menjadi anggota PBB dan secara perlahan menormalisasi hubungan bilateral dengan Malaysia.
Jakarta banjir, sudah menjadi “acara” tahunan yang membuat banyak warga menjadi lebih “santuy” saat menghadapinya.…
Siapa sangka sebuah pijatan yang bisa merelaksasi dan menyembuhkan penyakit pada orang dewasa, bisa berujung…
Nama selebgram Chandrika Chika terseret pada kasus penyalahgunaan narkoba yang baru-baru ini terungkap. Tidak sendirian,…
Mendapat tunjangan hari raya (THR) dari perusahaan atau tempat kita bekerja, memang sudah biasa. THR…
Kabar duka datang dari keluarga besar Stand Up Comedy Indonesia. Priya Prayoga Pratama atau lebih…
Kecelakaan maut terjadi di Tol Jakarta-Cikampek, Karawang, Jawa Barat, tepatnya pada Km 58, pada hari…