Sejak jaman Nusantara, negeri ini memang terkenal kaya akan berbagai sumber daya alam yang tak ada di negara lain. Inilah yang membuat penjajah kita berbondong-bondong berlayar menuju kepulauan. Mereka datang bukan hanya melakukan transaksi jual beli, namun menguras habis sumber daya kita untuk dijual murah ke negara mereka. Selain Indonesia, negara-negara tetangga juga mengalami hal yang sama, misalnya India dan Malaysia. Mereka harus menyerah pada penjajah yang merampok kekayaan negara mereka.
Portugis adalah negara barat pertama yang melakukan eskpedisi ke Asia. Mereka menaklukkan kerajaan-kerajaan di sana dan merampok kekayaan negara-negara tersebut. Bukan hanya kekayaan sumber daya alam, namun juga harta milik raja yang bernilai tinggi. Harta tersebut diangkut dalam kapal-kapal menuju Eropa lalu dijual sehingga mereka mendapat keuntungan melimpah-limpah.
Keserakahan memang tidak akan berakhir baik. Kapal Flor de la Mar adalah salah satu kapal pengangkut harta rampasan yang tenggelam setelah menaklukkan Kesultanan Malaka. Mungkin kapal ini adalah dengan harta rampasan terbesar yang tenggelam dan belum ditemukan hingga saat ini.
Flor de la Mar yang secara harfiah berarti bunga lautan dibuat pada tahun 1502 di Lisbon. Saat itu, kapal berbobot 400 ton ini adalah kapal terbaik yang pernah ada. Kapal itu pertama kali berlayar dari Portugis menuju India dipimpin oleh Estevao de Gama, sepupu Vasco de Gama.
Awalnya Flor de la Mar memang digunakan untuk perdagangan, namun kemudian fungsinya pun bertambah sebagai kapal perang. Pada tahun 1507, kapal ini pernah mengantar pasukan Portugis saat mereka menaklukkan Ormuz, sebuah pulau di Teluk Persia. Kapal ini juga terlibat dalam perang Diu, yaitu pertempuran antara Portugis dengan Kesultanan Gujarat, Mesir, dan Kalkuta. Flor de la Mar juga merupakan saksi dari penaklukan kerajaan Goa, India di tahun 1510.
Selama sembilan tahun, Flor de la Mar menjadi armada yang mengangkut pasukan Portugis dan harta rampasan dari Teluk Persia hingga Malaka. Itu adalah masa-masa kejayaan Portugis yang menginspirasi negara lain untuk melakukan ekspedisi di Asia.
Mungkin sembilan tahun sudah cukup bagi Flor de la Mar untuk menjadi legenda. Sebelum sempat mengantar harta rampasan menuju ke negara asalnya, Flor de la Mar karam di Selat Malaka. Tidak ada yang tahu pasti harta apa saja yang diangkut kapal itu. Namun mengingat kekayaan Kesultanan Malaka, perabotan berlapis emas dan berton-ton berlian sudah pasti ada di sana.
Para pencari harta karun telah menyusuri Selat Malaka untuk mencari bangkai Flor de la Mar. Hingga kini tidak ditemukan tanda-tanda adanya harta karun di dasar laut. Tapi itu tidak membuat mereka berhenti mencari. Masih banyak yang percaya bahwa Flor de la Mar dan harta yang diangkutnya berada di lautan Sumatera.
Pencarian kapal Flor de la Mar ini membuat kementerian kelautan memperketat keamanan laut Indonesia. Jangan sampai negara lain merusak laut Indonesia demi menemukan harta karun yang belum tentu ada itu. Namun seandainya kapal tersebut ditemukan, kementerian kelautan belum tentu mengijinkan pengangkatan kapal tersebut. Pengangkatan kapal hanya diperbolehkan jika tujuannya untuk penelitian.
Namanya juga penipu. Akan selalu ada cara untuk membuat korbannya tidak berkutik demi merampas harta…
Sunmori atau Sunday Morning Ride adalah salah satu hobi masyarakat Indonesia. Para pemilik kendaraan roda…
Makan Bergizi Gratis (MBG) nampaknya harus secepatnya melakukan penyempurnaan. Pasalnya, masih banyak ditemui beragam kasus…
Paus Fransiskus tutup usia pada hari Senin 21 April 2025. Berita yang cukup mengagetkan mengingat…
Sudah bukan rahasianya Donald Trump saja, seluruh dunia juga tahu kalau umat manusia sedang terancam…
Kasus pelecehan pasien yang melibatkan dokter saat ini marak menjadi buah bibir masyarakat. Kejadiannya nyaris…