Bawa bungkus pembalut [image source]
Berbicara mengenai perlengkapan sekolah, tentu saja ada beberapa benda penting yang harus disediakan. Mulai dari seragam, tas sekolah, buku pelajaran, sampai alat tulis beserta tempat pensilnya. Tapi tak jarang juga ada beberapa siswa yang tidak dapat memenuhi perlengkapan sekolah dikarenakan faktor keluarga terbentur masalah ekonomi. Seperti berita yang baru-baru ini beredar tentang anak-anak di pelosok Indonesia yang semua tak memiliki tas sekolah. Miris memang, tapi apa mau di kata, mereka harus tetap bersekolah meski tanpa perlengkapan penting tersebut.
Ternyata permasalahan tidak lengkapnya peralatan sekolah itu tak hanya dialami oleh siswa-siswi di Indonesia saja. Belum lama ini pengguna sosial media dikejutkan dengan berita tentang cuitan seorang guru yang menuliskan tentang siswinya tak sanggup membeli kotak pensil.
Kejadian bermula saat seorang guru akan memulai pelajaran dan semua siswa satu per satu mengeluarkan perlengkapannya dari tas. Betapa terkejutnya guru tersebut ketika mengetahui salah satu muridnya malah mengeluarkan bungkus pembalut. Pasalnya yang dia ajar kali ini adalah murid-murid sekolah dasar di mana pembalut bukan hal lumrah untuk dibawa.
Seperti yang sudah disebutkan bahwa kejadian itu sebelumnya ditulis sang guru di akun twitternya. Melihat keadaan siswi tersebut yang dianggap menyedihkan, kemudian banyak masyarakat yang merasa iba dan menawarkan bantuan. Akun sang guru, @syafaatnasir, kembali bercerita bahwa selepas ceritanya tersebar di media sosial ada banyak orang yang menawarkan bantuan untuk murid itu.
Syafaat memang sengaja tidak menerima bantuan dari orang-orang yang sudah menghubunginya karena merasa hal tersebut bisa ditangani oleh sekolah. Benar saja, beberapa waktu kemudian dia mengunggah foto di sosial media yang menyatakan siswi tersebut sudah mendapat kotak pensil baru dari sekolah.
Kalau dipikir-pikir berapa sih harga kotak pensil? Pasti tidak lebih mahal dari uang sekolah kan? Itulah yang membuat banyak orang merasa miris saat tahu ada siswa tak mampu memilikinya. Apalagi pengganti kotak pensil si murid adalah bungkus pembalut di mana banyak dianggap sebagai barang yang kurang pantas bila harus diperlihatkan di depan umum. Wajar saja bila kemudian orang-orang berbondong-bondong ingin membantu sang gadis. Kisah ini tentu saja membuat kita paham ternyata bukan hal yang mudah bagi kebanyakan orang untuk menyediakan perlengkapan sekolah. Namun tentunya hal tersebut jangan sampai membuat motivasi sang anak menurun karena bagaimana pun juga sekolah tetap penting untuk dilanjutkan, meski tanpa kotak pensil bahkan seragam sekalipun.
Sedang ramai dibicarakan oleh masyarakat Negeri Tirai Bambu, China, seorang pria yang ditangkap gara-gara menyamar…
Bagi aktor kelas dunia, Bruce Willis, dunia terus berputar dan waktu akan terus berjalan. Umur…
Di balik fenomena dan polemik Sound Horeg yang menggemakan Indonesia, muncul sosok yang kini ramai…
Babak baru perjuangan Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong dalam menghadapi putusan majelis hakim dalam…
Di media sosialnya setiap minggu selalu pamer mampu lari 5 kilometer, tapi saat di kantor…
Satuan Pemadam Kebakaran (Damkar) bagaikan pelita di dalam kegelapan. Selalu yang terdepan dalam mendengarkan dan…