Selain berkiprah di bidang Politik, sosok jusuf Kalla sejatinya lebih dikenal sebagai seorang pengusaha sukses di Makkasar. Hal ini dimulai dari kerja keras Haji Kalla dan Hajjah Athirah Kalla yang memulainya dari sebuah perusahaan tekstil di Kota Watampone, Sulawesi Selatan. Dilansir dari kallagroup.co.id, bisnis yang mereka rintis kemudian berkembang hingga merambah ke wilayah Makkasar. Kesuksesan ini dilanjutkan dengan pendirian NV (Namlozee Venonchap) Hadji Kalla Trading Company.
Jusuf Kalla pun akhirnya diserahi tugas untuk melanjutkan bisnis keluarga tersebut. Di tangannya, NV Hadji Kalla mulai mengembangkan sayap bisnisnya di berbagi sektor. Selain perdagangan dan logistik, perusahaan keluarga itu juga menekuni usaha otomotif sebagai importir mobil merek Toyota. Sejak saat itulah, Jusuf Kalla pun mulai dikenal sebagai salah satu pebisnis ulung di Indonesia.
Setelah berhasil menjadi importir mobil Jepang di Indonesia, NV Hadji Kalla mulai melirik bisnis mesin traktor pertanian yang bertindak sebagai agen resmi di Indonesia. Pada 1980, Jusuf Kalla mulai serius menekuni bisnis otomotif dengan mendirikan PT Makassar Raya Motor yang menjadi dealer bagi merk mobil Daihatsu dan dealer truk Nissan Diesel.
Pada era 1990-an, Perusahaan dengan cepat merambah ke sektor pembangunan infrastrukur. Maka, berdirilah PT Bumi Sarana Utama yang fokus terhadap penjualan aspal curah. Di sektor properti, usaha yang kini dikenal sebagai Kalla Group tersebut mendirikan PT Baruga Asrinusa Development.
Dilansir dari finance.detik.com, Jusuf Kalla mengumumkan harta kekayaanya di Komisi Pemilihan Umum dan dihitung pada tanggal 19 Mei 2014. Dengan total kekayaan mencapai Rp 465.610.495.057, sumber uang tersebut terdiri dari harta tidak bergerak sebanyak 51 bidang dengan nilai Rp 121.817.192.000,harta bergerak 4 unit dengan nilai Rp 525 juta dan Rp 538.300.000.
Sukses menjadi seorang pengusaha, Jusuf Kalla pun mencoba berkiprah di dunia politik. Ia pun akhirnya berhasil menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar periode 2004-2009. Sosok kelahiran Wattampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, 15 Mei 1942 itu, merupakan lulusan Fakultas Ekonomi, Universitas Hasanuddin, Makassar tahun 1967 dan The European Institute of Business Administration Fountainebleu, Prancis pada 1977.
Dilansir dari tribunews.com, Jusuf Kalla banyak memberikan sumbangsihnya selama menjabat sebagai tokoh politik. Seperti menjadi juru damai pada kerusuhan Ambon dan konflik di Poso, Sulawesi Tengah (2002), yang ditandai dengan perjanjian Malino I dan II.
Tak hanya sukses di bidang perniagaan, Jusuf Kalla juga membuktikan dirinya berhasil berkiprah di panggung politik Indonesia. Rahasianya? Dilansir dari tribunnews.com, Jusuf Kalla ternyata rajin bersedekah dan tak segan untuk praktik langsung di lapangan. Sebuah cara sederhana yang patut kita tiru dalam menjalani kehidupan. Hebat ya Sahabat Boombastis!
Sedang ramai di Indonesia mengenai kasus korupsi yang menyeret nama Ira Puspadewi. Ia adalah mantan…
Di tengah gejolak politik terus menerus yang dipicu oleh presidennya, Amerika Serikat memberi kejutan baru…
Baru di Indonesia, ketika teror mengguncang sebuah institusi pendidikan. Di tengah-tengah pelaksanaan salat Jumat (7/11/2025)…
Ada yang terbang sampai lupa pulang. Seperti itulah harga emas akhir-akhir ini. Terus melambung tinggi…
Kabar gembira untuk warga Arab Saudi, atau mungkin Warga Negara Indonesia yang bermukim di sana.…
Sedang ramai di media sosial tentang di-blacklist-nya Indonesia dalam daftar kandidat tuan rumah Olimpiade oleh…